Nada Sinisme Terkait Pemekaran Kabupaten/Kota di Jawa Barat

Politik itu memang seperti sebilah pisau. Bisa bermanfaat untuk hal yang positif, bisa juga membawa hal yang mudharat.

Kekuasaan juga sama. Media juga sama. Medsos apalagi. Mulut apalagi. Semua hal itu tergantung mau dipakai apa. Hal positif atau hal negatif.

Struktur mulut kita sama, cuma isu otak (pikiran) dan hati (perasaan) kita yang berbeda.

Ada yang berpikir positif ada pula yang negatif.

Ada yang baik-baik ada juga yang berbuat tak baik. 

Politik juga sama. Pangkat atau kedudukan juga sama. Mau digunakan untuk apa...?!?.

Untuk membodohi...?
Untuk menipu...?!
Untuk reka-reka sesuatu...?!?

Semua tergantung apa yang ada di otak dan di hati. Otak bulus...?, otak licik...?!. Hati culas...?!?. dst, dst.

Politik juga sama. Kedudukan keilmuan juga sama. Semua seperti sebilah pisau. Tergantung mau digunakan untuk apa...?. Untuk memudahkan kerja atau untuk mencederai orang...?!?

Misalnya para ilmuwan, yang punya corong dan akses terhadap publisitas. Dia bisa saja jujur. Dia bisa saja tidak jujur. Itu semua tergantung otak dan hatinya.

Sekarang ini, sedang santer pemberitaan tentang pemekaran daerah di Jawa Barat. Garut Utara, Sukabumi Utara, Cianjur Selatan, Bandung Timur, Cirebon Timur, Bogor Timur, Indramayu Barat, Cikampek, Lembang, dll.

Para ilmuwan dimintai pendapatnya. Ada yang objektif ada yang subjektif. Ada yang optimis, ada yang pesimis. Ada yang positif ada yang negatif. 

Ada yang jujur, ada yang pura-pura jujur.

Bermacam-macam pendapat sampai opini dari yang namanya pakar katanya, dosen dst.

Ada yang berpendapat Lembang belum layak punya pemerintahan sendiri katanya...dll.

Ya. Pada saat pemerintah ingin hadir, atau kita ingin mendekatkan rakyat dan pelayanan publik di Jawa Barat ini selalu ramai suara miring yang seakan melemahkan usaha-usaha kita. Dengan atas nama dosen, pakar, dll. 

Padahal, kita butuh pemekaran itu agar teejadi pemerataan pembangunan. Memperbaiki pelayanan negara dst.

Selalu saja dicari kelemahan dan kekurangan. Yang sampai kapanpun niscaya selalu saja ada yang namanya kelemahan dan kekurangan itu.

Justru dengan pemekaran ini kita berkehendak untuk menambah kelebihan dan mengurangi kekurangan-kekurangan itu. Kekurangan SDM, kekurangan potensi PAD, dst.

Bukankah tujuan pemekaran itu untuk mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya...?!. Yang semula berebut pelayanan semua harus menuju Soreang, pemekaran KBB pindah ke daerah Padalarang dan sekarang hendak didekatkan lagi jadi di Lembang itu sendiri, misalnya.

Mereka lupa membandingkan dengan provinsi lain. Jatim dan Jateng misalnya. Provinsi-provinsi  itu sudah sejak puluhan tahun mendapat pelayanan yang lebih dibandingkan di Jawa Barat. Karena jumlah kabupaten Kota yang lebih banyak dan lebih tersebar secara merata. 

Pemerintah Jawa Barat menyadari ketimpangan proporsi demikian itu. Sehingga pemerintahan Jawa Barat menghendaki adanya penambahan jumlah kabupaten dan kota. 

Menyedihkan sekali. Dan memalukan sekali. Justru yang berkata miring itu seringkali adalah mereka oknum yang punya kedudukan di DPRD, di kampus dst.

Terlihat sekali ketidak berpihakan kepada pembangunan masyarakat di Jawa Barat. Dan terlalu tekesan menghalangi dan melemahkan perjuangan masyarakat di Jawa Barat. 


