Hari minggu,
jika harus diam sendiri di rumah kost tentu itu bagaikan engkau dipenjara di
Banceuy selama 10 tahun. Tak ada rencana apapun dan kemanapun hari ini. Jadinya
hari akan berjalan tanpa arah dan tujuan sama sekali. Tentu aku tak mau itu
terjadi di hari berlibur ini.
Sebelum
semuanya terlanjur menjadi senen, dan harga-harga menjadi naik, (kayak iklan
jual apartemen aja ya...! ) maka akupun memutuskan untuk menghabiskan hari
diluar sana. Ya ke Ciwidey Indah.
Maka hal
pertama adalah, sarapan pagi. Kupat tahu menjadi jugjugan kali ini. Kupat tahu
langgananku bila hari sudah menjadi Ahad. Kembali aku kembali padanya, untuk
kupat dan untuk tahu dan segelas dua gelas teh tawar yang masih hangat.
Sedaap.....!
Makan sudah,
minum sudah. Waktunya untuk cabut menembus jalanan ibukota. Ibukota Parisj van
Java yang lengang diminggu pagi ini, menyusuri jalan Pejuang 45, jalan BKR dan
kemudian ke Tegallega dan hingga ke Leuwi Panjang dan Kopo. Jalanan kota yang
baik buat memansakan ban sebelum race antara Soreang-Ciwidey dan Ciwidey-Patenggang.
Ban sudah
terasa panas dan cukup stabil untuk menikung, maka jalanan Bandung-Soreang pun di tempuh dengan lebih bertenaga. Ini akan
menjadi persiapan sebelum menemukan jalan berkelok di Ciwidey nanti.
Jalanan ke
Ciwidey ini memang sangat pas terasa untuk sedikit memelintir motor melalui
jalanan yang naik sedikit dan kemudian turun sedikit, itu seperti sirkuit
philips island di Australia.
Enak rasanya
ketika tubuh muncul dan tenggelam dalam jalanan yang berbukit dan berkelok itu.
Tak perlulah ada sirkuit permanen, karena ini pun sudah lebih dari indah dan
menyenangkan buat motorku.
Bukan tak
perlu sih, tapi kalau terlalu berharap hanya akan menyakitkan bila tak pernah
terwujud, sambil hati mah berharap agar di Bandung Raya ini segera ada dibangun
sirkuit yang bertaraf internasional agar kita bisa menyalurkan hoby bermotor.
Tidak dijalanan lagi yang memang cukup rentan bahaya.
Semoga ada
Gubernur, bupati atau walikota yang membaca tulisan ini ya...?.dan segera
membangunkan sirkuit buat kita semua.
Sudah
berulang kali meliwati jalanan Ciwidey ini, tetap saja membuat kita merasa
senang dan puas akan ritme jalanannya. Menaik, menukik, membelok dan ah
udaranya itu terasa sangat segar dan menyegarkan saja.
Mana mungkin
aku kan merasa bosan membawa motor kesayangan ke Ciwidey Patenggan ini.
sensasinya itu ruarr biasa.
Ini adalah
alternatif yang sama seperti apabila kita menyusuri jalanan menuju Pangalengan.
Kalau ke Pangalengan lebih merupakan tikungan yang enak dan pass di ban,
sementara ke Patenggan jalanan lebih seperti untuk melintir dan naik turun
dengan seakan motor melayang-layang diudara.
Dua jalanan
yang enak buat menyalurkan hoby. Sesungguhnya ada lagi jalur yang cukup enak
yaitu ke Lembang, hanya saja kesana itu akan sulit mendapati jalanan yang
kosong karena macetnya sepanjang hari dan setiap hari, terkecuali menuju tengah
malam saja. Dan kalau pun harus dibandingkan tetap saja jalur ke Pangalengan
adalah Juaranya dan ke Patenggan ini adalah juara keduanya.
Semua
jalanan menuju dan dari Bandung sesungguhnya enak untuk motoris, tetapi selain
kedua jalan yang diatas, maka semuanya itu terlalu bumpy, gak rata dan juga
macetnya bukan isapan jempol.
Ya sudah,
jika kita ingin menikmati jalanan maka ke Pangalengan atau ke Ciwideylah
jalurnya. Ke Ciwidey pun menjadi tujuanku kali ini.
Kalau punya
uang sebenarnya kita bisa berpoya-poya disana. Berendam air panas, makan jagung
bakar dan kemudian memetik strowberry dua kilo atau tiga. Cukup membuat kantong
akan sedikit kempis lagi...he he he...
