Tasawuf

 

Ada apa dengan IMAM AL-GHAZALI dan kitab Al-Ihya' nya?

SYAIKH MUHAMMAD SA'ID RAMADHAN AL-BUTHI Rahimahullah ketika di tanya :

لماذا تكثر الأحاديث الضعيفة والمنكرة فى إحياء علوم الدين للإمام الغزالى وهو الذي يدّعى حجة الإسلام؟

Mengapa banyak hadits dha'if & munkar dalam kitab Ihya' Ulumiddin milik Imam Al-Ghazali, padahal beliau mendapat julukan Hujjatul Islam? 

Beliau menjawab :

أكثر الأحاديث الضعيفة والمنكرة الواردة فى كتاب إحياء علوم الدين للإمام الغزالى تتعلّق بفضائل الأعمال الثابت فضلها بأدلّة ثابتة أخرى. وعلماء الحديث متفقون على أنه لا ضير فى الإستشهاد بالأحاديث الضعيفة لفضائل الأعمال بشرط أن لا يشتدّ ضعفه وأن لا يوهم الراوي أثناء الإستشهاد بها بأنّها صحيحة على أنّ الله قيّض لهذه الأحاديث من أبرزها وميّزها وبيّن ضعفها وهو الحافظ العراقي فما الإشكال الذي يؤرق بالك من هذا الأمر الذي لا إشكال فيه.

Kebanyakan hadits dha'if dan hadits munkar yang terdapat dalam kitab Ihya' Ulumiddin milik Imam Al-Ghazali berhubungan dengan keutamaan beberapa pengamalan (fadhail a'mal) yang keutamaannya memang tetap dengan beberapa dalil konkrit yang lain.

Para ulama hadits telah sepakat bahwa tidak dipermasalahkan jika menjadikan dalil dari hadits dhaif untuk urusan keutamaaan beberapa pengamalan dengan syarat sifat lemahnya tidak terlalu parah dan tidak menjadikan salah paham pada pertengahan mendalil bahwa hadits yang disampaikan adalah hadits shahih.

Selain itu, ALLAH juga menetapkan hadits-hadits ini pada seseorang yang menampilkan, membedakan dan menjelaskan kedha'ifan hadits-hadits tersebut, dia adalah Al-Hafiz Al-'Iraqi.

[Masyurat Ijtima'iyyat : Halaman 149].

IMAM AN-NAWAWI Rahimahullah mengatakan :

وقد قدمنا اتفاق العلماء على العمل بالحديث الضعيف في فضائل الأعمال دون الحلال والحرام

Telah kami jelaskan kesepakatan ulama mengenai (bolehnya) beramal dengan hadits dha'if dalam Fadha'ilul A'mal, bukan halal dan haram.

[Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab : 3/226].


KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ Radhiallahu'anhu mengatakan :

رحم الله امرأً عرف قدْر نفسه

Semoga ALLAH merahmati seseorang yang menyadari kadar (kapasitas) dirinya.

[Tafsir Al-Qurthubi : QS. An-Nahl 14]


Ucapan IMAM 

IMAM SYAFI'I Rahimahullah mengatakan :

لو أن رجلاً تصوَّف من أول النهار لم يأت عليه الظهر إلا وجدته أحمق.

Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.

Mari kita lihat penjelasan IMAM AL-BAIHAQI tentang maksud ucapan IMAM SYAFI'I di atas

Aku (Al-Baihaqi) mengatakan :

وإنما أراد به من دخل في الصوفية واكتفى بالاسم عن المعنى، وبالرسم عن الحقيقة، وقعد عن الكسب، وألقى مؤنته على المسلمين، ولم يبال بهم، ولميرع حقوقهم ولم يشتغل بعلم ولا عبادة، كما وصفهم في موضع آخر

Sesungguhnya yang dimaksud (Imam Syafi’i) adalah orang yang masuk dalam Sufi namun hanya cukup dengan nama bukan dengan makna (pengamalan), merasa cukup dengan simbol dan melupakan hakekat Sufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin tapi tidak peduli dengan mereka, tidak menjaga haq-haq mereka, tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau menyifati hal ini pada tempat lainnya.

[Manaqib Asy-Syafi'i : 2/207]


IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYAH mengutib perkataan IMAM ASY-SYAFI'I dalam kitabnya :

قال الشافعي رضي الله عنه :

صحبت الصوفية فما انتفعت منهم إلا بكلمتين سمعتهم يقولون الوقت سيف فإن قطعته وإلا قطعك ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل.

قلت - أي ابن القيم - :

يا لهما من كلمتين ما أنفعهما وأجمعهما وأدلهما على علو همة قائلهما ويقظته ويكفي في هذا ثناء الشافعي على طائفة هذا قدر كلماتهم

Berkata Asy-Syafi'i Radhiallahu'anhu :

Aku berteman dengan kaum Sufi & tidaklah aku mendapat MANFA'AT dari mereka kecuali dua kalimat yang aku dengar dari mereka yaitu :

Waktu itu adalah pedang jika kamu mampu memutusnya, jika tidak maka waktu itu yang akan memutusmu.

Dan nafsumu jika tidak disibukkan dengan kebenaran, maka akan disibukkan dengan kebathilan.

Aku [IBNUL QAYYIM] katakan :

Aduhai sangatlah manfaat & mencangkup 2 kalimat tersebut & sangat menunjukkan atas tingginya semangat & ketajaman pikiran oorang yang mengatakan 2 kalimat tersbut, & cukuplah hal ini sebagai pujian Imam Asy-Syafi'i pada mereka.

[Madarijus Salikin : juz 3,  Halaman 129].

__

IMAM SYAFI'I Rahimahullah mengatakan :

ءَالُ النَّبِي ذَرِيْعَتِيْ , وَهُمُوْ إِلَيْهِ وَسِيْلَتِيْ

أَرْجُوْ بِهِمْ أُعْطَى غَدًا بِيَدِي الْيَمِيْنِ صَحِيْفَتِيْ

Keluarga NABI adalah sandaranku dan mereka semua adalah WASILAHKU (kepada ALLAH).

Dengan kemuliaan mereka aku berharap di hari kiamat kelak lembaran amalku di berikan pada tangan kananku.

[Diwan Asy-Syafi’i Habr Al-Ummah Wal Imam Al-A’immah : Halaman 106]

__

IMAM SYAFI'I Rahimahullah mengatakan :

فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari Ilmu Fiqih beserta menjalani Tasawwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.

Sungguh demi ALLAH aku benar-benar ingin memberimu nasehat bahwa orang yag hanya mempelajari Ilmu Fiqih tapi tidak mau menjalani Tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan Taqwa, sedangkan orang yg hanya menjalani Tasawwuf tapi tidak mau mempelajari Ilmu Fiqih maka bagaimana bisa dia menjadi baik.

[Diwan Asy-Syafi'i : Halaman 47]

Wassalamualaikum 🙏

Posting Komentar

0 Komentar