Kognitif,
Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom – Perkembangan dan Peranan
written by Devita
Retno
Perkembangan anak yang paling penting adalah selama lima tahun pertamanya, atau biasa juga disebut sebagai tahapan usia balita. Setelah itu, anak akan memasuki tahap pendidikan formal. Pada setiap tahap perkembangan anak di dalam dunia pendidikan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena menjadi acuan untuk menilai sejauh mana kemajuan perkembangan anak tersebut. Faktor – faktor yang penting tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Konsep tentang
kognitif, afektif, dan psikomotorik ini juga dikenal dengan nama Taksonomi
Bloom, yang dicetuskan oleh Benjamin Bloom dan kawan –
kawan pada tahun 1956. Benjamin Bloom adalah seorang psikolog bidang
pendidikan yang meneliti dan mengembangkan mengenai kemampuan berpikir
seseorang dalam suatu proses pembelajaran.
Taksonomi Bloom adalah konsep tentang tiga model hierarki yang digunakan untuk mengklasifikasikan perkembangan pendidikan anak secara objektif. Tiga model aspek tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotorik.
A. Kognitif
Untuk mengetahui lebih
jauh tentang tiga aspek dalam taksonomi Bloom ini, kita perlu menjabarkan
pengertian dari masing – masing aspek satu persatu:
1. Pengertian Kognitif
Aspek kognitif menjadi
aspek utama dalam banyak kurikulum pendidikan dan menjadi tolok ukur penilaian
perkembangan anak. Kognitif yang berasal dari bahasa latin cognitio memiliki
arti pengenalan, yang mengacu kepada proses mengetahui maupun kepada
pengetahuan itu sendiri.
Dengan kata lain, aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif dibagi lagi menjadi beberapa aspek yang lebih rinci yaitu:
§ Pengetahuan
( Knowledge)
Aspek ini adalah aspek yang mendasar yang merupakan bagian dari aspek kognitif. mengacu kepada kemampuan untuk mengenali dan mengingat materi – materi yang telah dipelajari mulai dari hal sederhana hingga mengingat teori – teori yang memerlukan kedalaman berpikir. Juga kemampuan mengingat konsep, proses, metode, serta struktur.
§ Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Mengacu kepada kemampuan untuk mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan mengelompokkan, mengorganisir, membandingkan, memberi deskripsi, memahami dan terutama memahami makna dari hal – hal yang telah dipelajari. Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam bentuk translasi (mengubah bentuk), interpretasi (menjelaskan atau merangkum), dan ekstrapolasi (memperluas arti dari satu materi)
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dengan menggunakan aturan serta prinsip dari materi tersebut dalam kondisi yang baru atau dalam kondisi nyata. Juga kemampuan menerapkan konsep abstrak dan ide atau teori tertentu. Penerapan merupakan tingkat yang lebih tinggi dari kedua aspek sebelumnya yaitu pengetahuan dan pemahaman.
§ Analysis
(Analisa)
Menganalisa melibatkan
pengujian dan pemecahan informasi ke dalam beberapa bagian, menentukan
bagaimana satu bagian berhubungan dengan bagian lainnya, mengidentifikasi motif
atau penyebab dan membuat kesimpulan serta materi pendukung kesimpulan
tersebut. Tiga karakteristik yang ada dalam aspek analisa yaitu analisa elemen,
analisa hubungan, dan analisa organisasi.
§ Sintesis
( Synthesis)
Sintesis termasuk
menjelaskan struktur atau pola yang tidak terlihat sebelumnya, dan juga mampu
menjelaskan mengenai data atau informasi yang didapat. Dengan kata lain, aspek
sintesis meliputi kemampuan menyatukan konsep atau komponen sehingga dapat
membentuk suatu struktur yang memiliki pola baru. Pada aspek ini diperlukan
sisi kreatif dari seseorang atau anak didik.
§ Evaluasi
(Evaluation)
Adalah kemampuan untuk berpikir dan memberikan penilaian serta pertimbangan dari nilai – nilai materi untuk tujuan tertentu. Atau dengan kata lain, kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan kriteria internal dan eksternal.
B. Afektif
Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afeksi, Bloom menyusun pembagian kategorinya dengan David Krathwol yaitu:
§ Penerimaan
( Receiving/Attending)
Mengacu kepada
kemampuan untuk memperhatikan dan merespon stimulasi yang tepat, juga kemampuan
untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap orang lain. Dalam domain
atau ranah afektif, penerimaan merupakan hasil belajar yang paling rendah.
Contohnya, mendengarkan pendapat orang lain.
§ Responsif
(Responsive)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat ketika siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan selalu memiliki motivasi untuk bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu pelajaran.
§ Penilaian (Value)
Domain ini mengacu
pada pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap sesuatu, seperti
penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan pendapat. Juga kemampuan untuk
menyatakan mana hal yang baik dan yang kurang baik dari suatu kegiatan atau
kejadian dan mengekspresikannya ke dalam perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan
kelompok untuk suatu materi pelajaran.