Tapi ke
Ciwidey tanpa bakar Jagung adalah bagai sayur tanpa uyah....hambar...!, kalau
makan sendiri masihlah cukup enak tapi kalau berendam sendiri nanti dibilangnya
orang atau anak hilang.
Ya sudah
bakar jagung dan kopi susu sudah cukup untuk membuatmu lebih perkasa lagi.
Lebih bersemangat lagi dan lebih membuatmu fresh untuk esok. Kalau masih lapar
bisa tambah lagi atau bisa tambah gorengan hangat dan juga sekali-kali makan
mie rebus kan gak salah juga...!.
Satu hal
lainnya yang akan membuatmu senang dan segar adalah cuacanya dan juga embunnya
dan juga kabutnya. Semua itu dijamin tak kau temukan di alun-alun Bandung
apalagi di pojok kamar tidurmu.
Disinipun
kita bisa bercengkrama dengan pemilik warung, ngobrol ngaler ngidul untuk
membuat kita menjadi manusia bermasyarakat dan bersosial. Selalulah kita harus
ingat, jangan buang sampah sembarangan. Jauhi narkoba, miras dan yang lainnya.
Kembali ke
Bang haji Roma.
Eh ke
Ciwidey Rancaupas.
Banyak hal
bisa kita lewati disini, mau berselfie juga bisa, mau dipotoin orang juga gak
masalah.
Kalau kita
baik, tentu orang juga dengan senang hati bisa membantu memfotokan kita. Kan
lumayan, menambah keakraban dengan orang yang belum kita kenal. Itu semua ah
biasa saja, bukan perkara hebat, bukan pula perkara besar.
Kita manusia
akan saling membutuhkan untuk saling sapa dll. Begitupun kalau kamu mau bantuan
orang maka, jadilah manusia yang tak menaruh curiga dan juga kebencian.
Semua akan
baik-baik saja, ini adalah persoalan kehidupan kita sehari-hari. Itu seperti
malu bertanya sesat dijalan.
Ciwidey ini
memang tak pernah habis, apalagi jika kita masuk lebih dalam menyusuri
kebun-kebun teh dan juga perkampungan yang ada. Dijamin akan banyak spot baru
yang tak bisa didapat jika dibandingkan dengan apabila hanya melihat Ciwidey
dari sampulnya saja.
Masuklah ke
jalan-jalan berbatu dan selusuri kemana ia menuju, di dalam sana akan ada titik
pemandangan dari hamparan perkebunan yang tentu berbeda jika hanya kita
melihatnya dari sisi jalan raya semata. Hal yang tentu membuat kita akan
menjadi bertambah takjub akan keindahan alam Ciwidey ini.
Dan jauh
lebih lagi agar kita bisa mentafakuri ciptaan Allah SWT yang Maha Kuasa dan
Maha Pencipta. Sehingga kita bisa lebih mengingatNya dan bisa merasakan
kebesaranNya.
Jadi setelah
berlama-lama dalam suasana baru yang berbeda dari aktivitas keseharian, itu
akan cukup membantu kita untuk membuat variasi dan cakupan pendengaran,
penglihatan dll. Sehingga itu membantu kita tetap bisa menikmati kehidupan ini,
dan mensyukurinya.
Maka kalian
berjalan lah dimuka bumi ini untuk melihat kebesaran dan ciptaan Allah SWT. Itu
saya kira menjadi salah satu dalil.
Selain itu
agar kita tidak menjadi “kurung batokkeun”. Dan lebih dari itu agar kita punya
cara pandang yang lebih terbuka dan luas karena luasnya jangkauan pengalaman
yang pernah kita jalani.
Selebihnya
adalah juga membantu urat-urat saraf kita menjadi kembali longgar, hilang
ketegangan dan beban pekerjaan atau beban kehidupan kita. Itu dari sisi
psikologisnya. Sekali-kali tamasya tentu tak masalah, asal jangan membawa
mudhorot saja.
Di
tengah-tengah perkebunan teh ini, mungkin akan menjadi pentrigle kita atau
pemantik imajinasi dan kreatifitas kita sehingga tidak mustahil menjadikan kita
punya banyak ide dan pandangan baru yang bisa membantu dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Kalau kamu
suka melukis misalnya, atau kamu suka membuat catatan perjalanan atau membuat
sebuah cerita tentu ini akan menjadi salah satu sumber inspirasi.
Dan
sesungguhnya jika kita mau, disini pun karena suasananya hening dan tenang itu
akan bisa membuatmu sedikit berdzikir dan menyebut asma Allah.
