"Logika" Tuhan, Logika Manusia, "Logika" Binatang.

Merenungi hiruk pikuk umat beragama belakangan ini. Manusia terlalu ribut di luar sana. Manusia terlalu petantang petenteng diluar sana. Manusia terlalu membuat gaduh dan pertentangan.

Tak bisa dibiarkan. Kalau kita diam, nanti mereka semakin merajalela. Semakin merajalela, semakin besar kepala. Semakin berani dan semakin berkuasa. Memaksakan pandangannya, dst.

Manusia itu bebas tapi terbatas. Ada aturan negara, ada aturan agama. Manusia harus tunduk kepada aturan-aturan itu demi keselarasan dan kebaikan diantara mereka sendiri. Semua harus berdasar aturan yang berlaku. Itulah fungsi berbangsa, bernegara dan beragama. Tidak bisa seenak sendiri. Harus tertib. Ada negara, ada pemerintah yang harus dihormati, dita'ati. 


..........

......................................

...................

Mari kita merenungkan kehidupan bangsa dan negara kita. Karena kita hidup di bangsa dan negara ini. Buat apa...?. Buat kebaikan kita...?. Caranya gimana...?. Caranya dengan baik dan benar. Tujuan baik, niat baik harus dicapai oleh tindakan-tindakan yang baik dan benar. Kalau tidak begitu maka sama saja dengan bohong. Kita ingin menegakkan hukum tapi dengan cara melanggar hukum. Semua harus sesuai prosedurnya. Kurang lebih begitu.

.............

............................

.....................

Renunganku saat ini banyak sekali. Soal pelanggaran hukum, soal penceramah gadungan, soal sempalan-sempalan agama. Soal pemecah belah umat, dll.

.......

.................................

Satu hal yang ingin kita cerita saat ini adalah kaum wahabi dkk.

Ini penting karena demi keselamatan kita dalam beragama. Jangan sampai kita beragama tapi kita sebenarnya tidak sedang beragama. 

Jangan sampai kita merasa sedang berjihad padahal sebenarnya kita sedang meruksak arti jihad.

............................................................................................................................................................................

Saya ingin berlogika sekarang ini. Logika itu bukan segala-galanya. Tapi kita butuh logika. Dengan bantuan logika kita bisa memahami segala sesuatu sebenarnya. Cuma logika ini ada tingkatannya, ada kelasnya sehingga tak selalu semua hal bisa dimengerti oleh logika seseorang. Ada yang mengerti ada yang tidak mengerti. Ada yang cerdas, ada yang tidak cerdas. Ada yang jenius diatas cerdas ada juga yang bodoh dan idiot.

Maka, bukan sesuatu kebenaran itu tidak logis. Tapi logika yang mereka pakai tak cukup untuk bisa memahaminya. Itu saja.

Bumi ini melayang di porosnya mengitari matahari. Langit atau ruang tempat bumi berada itu luas sekali. Kenapa bumi bisa memutari matahari saja, tidak kemudian secara kebetulan pindah ke orbit yang lain yang tiba-tiba bintang lain bersaing dengan matahari. Kenapa alam semesta ini begitu teraturnya.

Itu butuh logika untuk bisa memahaminya.

Hal-hal lainpun sama saja. Kita butuh menggunakan akal dan logika. Tapi jangan paksakan segala sesuatu itu harus sesuai dengan logika yang kita punya. Kita harus sadar atas KETERBATASAN LOGIKA MANUSIA. Logika manusia terbatas karena otak manusia juga terbatas.

Tidak bisa kita memahami sesuatu yang tak terbatas tetapi menggunakan sesuatu (otak) yang terbatas. 

Harus pindah persepsi. Menggunakan persepsi yang lain. Memahami dari sudut pandang yang lain yang kita tidak cukup untuk bisa menjangkaunya.

Hukum relativitas einstein saja kita bingung atau tak semua kita menguasainya. Padahal dengan dasar teori tersebut orang kemudian bisa membuat bom atom. 

Teori einstein itu seperti tak logis bagi yang tak mengerti padahal teori itu sangat logis bagi yang memahaminya. Buktinya teori tersebut bisa di buktikan dalam aplikasi. Bom atom itu misalnya.

Bukan karena sesuatu itu salah. Tapi bisa jadi karena sesuatu itu tak sampai diotak kita. Otak kita ada batasnya.

Contohnya banyak. 

Tapi sebenarnya semua kebenaran itu masuk akal. Hanya saja kita butuh kacamata yang sesuai untuk bisa memahaminya. Dalam hal keyakinan agama misalnya. Banyak hal yang butuh akal super untuk bisa memahaminya. Karenanya agama itu misalnya, tak melulu soal akal, dia butuh pertimbangan hati dan iman. Kalau akal kita tak cukup maka iman akan membantu akal kita. Iman bahkan menjadi lokomotif akal kita. Bukan karena itu tidak masuk akal. Tapi akal itu yang tidak cukup untuk menjangkaunya. Harus menggunakan akal yang super, akal yang lebih hebat. Jangan semua menggunakan kepala kita. Ada hal-hal yang kepala kita harus menerima sesuatu "postulat" dari kacamata atau persepsi yang lain.

