Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: Kami Harap Jabar Idealnya Punya Lebih dari 40 Kabupaten/Kota
14 Oktober 2020, 19:28 WIB

Ia menambahkan, secara ekonomi dalam pemerintahan terdapat ketidakadilan fiskal terhadap Jabar dari pemerintah pusat. Hal ini berpengaruh terhadap pelayanan publik dan penggerakan ekonomi.
"Penduduk kami banyak (hampir 50 juta jiwa) tapi daerah yang mengelolanya sedikit, hanya 27 daerah. Berbeda dengan (misalnya) Jawa Timur dengan jumlah penduduk 40 juta jiwa dikelola oleh 38 daerah. Sementara (selama ini) anggaran berbanding lurus dengan jumlah daerah, bukan jumlah penduduk," kata pria yang akrab disapa Emil dalam siaran pers Rabu 14 Oktober 2020.
Maka, menurut Emil, pemekaran wilayah menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah di Jabar.
"Jadi ada hal-hal yang sedang kami perjuangkan dari sisi pelayanan publik dan ekonomi secara politik yaitu pemekaran wilayah. Jadi kami berharap Jabar idealnya memiliki lebih dari 40 daerah (kabupaten/kota)," kata Emil.
Emil yang menjadi narasumber web seminar (webinar) Universitas Paramadina "The Implementation of Regional Economy in West Java" memaparkan keunggulan Jabar sebagai rumah bagi para investor sektor manufaktur.
Baca Juga: Bupati Garut Dukung Pembentukan DOB Kabupaten Garut Utara
Ia menjelaskan, alasan Jabar diminati investor antara lain karena infrastruktur Jabar dibanding daerah lainnya dianggap terbaik sebagai pendukung investasi serta SDM yang sangat produktif.
"Jadi dari 100 persen industri (yang ada) di Indonesia, 60 persen memilih (lokasi) di Jabar. Ini salah satu keunggulan kami," ucap Kang Emil.
"Setiap tahun investasi yang datang ke Indonesia nomor satunya selalu ke Jabar sehingga kami terus meningkatkan pelayanan agar investasi manufaktur itu tetap ke Jabar," tuturnya.
Selain itu, pariwisata dan pertanian juga menjadi sektor unggulan Jabar. Sementara pascapandemi Covid-19 yang turut berdampak terhadap ekonomi Jabar, Kang Emil berujar pihaknya mengusung tujuh potensi ekonomi regional baru di Jabar.
Yaitu:
(1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok khususnya ke kawasan Rebana;
(2) swasembada pangan;
(3) swasembada teknologi atau konversi manufaktur ke arah 4.0;
(4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan sebagai center of excellence (pusat keunggulan) kesehatan;
(5) ekonomi digital;
(6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan
(7) pariwisata lokal.
"Pasca-COVID-19 kami memiliki tujuh potensi ekonomi baru yang harus diambil dan kita sudah siap," ujarnya.***
0 Komentar