Lesson No. 539
(Sebuah Dialog dengan pembela wahabi).
Analisa sdr itu ngawur. Nanti akan sy coba sedikit kupas..
Ya memang benar, hti dan wahabi itu 2 hal yg berbeda. Tapi keduanya sama sebagai peruksak islam. Nanti sy jelaskan sebisa saya.
Muhammadiyyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan.
Beliau itu seguru seilmu dgn KH. Hasyim Asyari...sama2 aswaja...ada qunut, tahlil dll.
Namun dalam perkembangannya organisasi Muhammdiyah ini banyak disusupi kader wahabi. Sehingga akhirnya mereka tdk qunut, tdk tahlil, dan sebagian anti ziarah kubur, dst.
Nah inilah mulai masuk ke pembahasan tentang wahabi.
Soal salafiyyah nanti di bawah coba saya singgung sedikit.
Secara singkat saya ingin katakan...wahabi itu diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab...dia adalah pengikut aliran ibnu Taimiyah muda (sblm syech ibnu Taimiyah akhirnya bertaubat kembali ikut jumhur ulama)...
Ajarannya adalah melarang ziarah kubur, dilarang maulidan dll. Dalam ilmu Tauhid, wahabi itu membaginya 3, rububiyyah, uluhiyyah, asma dan sifat. Mereka meyakini Allah itu bersemayam di Arasy, Allah itu memiliki Tangan, Telinga, dst.
Ajaran-ajaran wahabi yang demikian itu jelas bertentangan dengan ajaran salafiyah (dalam arti menunjuk kpd ulama salaf/ imam madzhab...atau ulama di 3 abad pertama).
Itu yang dimaksud salafiyyah..pengikut ulama salaf. Ini jgn rancu dgn salafi...yang mengaku ikut ulama salaf padahal kenyataannya menentang faham ulama salaf (kurun tabiin dan tabiut taabiin).
Nah saudara itu rancu dalam pemahaman salafiyyah ini.
Karena ada dua, satu pengikut ulama salaf beneran, satunya lagi justru melawan ajaran ulama salaf yg dikomandoi ibnu Taimiyyah muda di abad 6 hijriyyah dan dilanjut oleh ibnu wahab di abad 12 hijriyyah.
Nanti saya cerita pula tentang kronologi wahabi ini sedikit.
Jadi ajaran wahabi ini, banyak menentang ajaran ulama salaf. Dengan demikian salah jika wahabi disebut sebagai salafiyyah.
Sementara aswaja itu beda lagi. Ilmu mereka tidak loncat-loncat. Sanad keilmuwan aswaja itu tidak terputus...berkesinambungan dari Rasul ke Sahabat, ke Tabi'in (imam Maliki dkk), ke Tabiiut Taabi'in (imam Syafi'i dkk), ke ulama hadist (imam Bukhari dkk), terus ke ulama-ulama penerusnya, ada imam Nawawi, imam As-suyuuti, Imam Ghazali, hingga tersambung ke ulama-ulama yang berdakwah ke Nusantara, walisongo dkk.
Kalau wahabi beda,...baru muncul di abad ke enam...mati lagi beberapa abad...terus muncul tokoh baru 6 abad berikutnya. Jadi mereka itu beda sendiri dari pemahaman jumhur ulama, karena ilmunya dan gurunya tidak berkesinambungan (tidak ikut ulama jumhur yang ada di setiap waktu, setiap abad).
Bisa kita analisa perbedaan wahabi itu dgn aswaja..banyak sekali bedanya.
Buruknya ilmu wahabi itu juga tercermin dari kelakuannya yg juga sama buruknya...(ilmu sesat tentu perbuatan juga sesat)..
Wahabi ini kolaborasi dengan king Suud untuk mendirikan KSA, yang kemudian mereka sepakat untuk menjadikan seluruh KSA harus berhaluan wahabi....maka, di bunuhilah ulama yg tdk wahabi, sebagian diusir ke luar negeri. Para habaib juga diusir, dibunuhi dst.
