Lesson No. 600
Ini saya tulis untuk mereka yang masih suka mencibir kang Emil. Di Grup ini Insya Allah oknum seperti itu nyaris tak ada.
RK 5 tahun jadi walikota merubah wajah kota yg dulu gak terurus jadi mencrang. Bandung yang urutan 200 menjadi ke-1 se Indonesia saat itu.
Berbagai proyek dikerjakan padahal APBD Bandung terbatas, karena RK pandai menggaet swasta berperan. Banyak taman dibiayai swasta.
APBD Bandung (cuma segitu-gitu saja/tak jauh beda) hampir sama tiap periode tapi hasil pembangunannya berbeda karena faktor siapa pemimpinnya. Coba hitung berapa banyak penataan kota di era kang Emil.
*Tentu belum semua program tercapai dlm 5 tahun masa pengabdiannya tsb.
Satu tahun jadi gubernur Jabar, langsung membangun 2 fly over di jl. jakarta dan laswi.
Walaupun setahun ini dana APBD banyak dialihkan utk atasi covid-19.
Juga proyek fly over di kopo-cibaduyut dan kircon-bubat yang ada peran pemprov disana walaupun itu jalan nasional.
Kang Emil berjuang untuk memajukan Indonesia di daerah Jawa Barat. Memajukan Jabar adalah bentuk dari cinta Indonesia karena Jabar juga bagian dari NKRI.
Jadi omong kosong ingin bangun Indonesia jika daerah sendiri ditinggalkan/dibully, di caci dst.
Membangun Jabar adalah bagian dari upaya memajukan Indonesia. Ngajejeleh pemimpin Jabar (RK yg jelas pada pilpres 2019 dukung 01) sama dengan ngajejeleh diri sendiri, juga sama dengan ngajejeleh NKRI.
Buktikan bahwa urang Sunda berbudaya luhur yang silih asah, silih asih, silih asuh.
Mencibir tokoh orang Sunda adalah menyakitkan bagi orang Sunda sendiri.
Apalagi jika dan jika didasari oleh rasa iri dan dengki kepada Tokoh dari daerah Jawa Barat. Itu sangat memalukan.
Rek saha nu nyaah ka urang Sunda mun lain urang Sunda.
Ulah kabawa ku permainan orang lain. Mudah kegiring opini yang menyudutkan tokoh urang sorangan. Komo urang Sunda, teu pantes ngagogoreng tokoh Sunda sorangan. Kakurangan pasti aya, kabeh ge pasti aya kakurangan. Batur diagul agul ari urang salembur di kekeak. Teu pantes.
Cinta daerah sendiri, cinta tokoh Sunda. Adalah salah satu bentuk mencintai diri sendiri.
Segala sesuatu jgn dihitung dgn apa yg saya dapatkan tapi apa yang bisa saya bantu untuk kemajuan orang Sunda, tokoh Sunda. Sunda tanah air saya. Saya mencintai Sunda dan mencintai tokoh-tokoh Sunda supaya mereka membawa nama baik Sunda di Nasional dan bahkan Internasional.
Kang Emil sudah banyak berprestasi ditingkat Nasional dan diakui internasional. Mengalahkan banyak tokoh daerah lain.
Adalah memalukan jika sebagian oknum urang Sunda justru terkesan menganggap remeh tokoh dari Sunda sendiri.
Beliau itu tokoh, dikenal di se Indonesia karena kinerja dan prestasinya. Juga cukup dikenal di dunia internasional karena prestasinya. Bukan hanya karena pembangunan fisik tapi juga sistem yang dibangun saat jadi walikota banyak diadopsi ditiru oleh daerah lain bahkan dicontoh oleh pemerintah pusat. Digitalisasi, dll.
Bandingkan dengan diri kita. Prestasi apa yang sudah kita persembahkan untuk Jabar untuk negara....?
Siapa kita...?!. Sudahkah lebih hebat dari beliau...?!?
Bukan berarti anti kritik. Ngajejeleh itu beda dengan kritik. Kritik yg baik itu harus berangkat dari cinta, seperti kritik kita kepada anak kita, saudara kita atau ke orang tua kita. Dilakukan dengan santun.
Tidak karena benci. Sehingga disamping kita mengkritik juga kita mengapresiasi prestasinya.
Kudu FAIR. nu gorengna di korehan, nu alusna teu dianggap. Itu sifat pengecut, sifat tidak gentle.
Bahkan boleh jadi akibat program pembangunan beliau (terutama sebelum terdampak covid), banyak dunia usaha kita yang terbantu.
Cantiknya kota Bandung, kembali mengundang banyak pelancong yang main ke alun-alun, ke Braga, ke sky walk Cihampelas dan puluhan tempat cantik lainnya.
