Wisata Antar Bangsa

Ada banyak taman bisa kita jumpai di kota ini. Ada alun-alun asia afrika, alun-alun regol, alun-alun ujungberung, alun-alun antapani dll. Juga ada taman-taman tematik lainnya, the super hero, taman jomblo, taman film, taman manula, taman pet, taman radio, taman pers, taman balaikota, gasibu, gor saparua, sor arcmanik, kawasan GBLA, kawasan Dago, Cihampelas, Tegallega, baksil, punclut, cartil, dll.

Ada banyak tempat untuk tempat kita sekedar bersosialisasi, berolahraga dan atau hanya jalan-jalan saja.

Diam di rumah tentu nyaman, apalagi kalau ada kegiatan memasak, membaca, menulis, dll.

Tetapi jika kamu merasa suntuk, jangan siksa diri kita dengan hanya berdiam diri saja. Keluar rumah lakukan aktivitas yang kamu sukai, main sepatu roda, sekedar jalan kaki atau lari pagi, bersepeda, main badminton atau mancing, hiking, saba desa, saba alam, kamping, ikut kegiatan olahraga lainnya. Atau setidaknya sekali-kali makan diluar, dst.

Tetapi ini bukan ajakan untuk bermalas-malasan. Sekali-kali tentu kita butuh untuk memanjakan diri, refreshing dan sejenis itu.

Perekonomiannegara kita memang sedang tidak baik saat ini. Itu tak lepas akibat dari pandemi corona, perekoniman di seluruh dunia pun sama terdampak. Pertumbuhan ekonomi terkontraksi menjadi minus. Semua orang tak bisa poya-poya lagi seperti sebelumnya. Kini orang mulai menyadari pentingnya hidup bersahaja, menghemat dalam belanja, dst.

Pemborosan sumber daya alam yang selama puluhan tahun terjadi, kini dipaksa berhenti oleh karena keadaan pandemi. Konsumsi BBM berkurang secara signifikant. Pembabatan hutan juga semoga berkurang. 

Sebelum covid-19 ini terjadi, seluruh dunia secara membabi buta mengeruk kekayaan alam demi pertumbuhan ekonomi, demi kekayaan, dan juga demi kesenangan-kesenangan duniawi lainnya.

Batu bara dikeruk tiada henti, minyak bumi dikuras hingga terus berkurang di alam. Kini harga minyak bumi dunia turun drastis. Untuk pertama dalam sejarah, kini Arab Saudipun terpaksa berhutang. Indonesia yang sedang giat membangun untuk menuju negara maju, tiba-tiba terganggu dan seperti kembali dari nol lagi. 

China "yang terlihat rakus" dengan membombardir pasar dunia dengan produk consumer good mereka yang murah meriah, kini tertahan dan nyaris terhenti. 

Perang dagang USA vs RRC, teraksa terhenti secara alami, atau setidaknya berkurang. Proses ekspor import di seluruh dunia jadi terganggu, nyaris terputus satu sama lain. Pergerakan barang dan orang menjadi tak selancar seperti dulu. Banyak negara mengidolasi diri, menutup tapal batas, mengurangi kedatangan dan kepergian antar bangsa. 

Dunia pariwisata pun jadi terdampak sangat besar. Nyaris tanpa ada kunjungan wisatawan. 

Wisata Bali misalnya, kini nyaris tanpa pengunjung luar negeri. Jangankan untuk berwisata, untuk kunjungan kenegaraanpun atau bisnis atau hal urgent lainpun sekarang tak bisa seperti dulu. Cukup secara virtual. 

Dunia olahraga pun sama. Pertandingan sepakbola jadi tanpa penonton, motogp tertutup, tak boleh ada penonton. Piala dunia U-20 yang rencananya di gelar di Indonesia pun terancam tanpa adanya seremoni pembukaan maupun penutupan seperti biasanya. Langsung ke acara pertandingan saja, mungkin bisa-bisa tanpa penonton pula. Perlombaan agustusan ditiadakan. Bahkan ibadahpun sempat harus dirumah saja, atau jaga jarak dst.

Dunia saat ini benar-benar dipaksa kembali ke titik awal. Ke masa dimana perjalanan antar negara terasa begitu mewah dan mahal. Kunjungan wisata sedikit karena kesejahteraan ekonomi yang dulu belum seperti sekarang ini, saat sebelum datangnya covid corona 2019 lalu, yang secara paksa menghentikan semua itu.

Pendapatan penduduk dunia menurun secara serentak. Memaksa kita semua untuk menekan pengeluaran, menghentikan pemborosan dst.

Itulah mungkin cara Tuhan yang sangat efektif untuk menyadarkan umat manusia dari perlombaannya selama ini. Bermewah-mewah dan berpesta pora.