Dan dengan
berdzikirlah maka ketentraman dan ketenangan yang sejati itu sesungguhnya akan
kita dapati. Dan melihat ayat-ayat kekuasaan Allah SWT juga merupakan salah
satu bentuk dari dzikir asal kita menjadikannya mengingat kepada Allah SWT, dan
melihat betapa kecilnya diri kita dibanding alam lainnya yang Allah ciptakan
ini.
Sehingga
mudah-mudahan akan membuang sifat takabur dan angkuh yang ada dalam diri kita,
kita buang jauh-jauh.
Tetapi
segala sesuatu itu memang tak boleh berlebih-lebihan, walaupun kita makan
makanan yang halal kalau berlebihan itu menjadi haram. Begitupun dalam hal
lainnya, berkata, berucap, bersikap dll tidak boleh berlebih-lebihan. Tahan
nafsu dan ego kita, jadilah manusia nu handap asor, teu arogan dan berjiwa
ramah, hade ka semah, hade ka baraya, hade ka tatangga.
Meni beurat
saleresna mah, tapi kita harus selalu berusaha sekuat tenaga, semaksimal yang
kita bisa dengan tekad dan perjuangan tentunya.
Kembali ke
Ciwidey Walini dsk.
Ciwidey Walini
Rancaupas adalah tempat yang nyaman dan dengan udara cukup bersih karena masih
terdapat banyak pepohonan yang mengandung oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh
kita agar tetap sehat dan berimbang.
Selain itu
masih banyak juga burung-burung yang terbang bebas, berkicau silih bersahutan.
Terdengar dan terlihat oleh mata kita betapa bahagianya mereka dalam
kehidupannya yang mereka tidak risau oleh nasibnya hari ini.
Mereka tak
pernah mengeluh tak pernah takut akan kelaparan, tak pernah jengah oleh kehidupannya
yang serba apa adanya, itu adalah pelajaran buat kita.
Sesungguhnya
setiap apa yang melata dibumi sekalipun mereka semua sudah di takdirkan dengan
rizki yang Allah sediakan. Berangkat dipagi hari, pulang ke sarang perut mereka
menjadi kenyang.
Kita pun
sama, bertebaranlah dimuka bumi untuk mencari karunia dari rahmat dan rizki
yang Allah persiapkan untuk kita masing-masing. Namun terkadang kita kurang
yakin akan rizki yang sudah Allah persiapkan untuk kita semua, padahal nyatanya
selama inipun walaupun kita bodoh walaupun kita tak sungguh-sungguh mendekat
kepadaNya, tetap saja kita mendapatkan rizki kita.
Apalagi jika
kita berusaha lebih keras untuk mendekat kepadaNya dan juga mau berusaha menjauhi
segala laranganNya. Maka Allah berjanji akan memberi kita rizki dari arah yang
tidak kita sangka.
Tetapi
memang usaha kita untuk mendekat kepada Allah SWT itu tidak lah mudah, karena
itu perlu perjuangan dan kesungguhan kita dengan sepenuh jiwa dan raga. Itulah
tantangan kita dan juga ujian apakah kita punya cukup iman atau malah kita
menjauhi keimanan.
Semoga saja
kita mendapat taufik dan hidayah yang membuat kita mau bergerak untuk semakin
mendekat kepada sang Pencipta kita, Allah SWT.
Dan semoga Allah
juga menghilangkan rasa lemah dan malas dalam diri kita sehingga kita menjadi
manusia antusias dan manusia bersemangat dengan dibekali keyakinan dan keimanan
yang kokoh kepada Allah SWT. Amin.
Demikianlah
perjalanan ke Ciwidey kali ini, semoga diambil hal baiknya dan dibuang hal
buruknya.
Tetap jaga
kelestarian alam. Agar mereka lestari, kitapun bestari.
Wassalam....!
Note :
sebaiknya perbanyak tafakur saja. dan banyak istighfar...agar hati
kita menjadi lembut. dan terbuka akan nasihat dan kebenaran. itu saran dari
saya sih. dan juga perbanyak lagi silaturahmi kepada alim ulama yang mereka itu
sedikit ketawanya, banyak menangisnya. dan dengarkan tausiyah atau dakwah
mereka. jangan hanya mendengar orang yang sukanya menyebar kebencian,
menjelekkan orang dan menuduh orang bid'ah padahal boleh jadi mereka sendiri yang
bid'ah. juga jauhi permusuhan kepada tetangga semua walaupun kafir dan kaum
muslimin. itu akan membuat kita menjadi muslim sejati.
1 Komentar
Dzikir-Fikir-Ikhtiar
BalasHapus