Itu membantu pedagang kaki lima.
Program mobil bus bandros misal lainnya, itu membuat anak2 dan ibu2 gembira, banyak wisatawan nasional juga berdatangan berbelanja di Bandung. Jalan Riau jadi tempat yang ramai dikunjungi sebagai wisata kuliner atau fashion.
Sekarang saja menurun karena Covid. Semua negara/daerah terdampak.
Jadi. Tolonglah lebih FAIR dalam menilai dan bersikap.
Dulu kang Emil dukung pak Jokowi, kampanye buat kemenangan Jokowi. Tapi kemudian dengan tak tau dirinya, sekelompok pendukung Jokowi kini balik ngebully kang Emil dengan tuduhan-tuduhan murahan yang tanpa bukti.
Contoh...kang Emil di bully karena ditanya wartawan soal kedatangan HRS. Kang Emil bilang silaturahmi itu penting kpd siapapun juga. Silaturahmi mungkin berguna mungkin juga tidak, makanya kang Emil bilang saya belum ada niat bertemu HRS.
Tapi pembenci memplintir berita hanya fokus ke kata-kata kita harus silaturahmi kpd siapapun.
Padahal beliau juga mengatakan. Tapi saya belum ada rencana silaturahmi atau tidak.
Sekali lagi...."saya blm ada rencana utk silaturahmi atau tidak".
Kenapa itu tidak dapat dimengerti. Apakah karena kadung benci sehingga kata2 itu seakan tidak ada....?!?
Buktinya sampai sekarang kang Emil tdk menjumpai HRS.
Saat kang Emil bicara itu kan konteksnya....ditanya wartawan. Sebagai gubernur Jawa Barat beliau tentu harus diplomatis menjawab pertanyaan ngeleketek seperti itu.
Silaturahmi itu baik, tapi saya belum ada niat untuk itu atau tidak.
Jadi clear harusnya. Jangan malah berubah jadi seperti kardun....yang tidak jujur menyikapi sesuatu, tidak FAIR....dan menutupi sebagian fakta-fakta demi tujuan membully dll.
Emas itu tetap emas walaupun orang banyak coba tak mengakuinya.
Waktu yang akan bicara.
Sementara kita orang yang suka membully, tiada apa yang diperoleh selain mempertontonkan sifat sinis kita di hadapan orang-orang. Orang bisa melihat sifat buruk kita yang suka sinis dan tak suka menghargai prestasi orang.
Belajarlah untuk bisa menghargai prestasi orang sekecil apapun raihannya. Itu yang diajarkan di negara negara yang maju/berpendidikan. Suka memberi hormat kepada prestasi orang.
Sebab orang yang tak bisa menghargai prestasi orang hanyalah orang iri (tak mampu bersaing secara sehat) dan orang yang dengki. Tak senang melihat orang sukses, dan senang melihat orang terpuruk/dibully, di cemooh dst.
Please jadilah manusia-manusia gentle, berjiwa mulia, penuh hormat dan menahan diri dari bersikap murahan.
Mau apa dengan mencibir orang...?, selain hanya memperkotor hati dan menambah busuk jiwa kita.
Bersikaplah seperti ksatria. Mau mengakui kelebihan orang. Dan malu jika mencaci orang, sebab orang yang suka mencaci itu pertanda bahwa dia masih mentah, tidak bijaksana...belum berilmu yang luas.
Semakin berilmu tentu semakin tenang dan semakin menunduk.
Bukan sebaliknya. Orang hebat itu tidak bicara murahan. Kalau mencaci orang, lihat diri dulu. Ngaca dulu.
"Qul khairan au liyasmut"...bicara yang baik-baik...atau kalau tidak bisa, maka cicing regepkeun.
Mari kita sebut beberapa contoh prestasi kang Emil 2 tahun jadi Gubernur kurangi setahun covid 19:
A. Bekerjasama pemerintah pusat dan daerah dt II, Gubernur lama, dll.
1. Folder banjir dayeuhkolot
2. Terowongan Nanjung
3. Flood way cisangkuy
4. Kereta Cepat Jkt Bdg
5. Pelabuhan Patimban (desakan dari Gubernur)
6. Tol Bandung Pangandaran sdh masuk program strategi nasional 2020/2021 ini. (desakan gubernur).
7. dll
B . Program provinsi di kab dt 2
1. Mempercantik alun-alun di seluruh kota kabupaten
2. Mempercantik pangandaran, curug malela, terasering majalengka, kalimalang bekasi, dll.
3. Membangun asrama haji Indramayu...
4. dll silahkan searching....
#RKR1. kita dukung pemimpin yang baik untuk negeri terbaik
#ypidea 2020 to 2021
0 Komentar