Sudah sangat lama kita terkurung oleh pandemi, sejak maret 2020. Ini pertengahan Juli 2021. Kita gak bisa senormal dulu. Bahaya terpapar bisa mengancam setiap saat. Kita gak tahu apakah teman, saudara, tetangga dll menjadi agen penularan. Bahkan kita juga bisa jadi tak menyadari bahwa sebenarnya diri kita sudah tertular virus tersebut yang bisa saja menjadi sebab rantai penularan bagi lainnya. Ini sungguh seperti melawan ghost atau jin. Makhluknya tak kelihatan oleh mata telanjang.
Terakhir jalan adalah ke Balegede arah Naringgul Ciwidey sana dan juga ke Tanjakan Emen arah Subang Lembang, Hanya untuk cari udara segar saja. Truly jalan-jalan. Tak ada menuju wahana wisata tertentu, hanya menikmati alam terbuka saja. Itu mungkin sebulan yang lalu.
Ke Balegede biasanya hanya untuk menikmati pemandangan lembah seribu curug, dan persawahan yang terasering. Selain itu kita sangat menyukai keripik pisang ang ada banyak dijual disana. Sambil ngopi, atau teh hangat. dan makanan khas sunda lainnya, karedok dll. Kita menikmati hal-hal yang sederhana namun kena di selera kita.
Atau ke Lembang hanya untuk membeli Lemon California yang banyak dijual disana. Menikmati sejuknya udara pegunungan, ke Cikole dan perkebunan teh yang menuju ke Ciater sana. Hanya berhenti dikedai-kedai yang ada, mencicipi teh hangat atau pisang keju. Nikmat memang karena indahnya suasana nan sejuk udaranya. Mampu membuat kita refresh kembali.
Itulah sudah menjadi candu dalam hidup kita. Jalan ke alam terbuka dan sekaligus wisata kuliner. Apa saja. Tahu Susu Lembang, atau sekedar jagung rebus dll.
Namun sejak Juli ini pandemi kembali merebak dahsyat di Nusantara. Pemerintah kembali menerapkan pengetatan untuk mengurangi mobilitas penduduk, mencegah penyebaran yang bisa semakin masif. PSBB (Pernah Sayang namun Belakangan telah Berubah) kini berganti jadi PPKM (Pernah begitu Perhatian namun Kemudian Menghilang).
PSBB....Pembatasan Sosial Bersekala Besar adalah kata lain dari Lockdown versi Indonesia. Dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro dan Darurat, PPKM Mikro dan sekarang menjadi PPKM Darurat.
Sungguh miris, padahal tadinya kita sudah mulai optimis dengan kejadian yang melandai namun tiba-tiba muncul berbagai varian baru yang katanya lebih mematikan dan juga beberapa tanpa gejala. Banyak yang meninggal secara tiba-tiba tanpa gejala sakit yang parah dst.
Kita bermohon kepada Allah SWT agar wabah ini bisa segera dihilangkanNya. aamiin.
Tak ada sesuatu apapun yang terjadi tanpa adanya kuasa Tuhan. Pastilah semua ini juga merupakan kejadian yang ada dalam kuasa Tuhan. Sudah sepantasnya kita lebih memperkuat do'a dibalik segala upaya medis dll.
Bupati Majalengka yang pertama melaksanakan do'a bersama itu yang kemudian ditiru oleh kegubernuran di Jawa Barat, dan ditiru juga oleh presiden kita. Istighasah, berdo'a daring bareng para ulama di Jawa Barat dan juga se Indonesia.
Ya....kita manusia tak berdaya jika jauh dari pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kita tak bisa berbuat apa-apa. Semua ada dalam kekuasaan Allah SWT.
........................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................
Saudaraku sekalian.
Demikianlah harapan kita semua, semoga wabah corona ini bisa segera dicabut oleh Allah SWT dan kemudian kita bisa kembali beraktifitas yang normal.
Hanya saja...................memang. Sudah sepantasnya kita merenung........apasih maksudnya sehingga alam sekarang ini dilanda wabah...?. Apa pelajaran yang bisa kita petik...?
Harusnya sih ada hikmah dari setiap kejadian itu. Tak ada kejadian yang tanpa sebab akibat. Pastilah ada pelajaran yang bisa kita ambil.
Mungkin.............kita terlalu lalai dan terlalu asyik dalam semaraknya dunia saat sebelum covid itu............orang-orang begitu kemaruk dengan status keduniawian, jabatan, kekayaan, poya-poya, party dst. Bahkan yang kaya semakin glamour, yang miskin terlupakan. Bumi diperas siang dan malam, dieksploitasi tiada henti.
Dunia perlu berpikir sejenak. merenungi, instrospeksi, kontemplasi dst. Manusia jangan terlalu ambisi dunia yang terlalu membabi buta. Bumi dikeruk, disedot kandungannya. dan kemudian mencemari udara, berkurangnya hutan dan udara sehat. Ketidak normalan alam ini tentu saja membuat bumi menjadi tidak normal, sehingga mereka tak mampu lagi membuat keseimbangan, berkurang daya tahan lingkungan dan akibatnya mungkin terhadap kesehatan, wabah dst. Itu masuk akal.
Akhirnya, PPKM menjadi Pelan-Pelan Kita saling Menjauh....salaman tak lagi ada, cipika cipiki, berangkulan nyaris tak kita lakukan lagi.
............................................................................................
.....................................................
................................................................................
Dunia berubah dalam sekejap saja. Ya manusia harus adaptasi dengan kebiasaan baru. New Normal, dll.
............
........................
.............................................
Salam KONTEMPLASI....Kita harus sukses memperbaiki pola pikir baru, paradigma yang lebih ramah lingkungan, ramah alam, ramah terhadap sesama.
Oh iya. Hal yang utama adalah ramah terhadap syariat agama juga; Sholat, Zakat, Puasa, Haji dan Syahadat. Akhlak terutama. Tidak suka hoax, tidak suka fitnah, nyinyir, bully, marah, benci, kata-kata hinaan, cacian, buruk sangka, buruk hati, dan akhlak-akhlak tercela lainnya, dll, dst.
Mungkin kita perlu memasang rem yang lebih pakem lagi. Dan juga lebih sering untuk menghayati arti "hablum minallah, hablum minannaas". Istighfar, saling memaafkan, dst.
0 Komentar