Lesson No. 511
(Kewajiban Memilih Pemimpin Terbaik).
Memilih pemimpin itu suatu kebutuhan asasi. Sebab satu negara/daerah tanpa pemimpin, bagai kapal/perahu tanpa nahkoda.
Pilihlah pemimpin dari yang ada, bukan memilih dari yang tidak ada (yang sempurna), karena itu tidak ada.
Kekurangan itu milik semua manusia. Termasuk yang dipilih, maupun yang memilih.
Jika pemilih saja tidak sempurna, janganlah minta yang terpilih itu yang sempurna.
Sesuatu yang sempurna hanya bisa dipilih oleh yang Maha Sempurna pula.
Nabi itu "sempurna", karena yang memilih adalah Allah swt sang pemilik kesempurnaan.
Imam Mahdi itu "nyaris sempurna", karena dia juga dipilih oleh yang Maha Sempurna.
Hidup harus realistis.
Jangan hidup dalam khayalan tingkat dewa.
Jika pemimpin itu sudah terpilih. Tak ada tugas kita, selain menerimanya dengan iman dan taqwa. Karena itulah yang sudah ditaqdirkanNya.
*tu'til mulka man tasyaa' watanji'ul mulka min man tasyaa'...watuijju man tasyaa' watudillu man tasyaa', biyadikal khair, innaka 'alaa kulli syai'in qadiir.
Itu firman Allah swt, yang artinya kurang lebih :
"Allahlah yang memberi kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang dikehendakiNya....dst"
Gak boleh apatis pula, gak boleh pesimis pula, dan juga gak boleh nir-etis. Ikuti saja prosesnya sesuai aturan yang berlaku.
Jangan ketika kontestasi ada deklarasi dari kedua kubu siap kalah siap menang, tapi setelah kalah, yang kalah tak mau akui kekalahannya. Dan terus saja merongrong pihak yang menang.
Itu namanya mengkhianati hasil pemilu/pilkada/pilgub/pilbup. Dan tak menghargai pilihan mayoritas masyarakat.
Juga yang paling parah adalah itu sama dengan tak mengimani ketentuan taqdirNya.
Orang beriman menyadari bahwa siapapun yang terpilih, itulah yang Allah kehendaki.
#Pilihlah pemimpin terbaik dari yang ada. Hasilnya, serahkan kpd Allah SWT.
#dan taati, hormati siapapun yang terpilih.
Jep...jempe. prung ngawangun...ulah parasea wae...sportif. terima kemenangan lawan secara KSATRIA.
#ypidea 2020
#pilbup serentak 2020
#kawal akal sehat
#gemah ripah repeh rapih.
0 Komentar