Amat mudah bagi Tuhan untuk meredam kebringasan makhluk yang bernama manusia ini dalam hal eksploitasi alam yang berjalan secara brutal selama ini.

Lihatlah orang hutan Kalimantan, tengoklah harimau Sumatera, mereka kini merana karena rumah mereka, alam kehidupannya sudah ruksak dibabat manusia.

Harimau Bali, harimau Jawa sudah punah. Sekarang harimau Sumatera pun sudah terancam punah.

Itu adalah ciri nyata dari adanya ekploitasi alam yang tidak terkendali. 

Akankah umat manusia tersadarkan...?!?.

Rasa-rasanya belum untuk saat ini.


#cintai dirimu dengan mencintai alam sekitarmu.

Oleh karena dunia yang demikian ini, maka industri pariwisatapun ikut terkena imbasnya. Pun juga kepariwisataan di Jawa Barat, di Bandung dan di seluruh Indonesia.

Barang-barang dan jasa pun tidak laku, karena daya beli masyarakat turun drastis. 

Mau jualan apapun saat ini, harus dikaji lagi. Dihitung ulang, dan juga perlu ada penelitian pasar kembali. Mana yang urgent, mana yang dibutuhkan, mana hal yang primer, mana yang sekunder dan mana hal yang masih bisa di tunda.

Substitusi produk ekonomi, barang komplementer mungkin harus dilirik kembali.

Untuk kembali ke kondisi seperti sebelum adanya wabah corona, rasa-rasanya butuh perjuangan ekstra jenius. 

Roda ekonomi saat ini sedang ciut, atau kempes. Sehingga selain radius cakupannya, juga diameter atau dimensinya mengecil sehingga putarannya pun menjadi tersendat dan melambat karena putarannya itu yang kadang maju kadang mundur. 

Perlu daya picu yang baru agar roda itu bisa bergerak kembali. Tenaga awal ini memang terasa berat sekali karena ia memikul beban secara seutuhnya. Pelumas ekonomi, dan terutama energi ekonomi perlu diciptakan bersama antar bangsa di dunia. Supaya eksport import kemnali berjalan, sehingga mesin ekonomi kembali bisa bergerak di dalam negeri setiap bangsa.

Anda tak bisa tanpa dunia internasional. Indonesia butuh luar negeri. Semua butuh negera-negara lainnya di dunia ini.

Kita sama saling membutuhkan, oleh karena itu tidak masuk akal jika satu negeri berjuang untuk melemahkan negara-negara lainnya.

Benarlah kata para pemimpin kita.

Pak Ridwan Kamil mengatakan, "kurangi kompetisi antar daerah, perkuat kolaborasi"

Pak Jokowi mengatakan hal yang sama dikancah dunia, dipertemuan bangsa-bangsa di Bali.

"Kita butuh kolaborasi antar bangsa". Dst.

Ya, umat manusia harus menolong sesama umat manusia.

"Sebab, kuatnya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi bangsa-bangsa lain di seluruh dunia". 

Anda tsk bisa jual produk kalau tak ada pasar yang punya daya beli.

Kuatkan pasarnya, supaya produk anda bisa dibeli oleh mereka.

Kuatkan bangsa lain, supaya bangsa kita juga sama kuatnya.

Jangan mau menang sendiri. Sebab jika bangsa lain bangkrut, maka bangsa andapun bisa ikut bsngkrut seperti diajarkan oleh kejadian saat ini.

Dunia saling membutuhkan.

Kini, terbukti, nyata-nyata satu bangsa saling terkait dengan seluruh bangsa lainnya. By pandemic of covid corona 19.

China jangan berharap Amerika bangkrut.

Amerika jangan mau China ambruk.

Semua harus bermimpi sama, membangun kesejahteraan untuk seluruh bangsa di dunia. 

Jangan terlalu agresif berproduksi dan mengeksport, sebab lama-lama akan melemahkan pangsa pasar juga. 

Mematikan perekonomian suatu bangsa, sama arti melemahkan pangsa pasar mereka sendiri.

Jadi perlu KESEIMBANGAN antar bangsa. Tak boleh ada KESERAKAHAN. Bangsa yang serakah hanya memperlebar kuburannya sendiri. 

Stop eksploitasi berlebihan. Cukupkan dengan sesuatu yang cukup. 

Cukup pangan, cukup sandang, cukup papan. Tak perlu membuat piring dari emas dan berlian karena itu membuat tubuhmu dan jiwamu sakit.

Demikianlah semoga bermanfaat untuk kita semua.

Salam kolaborasi, berjuang bersama menghidupkan kembali perekonomian dunia ini. Dalam suasana yang lebih sehat dan seimbang. 

Sehingga, salah satunya, dunia wisatapun akan kembali normal.




Posting Komentar

0 Komentar