Yang ngomong, yang memalukannya adalah justru beberapa bukan orang asli Jawa Barat. Sangat terkesan tak suka akan perbaikan di provinsi Jawa Barat ini. 
Dan yang lebih parah ada orang Jawa Barat sendiri yang latah, ikut menyuarakan penolakan...pesimisme dan argumen-argumen yang tak patriotik seperti itu.

Ini oknum-oknum seperti itu pasti hanya akan mencari celah dan kekurangan. Selalu "ngahileudan". Meruksak dari dalam.

Parahnya, pendapat yang mereka kemukakan itu lebih merupakan opini pribadi atau kelompok dan bukan hasil dari kajian ilmiah yang komprehensif dan yang menguntungkan Jawa Barat. Padahal dia hidup di Jawa Barat, walaupun dia bukan asli Jawa Barat harusnya dia mendukung penuh segala upaya untuk memajukkan daerah dimana dia dan anak keturunan dia hidup sekarang dan kedepan.

Jadi tolong sedikit buang kulit muka tebalnya itu. Dan juga tolong cintai daerah ini, daerah tempat mereka mendapat penghidupan hingga berketurunan disini. 

Karena sekali lagi. Jawa Barat butuh pemekaran kabupaten dan kota. Untuk mengejar ketertinggalannya dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulsel, Sumut, dll.

Ingat populasi di Jabar ini terbanyak di semua provinsi di Indonesia. Tak ada yang lebih banyak penduduknya dari Jabar. Tapi ironis. Ada 50 juta penduduk di Jabar. Sementara jumlah kabupaten kota di Jabar hanya ada 27. Bandingkan dengan Jatim. Penduduk mereka ada 40 juta tapi kabupaten kota nya terdapat 38 buah. Jateng ada 36 juta penduduk. Jumlah kabupaten kotanya ada 35 buah. Sumut, penduduk 14 jutaan. Kabupaten kota ada 33 buah. Sulsel, penduduk 8 jutaan. Jumlah kabupaten kota ada 24 buah. 

Coba pikir itu. 
27 kabupaten kota di Jabar harus melayani 50 juta penduduk. Sementara di Jatim 40 juta penduduk sudah dilayani oleh 38 kabupaten kota. Jelas tidak imbang. Pelayanan dan pembangunan SDM maupun SDA di Jatim pasti lebih optimal dibandingkan di Jabar. Penduduk Kabupaten Bandung misalnya yang berjumlah 3.7 juta jiwa, sudah sangat layak dimekarkan jadi 3 atau 4 DT.II (daerah tingkat II). Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Timur, Kota Dayeuhkolot (Gabungan Dayeuhkolot, Baleendah, Kopo dan Banjaran.misalnya). Serta Kota Jatinangor yang meliputi Jatinangor, Cileunyi, Rancaekek dan Cicalengka. Misalnya.

Jatim satu pemerintahan membina 1 jutaan penduduk. Sementara di Jabar, satu pemerintahan harus membina 2 jutaan penduduk.

Moal kageroh.

Dari dulu. Pihak-pihak yang demikian itu selalu "ngahileudan" di tanah Jawa Barat ini. Mereka selalu merintangi perjuangan rakyat Jawa Barat dengan memanfaatkan kedudukannya dan atau publisitasnya.

Sebalas dua belas dengan oknum wartawan yang lebih memilih menampilkan tulisan-tulisan bernada miring. Bukan menampilkan tulisan-tulisan yang bernada pembelaan terhadap masyarakat dan provinsi Jawa barat dimana mereka hidup dan berkehidupan. Seperti hileud peuteuy...menjadi musuh dalam selimut. Musuh Jawa Barar harus dilawan. Tak boleh di agung-agungkan. Tak boleh diangkat, di hormat apalagi didengarkan.

#Jabar juga Indonesia
#Jabar juga berhak atas keadilan.

Salam perjuangan Rakyat Jawa Barat. Maju terus pantang mundur. 

"Bener pinter tur singer".


Posting Komentar

0 Komentar