Cisumdawu Tol Terlama (tulisan kedua)

Cisumdawu, Tol terlama yang Indonesia punya.

Sudah di mulai sejak tahun 2012 lalu, kini 2020 belum juga beres. Padahal panjang tol itu hanya 60 km saja kok.

Apa kurang niat..?

Apa kurang perhatian...?

Atau karena apa...?


Kali ini, aku masih penasaran untuk kembali melihat prmbangunannya.

Dulu, orang bilang pekerjaan tersulitnya adalah pembuatan terowongannya. Bila terowongan selesai maka segmen lainnya sih gampang, katanya.

Tapi terowongan itu sudah setahun selesai, tapi yang lain-lainnya malah belum.

Seperti kuburan jadinya. Tol belum dipakai tapi sudah terlihat usang dimana-mana, rumput liar dll membuat seperti proyek yang mangkrak.

Mungkin akan lebih baik jika disepanjang sisi tol ini mulai ditanami pepohonan supaya terlihat hijau, segar dan adem. Batasi kecepatannya, antara 60-80 km/jam biar itu tdk berbahaya jika ada ranting yg patah dll.

Setelah kulihat, secara turun langsung ke lokasi proyek, ke bawah...rupanya bukit yang sedang dipapas itu masihlah terlalu banyak lagi. Itu adalah seperti memindahkan bukit-bukit. 

Puluhan atau ratusan truk 10 roda, fuso, dumtruck...merayap seperti sekumpulan semut yang mereka sedang mengangkut dedaunan di tengah hutan. Tak henti-hentinya beriringan hilir mudik...mengangkuti tanah-tanah itu.

Tapi bukit itu masih gagah berdiri di jalurnya. 

Terlihat dalam sekali galian bebukitan disini...entah berapa juta kubik tanah yg harus di gali.

Rentan.

Rentan terjadi longsoran, karena penggalian disini terlalu tinggi, terlalu dalam.

Sangat curam...

Sangat curam

SANGAT C.U.R.A.M

ada 10 dan 12 step yang di tempat lain paling 3 atau maksimal 4 step gawir. Inj 10 dan 12 step. Setiap step 3 meter. 3×12=36 meteran tingginya.

Itu seperti gedung 10 atau 12 lantai.

Tinggi sekali, CURAM sekali. Ngeri jika tebing itu longsor niscaya mengubur kendaraan yang lewat jalan ini.

Kenapa tidak bisa di buat terowongan saja lagi. Apakah teknologi terowongan itu lebih sulit dari teknologi pesawat terbang...?!

Atau lebih rumit dibanding buat teknologi nano...?.

Eropa sudah puluhan tahun bisa bangun tetowongan bawah laut kok..?!

Please lah...harusnya bangsa ini bisa lebih menghargai kelestarian alam. Bukit itu, srlagi bisa dibuat terowongan, janganlah di bongkar seperti itu. Dan buktinya, pembangunan terowongan lebih cepat kok...?. Harusnya lebih dipilih buat terowongan dibandingkan dikeruk demikian ini. Sedih...!!.

Terlalu mahal alam ini. Itu terkait ekosistem, iklim, sumber resapan air...dst, dst.

Ini adalah pembelajaran yang amat mahal bagi bangsa ini. Mengeruk itu terbukti lebih sulit, lebih lama, lebih "mahal", tidak efektif, tdk efisien, boros dst dibandingkan pembuatan terowongan.

Lihatlah jalur kereta cepat KCIC, Jakarta Bandung, ada belasan terowongan di bangun disana. Walaupun "hanya" nembus bukit yang kecil. Orang luar, lebih menghargai penjagaan alam ketimbang kita...?!

Lihatlah terowongan Cisumdawu sendiri, selesai lebih cepat ketimbang keruk bukit seperti ini.

Sungguh, ini adalah seperti kurang perhitungannya. Tebing ini terlalu tinggi bro...terlalu dalam...!!

Nanti, untuk jalur tol lainnya, supaya belajar dari tol Cisumdawu ini. 

Utamakan terowongan, dibanding gunduli banyak bukit...!!!!!!!!

Ya...?!....


Sekian dulu, laporan pandangan mata kali ini.

#belajar dari China

#ypidea 2020


Baca juga tulisan terdahulu di link berikut ini. 

https://ypamroe.blogspot.com/2020/08/tol-cisumdawu-tol-ter-lama-di-indonesia.html?m=1


Posting Komentar

0 Komentar