Bahayanya Silent Treatment

 16 Apr 2020|Dina Rahmawati

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Mendiamkan pasangan bisa membuatnya frustasi
Dalam suatu hubungan, pertengkaran menjadi hal yang umum terjadi. Entah itu karena perbedaan pendapat, cemburu, kurang komunikasi atau bahkan perselingkuhan. Sebagian orang pun memilih melakukan silent treatment agar pertengkaran tidak terus berlanjut. Akan tetapi, metode ini juga bisa membuat hubungan menjadi renggang dan berpisah.

Apa itu silent treatment?

Silent treatment adalah suatu sikap di mana Anda mendiamkan atau mengabaikan seseorang dengan menolak berbicara. Ini biasanya terjadi ketika Anda merasa marah, frustasi, atau terlalu kewalahan dalam menghadapi suatu masalah. Terkadang, diam menjadi pilihan yang terbaik agar Anda tidak mengatakan hal-hal yang akan disesali nantinya. Padahal salah satu kunci hubungan yang baik adalah keterbukaan, di mana Anda bisa saling mengutarakan apa yang dipikirkan atau dirasakan.Perlu diingat bahwa silent treatment berbeda dengan menunda pembicaraan. Ketika menunda pembicaraan, Anda hanya memerlukan waktu sementara untuk saling menenangkan diri dan akan membahas permasalahan yang ada jika sudah tenang. Sementara silent treatment, menolak membahas masalah yang ada baik sekarang maupun nanti.Karena tidak ada pembicaraan apa pun, maka tidak ada pula peluang bagi Anda dan pasangan untuk saling memahami atau berkompromi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Masalah yang dibiarkan terus berlarut ini dapat “menggerogoti” hubungan, dan lama-kelamaan menyebabkan perpisahan.

Silent treatment dapat menjadi kekerasan emosional

Silent treatment juga dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan emosional. Sebagian orang menggunakannya sebagai alat untuk mengontrol seseorang atau menciptakan jarak emosional. Hal ini juga digunakan untuk menghindari tanggungjawab atau mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Orang yang menggunakan silent treatment sebagai suatu kontrol dalam hubungan akan:
  • Bersikap dingin selama berhari-hari atau berminggu-minggu
  • Menolak berbicara, melakukan kontak mata, menjawab panggilan, atau membalas pesan dari pasangan
  • Melakukan silent treatment ketika suatu hal tidak sesuai dengan keinginan Anda
  • Menghukum pasangan dengan silent treatment ketika ia membuat Anda kesal
  • Tidak mau menanggapi apa yang dijelaskan oleh pasangan
  • Menekan pasangan untuk meminta maaf atau menyerah agar Anda mau berbicara lagi padanya
  • Terus mengabaikan pasangan hingga ia merendahkan diri dan memohon pada Anda
  • Menggunakan kemarahan dan permusuhan untuk membuat pasangan diam
  • Menjadikan silent treatment sebagai cara utama untuk menangani konflik
Orang yang melakukan silent treatment ini akan merasa kuat dan mempunyai kendali penuh. Sementara, orang yang menerimanya merasa bingung dan takut hubungan berakhir. Selanjutnya, komunikasi pun akan terfokus untuk membuat Anda kembali biasa saja, bukan untuk menyelesaikan masalah. Jika ini terjadi secara berulang kali, maka bisa menciptakan hubungan yang toxicdan abusive. Penelitian menunjukkan bahwa sering diabaikan dapat membuat pasangan merasa tidak berharga, tidak dicintai, terluka, bingung, tidak penting, dan mengurangi rasa memiliki. Bahkan hal tersebut juga dapat berkontribusi terhadap depresi dan kecemasan.Sementara, penelitian lain menyatakan bahwa pasangan yang terlibat dalam pola ini merasa lebih tidak puas dengan hubungannya, memiliki keintiman yang kurang, dan komunikasi yang lebih buruk. Hubungan yang melibatkan pola perilaku ini juga lebih banyak dipenuhi kecemasan dan cenderung menyakiti.

Cara menghentikan kebiasaan silent treatment 

Ketika pasangan telah lelah menghadapi Anda yang kerap melakukan silent treatment, maka ia bisa meninggalkan Anda begitu saja. Perpisahan yang menyakitkan pun tak bisa dihindari lagi. Oleh sebab itu, sebelum terlambat ketahui cara menghentikan kebiasaan silent treatment berikut ini:

1. Meningkatkan komunikasi yang baik

Ketika berada dalam waktu yang tepat, Anda dan pasangan dapat mendiskusikan cara meningkatkan komunikasi yang baik di antara kalian berdua. Komunikasi menjadi kunci utama sebuah hubungan berjalan dengan lancar. Memiliki komunikasi yang baik mencegah Anda dan pasangan terjebak dalam silent treatment.

2. Saling terbuka mengenai perasaan

Usahakan untuk saling terbuka mengenai perasaan Anda dengan pasangan. Bicarakan apa yang membuat Anda kesal, marah atau kecewa, namun jangan sampai emosi yang berlebihan memengaruhi Anda. Katakan dengan jujur dan jelas agar pasangan Anda mengerti karena ia akan kebingungan jika Anda hanya diam.

3. Mengikuti konseling

Jika Anda merasa silent treatment yang Anda atau pasangan Anda lakukan telah menjadi kekerasan emosional, maka Anda dapat meminta bantuan psikolog. Mengikuti konseling psikologi dapat membantu Anda dan pasangan mencari solusi atas permasalahan yang dialami.Silent treatment yang dilakukan secara berulang atau untuk waktu yang lama hanya akan membuat hubungan menjadi kacau. Jadi, akan lebih baik jika Anda dan pasangan menyelesaikan konflik dengan obrolan yang jelas menggunakan kepala dingin pada waktu yang tepat.

***Copas dari SehatQ

Posting Komentar

0 Komentar