Mudahnya. Ada akal hewan, ada akal manusia, ada akal setan, ada "akal" Tuhan.

Menurut akal kita sesuatu itu logis. Tapi itu tak bisa dimengerti menurut akal binatang. Seperti itu. Menurut kita gak logis, tapi menurut Tuhan, itu adalah logis.

Agama itu penerangan. Agama itu diterangkan melalui ayat-ayat dan hadist Nabi. Diterangkan itu supaya difahami. Difahami itu butuh akal pikiran. Semua berusaha untuk di logiskan. Supaya bisa difahami. 

Ada yang logika kita tak sampai. Ya jelas akal kita tak sampai. Karena kita hanya makhluk. Tapi logika kita bisa menerima bahwa "logika" Tuhan haruslah lebih hebat dari kemampuan logika manusia. Kalau tidak begitu malah akal kita tak bisa menerimanya. 

Sesuatu yang mampu menciptakan otak kita berarti Dia memiliki kemampuan diatas kemampuan otak kita. Itu sudah MUTLAK. Harus begitu dan akal logika kita menerima hal tersebut. Itu namanya sesuatu yang tidak logis tapi sebenarnya logis. 

Logika kita menerima setelah kita menggunakan persepsi dari logika yang lain..misal berdasar "logika" Tuhan. 

"Logika" Tuhan dalam arti kemampuan Tuhan atau kuasa Tuhan atau kehebatan Tuhan, atau kecerdasan Tuhan, dan kemahaan Tuhan, dll.

Tuhan tak berbuat sesuatu yang sia-sia atau main-main. "Maa khalaqta haadza baatilaa". Pastilah segala sesuatu itu ada alasannya atau ada maksudnya atau ada sesuatu yang hendak dicapai darinya untuk kebaikan kita dan untuk alasan yang Allah tentu lebih mengetahuinya.

Gak mungkin Tuhan, iseng atau asal-asalan dalam membuat suatu hukum atau ketentuanNya. Pasti "logis" menurutNya. 

Wudlu misalnya. Kenapa kentut membatalkan wudlu. Tapi ketika kita wudlu kita tidak diminta mencuci si kentut atau media keluarnya kentut tsb. Itu kadang tak masuk akal bagi sebagian orang. Padahal bukan tidak masuk akal, tapi akal mereka saja yang tak mengerti hubungan dari kedua hal tersebut. Kenapa..?. Karena keterbatasan ilmu dan akal mereka. Ayo ada yang bisa jelaskan tentang kentut dan wudlu itu....??. Itu contoh...tentu ada banyak contoh hal lainnya. Bukan tak logis, tapi logika mereka saja yang belum sampai untuk bisa memahaminya. Itu pasti.

.....................

............................

.................................................................


Pagi ini, otak saya berputar kesana kemari. Lagi banyak merenung.

............

..............................

Meloncat dari satu pembahasan ke pembahasan lainnya. Tidak fokus........................

.................................................................

........

Banyak hal yang pagi ini hinggap di pemikiran kita. Saudara juga tentu mungkin punya hal yang saudara pikir hari ini. Entah apa, entah hutang, entah uang, entak makan pagi, entah presiden amerika, dll.


Nah pembahasan selanjutnya adalah tentang tidak logisnya faham wahabi. Tentang ajaran atau pemahaman mereka yang tidak logis, yang satu hal dengan lainnya kontradiksi. 

Otak kita tak bisa terima sesuatu yang kontradiksi. Karena jika sesuatu itu kontradiksi...tidak bersesuaian...tentu itu terjadi karena ada struktur yang salah didalamnya. 

Sesuatu yang salah struktur, tentu bangunan itu adalah rapuh bahkan bisa gagal fungsi. 

Memahami agama juga sama. Struktur pemahaman dalam beragama itu tidak boleh kontradiktif. Harus simbiosis mutualis. Harus skematik. Harus terstruktur dengan baik. 

Suatu mesin itu tidak bisa jalan jika ada salah penempatan blok per blok, fungsi per fungsi. Mesin itu tak jalan jika ada kesalahan struktur didalamnya. Tidak terkait satu sama lain. Ada gagal fungsi dst.

Pemahaman ajaran agama juga sama. Jika salah dalam definisi maka akan salah pula dalam penerapannya.

Salah dalil, maka salah hasil. Salah ilmu maka salah amal. Salah faham maka salah perbuatan.

Faham wahabi misalnya. Kenapa dia beda dengan kita...?!?. Kenapa dia menyalahkan amal kita. Itu pasti mereka punya pemahaman yang tak sama dengan kita. Siapa yang benar siapa yang tidak benar. Itu bisa kita telusuri.

Itulah yang ingin kita coba kupas saat ini.

Bersambung........



Note  :

Saya mau sarapan dulu, terus mau pergi dulu. Nanti insyaAllah kita sambung.



Posting Komentar

0 Komentar