§ Organisasi
(Organization)
Tujuan dari ranah
organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda yang membuat anak lebih
konsisten dan membentuk sistem nilai internalnya sendiri, dan menyelesaikan
konflik yang timbul diantaranya. Juga mengharmonisasikan berbagai perbedaan
nilai yang ada dan menyelaraskan berbagai perbedaan.
§ Karakterisasi
(Characterization)
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya. Kesemua hal ini akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk diperkirakan.
C. Psikomotorik
Psikomotorik adalah
domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika
sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan,
teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori
mulai dari yang terendah hingga tertinggi:
§ Peniruan
Kategori ini terjadi
ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor menjadi suatu gerakan
motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai melakukan respons
dengan yang diamati berupa gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik dan
tidak sempurna.
§ Kesiapan
Kesiapan anak untuk
bergerak meliputi aspek mental, fisik, dan emosional. Pada tingkatan ini, anak
menampilkan sesuatu hal menurut petunjuk yang diberikan, dan tidak hanya
meniru. Anak juga menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui proses
latihan dan menentukan responsnya terhadap situasi tertentu.
§ Respon
Terpimpin
Merupakan tahap awal
dalam proses pembelajaran gerakan kompleks yang meliputi imitasi, juga proses
gerakan percobaan. Keberhasilan dalam penampilan dicapai melalui latihan yang
terus menerus.
§ Mekanisme
Merupakan tahap
menengah dalam mempelajari suatu kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini respon
yang dipelajari sudah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan dengan
keyakinan serta ketepatan tertentu.
§ Respon
Tampak Kompleks
Ini tahap gerakan motorik
yang terampil yang melibatkan pola gerakan kompleks. Kecakapan gerakan
diindikasikan dari penampilan yang akurat dan terkoordinasi tinggi, namun
dengan tenaga yang minimal. Penilaian termasuk gerakan yang mantap tanpa
keraguan dan otomatis.
§ Adaptasi
Pada tahap ini,
penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana anak dapat memodifikasi dan
menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang dalam berbagai situasi
berbeda.
§ Penciptaan
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk menyesuaikan dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau gerakan baru dengan menekankan pada kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat.
Peranan Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik Dalam Pendidikan
Dalam metode
pendidikan lama, pengukuran pencapaian materi pengajaran hanya ditekankan
kepada hasil, dan hanya pada aspek kognitif sehingga kerap kali mengabaikan
aspek lainnya. Sehingga kerap kali hasilnya tidak efektif, karena untuk dapat
mencapai tingkat pengetahuan tertentu yang diperlukan justru sebuah proses dan
pengertian tentang konsep yang dapat dicapai dengan juga memperhatikan aspek
afektif dan psikomotorik anak.
Ketiga aspek atau
domain ini sangat berperan besar dalam pendidikan anak, karena digunakan untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran terhadap anak. Ketiga aspek ini
diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi pendidikan dapat diserap oleh
anak dengan mengacu kepada kategori – kategori di dalam tiga domain utama
tersebut.
Ketiganya masing – masing memiliki fungsi berbeda untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan anak dalam menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana efektivitas metode pengajaran yang digunakan.
Hubungan Perkembangan
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Ketiga aspek atau
domain ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu anak akan mengalami
tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan, anak terlebih dulu perlu
memiliki suatu perhatian untuk dapat menerima materi yang diberikan.
Dengan adanya perhatian, maka akan mudah bagi anak untuk menerima pengetahuan
tersebut dan seterusnya.
Dalam setiap aspek afektif, terbukti memiliki aspek kognitif didalamnya untuk saling mendukung. Setelah anak melalui tahap kognitif dan afektif, maka ia akan siap untuk melanjutkan kepada tahap psikomotorik berdasarkan apa yang sudah dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.
Manfaat Mempelajari
Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Dengan menggunakan
ketiga domain ini sebagai dasar untuk memberikan pengajaran atau pendidikan
kepada anak, hasilnya tidak saja akan membuat anak mengerti tentang konsep
pelajaran secara menyeluruh, namun juga akan mengembangkan kemampuan emosional
serta motorik anak pada saat yang bersamaan. Aspek – aspek ini membantu para
pengajar dan pendidik untuk mengenali pada tahap mana kemampuan masing – masing
anak berada. Hal itu akan membantu para pendidik untuk menciptakan instruksi
yang mengarah kepada kemampuan berpikir kritis untuk masing – masing anak.
Pembelajaran tanpa
mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk
diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk
mengenali teori tanpa mengerti dasar – dasar dari pengetahuan yang dimilikinya,
dan pada akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan pengetahuannya
tersebut dalam berbagai situasi.
Contohnya, memiliki
kemampuan berhitung akan sia – sia tanpa kemampuan untuk mengetahui bagaimana,
kapan, dan apa cara mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia nyata.
Penerapan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan membantu anak mengembangkan
kemampuan dirinya secara menyeluruh, dan tidak sebagian saja.
Demikian ulasan lengkap mengenai kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai suatu kajian psikologi.
Sumber : DosenPsikologi.com
0 Komentar