Jokowi tak memukul

JOKOWI TIDAK MEMUKUL

(Herry Soebhiantoro)

Alkisah, ada sebuah desa makmur di dekat hutan yang masih asri. Di desa itu ada seorang petani yang juga peternak kambing. Di dekat rumah petani itu ada rumah seorang pemburu yang memelihara beberapa ekor anjing.

Sudah dua kali anak kambing si petani diserang dan dimangsa oleh anjing milik si pemburu. Padahal si petani sudah pernah berbicara hati ke hati dengan si pemburu agar menjaga atau mengurung anjing-2 nya.

Karena itu si petani minta solusi dari hakim di kota.

Hakim bilang ada dua opsi solusi yang bisa dipilih oleh si petani, yaitu legal formal atau spiritual dengan konsekuensi masing-2.

Kalau pilih opsi legal formal, petani diminta untuk membuat laporan kronologis lengkap dengan bukti-2 nya. Hakim akan memvonis hukuman penjara dan denda. Tapi resikonya hubungan sosial si petani dengan si pemburu jadi rusak.

Kalau pilih opsi spiritual, si petani diminta untuk memberikan dua ekor anak kambing kepada si pemburu sambil menjelaskan bahwa kambing mudah diternakkan dan hasilnya secara ekonomis cukup bagus. Ini akan membuat si pemburu tertarik karena kalaupun anak kambing itu belum tumbuh besar, bisa dijadikan teman main anaknya. Kalau anak kambing sudah dewasa bisa di kawinkan dengan milik orang lain untuk di ambil anaknya di kemudian hari.

Selama anak kambing itu dipelihara oleh si pemburu, mustahil anjing-2 nya dilepas liar kan. Pasti dikurung supaya tidak menyerang anak kambing pemberian dari si petani.

Memang si petani kehilangan dua ekor anak kambing, tapi hubungan sosial dengan si pemburu masih tetap terjalin dengan baik.

Akhirnya si petani menerima saran hakim yang bijak itu dan menerapkan opsi yang kedua, yaitu opsi spiritual. Dia memberikan dua ekor anak kambing kepasa si pemburu sambil cerita bahwa bisnis peternakan kambingnya cukup memberikan income bagi keluarganya. Sudah begitu peraeatannya sangat mudah dan murah.

Si pemburu menerima anak kambing itu dengan senang hati. Kemudian hubungan sosial mereka berdua makin erat. Bahkan si pemburu sering memberikan daging hasil buruannya kepada si petani.

Jurus itulah yang diterapkan oleh Presiden Jokowi dalam menjinakkan keganasan OPM di Papua. Kalau selama ini pemerintah pusat hanya memakai opsi pendekatan militer, OPM masih merasa bukan bagian dari NKRI. Memang TNI dan Polri masih tetap berjaga disana, tapi Presiden Jokowi lebih suka bertitik berat pada kombinasi pembangunan perangkat keras dan perangkat lunak.

Perangkat keras seperti infrastruktur : jalan raya, jembatan, elektrifikasi, sanitasi, renovasi rumah di warga di kampung-2 kumuh, bahkan stadion olahraga bertaraf internasional demi kebanggaan daerah. Perangkat lunaknya seperti layanan medis puskesmas dan BBM sstu harga


Hasilnya ?


Kelompok-2 kecil OPM yang semula lebih suka bersembunyi di hutan-2, satu per satu pulang kampung menyerahkan diri lewat pos penjagaan TNI dan Polri. Sebab mereka merasa diperlakukan sebagai manusia seutuhnya

Ibarat berburu kupu-2, Jokowi tidak agresif memburu di alam bebas tapi membangun taman bunga yang semerbak mewangi. Dan terbukti kupu2 datang sendiri menghampiri.

Eng ing eng .......

.

Posting Komentar

0 Komentar