Nah nyambung ke habaib...
Definisi Habaib ini kita sepakati dulu, mereka adalah keturunan Nabi. Walau sebenarnya tdk serta merta setiap ketutunan Nabi pasti habib, sebagaimana dikatakan pengurus rabitah alawiyyah yang khusus mengadakan "sertifikasi" habaib ini. Keturunan Nabi saw yg tidak berakhlak mulia, tdk di catat sbg habib, dst (coba cek takut saya salah).
Tentu ilmu mereka tentang Islam secara turun temurun diajarkan dari ayahnya, kakeknya, buyutnya, dst hingga sampai ke Sayidina Hasan dan Husain, sampai ke Rasulullah saw.
Mayoritas mereka itu sejalan dgn ulama aswaja. Walau ada yg salah ambil guru mungkin dll, sehingga ada beberapa diantara mereja yg beda dgn aswaja...(tapi itu minoritas sekali...hanya satu dua saja).
Dengan demikian hal tersebut menguatkan bahwa ajaran islam yang benar itu hanya satu yaitu yg ahlusunnah waljamaah sesuai sabda Nabi SAW, "umat islam akan terbagi 73 golongan, hanya satu golongan yg selamat yaitu aswaja".
Dalam hadist lain rasul bersabda..."jika kalian ingin selamat, ikutilah jumhur ulama karena mereka tdk akan bersekongkol dalam kesesatan".
Nah semakin akhir zaman, umat ini makin terpecah. Banyak yang keluar dari barisan jumhur ulama.
Kalau dulu, di awal kejayaan Islam di Nusantara...mayoritas mereka sama aswaja, pengikut walisongo dkk...(kalau diluar pulau jawa kan tdk dibentuk organisasi dakwah seperti walisongo, mereka dakwah sendiri-sendiri). Baru kemudian, setelah wahabi berhasil mendompleng KSA, di awal abad 20 masehi (-+ 100 tahun yang lalu),...mulai membuat program penyebaran faham wahabi keseluruh dunia islam, termasuk ke Hindia Belanda.
Sejak itulah umat Islam di Nusantara mulai terpecah secara nyata. (Ini akibat munculnya wahabi).
Dana besar yg dikeluarkan KSA berhasil membentuk kader-kader wahabi. Masuk ke Muhammadiyyah, ke Persis, dll.
Saya sendiri pernah kuliah di lembaga yg dibiayai wahabi tersebut. Sehingga saya tahu sendiri ilmu mereka itu seperti apa. Cuman tujuan saya belajar di mereka itu hanya ingin belajar bahasa Arab saja, dan selebihnya Alhamdulillah menjadikan saya bisa tahu perbandingannya.
Karena didikan saya sdh cukup kuat di NU (Pesantren Cirebon), juga di Al-Washliyyah Medan. Dua ormas islam ini relatif sama. Sama berqunut, sama pakai sayyidina, sama tarawih 23 rakaat, dst.
Jadi kesimpulannya.
1. Ada banyak aliran, hanya satu yg sesuai Nabi yaitu aswaja (yg masih tetap dalam rumah besar jumhur ulama, misalnya NU, Al-Washliyah, ulama al-Azhar Kairo dll).
2. Wahabi, hti dll bukan aswaja. Mereka justru memerangi aswaja.
3. Kita tdk melecehkan khilafah. Tapi kalau khilafah yg diusung hti dkk, jelas kita menolaknya karena beberapa alasan...a.l, saat ini khilafah tdk akan bisa berdiri dengan benar di manapun juga, sebab khilafah yang 'ala minhajinnubuwwah hanya akan ada nanti ketika imam Mahdi sdh ada. Sebagaimana kita tahu, Islam membagi 5 fase umat ini. Sekarang di jazirah arab terutama sdg dlm fase mulkan jabariyyun. Raja yang memaksa...(memaksa berfaham wahabi dst).
Demikian semoga di baca dengan tenang dan di cermati sebelum di komentari, dibantah dst.
#ypidea 2020
0 Komentar