Jodoh dalam Politik Kontestasi

Itulah namanya jodoh atau tidak jodoh.

Tidak jodoh bukan berarti musuh. Jodohnya kang Emil waktu pilgub ialah dengan Nasdem, PPP, PKB, HANURA, dan lainnya.

Saat pilpres nanti bisa saja jodohnya kang Emil sama seperti saat pilgub 2018 lalu atau bahkan nanti plus Golkar dan plus PDIP dll, siapa yang tahu, jodoh gak ada yang tahu.

PDIP itu NKRI, tentu ingin pemimpin Indonesia adalah yang terbaik yang bisa memastikan Indonesia di jalur yang benar sesuai cita-cita para pendiri bangsa yang dipimpin bapaknya ibu Mega. Pun juga Golkar, Nasdem, PKB, PPP, HANURA, dll semua sama berharap Indonesia hanya dipimpin oleh presiden atau capres yang KREDIBEL.

Setidaknya KITA ingin mengINGATKAN hal itu sebagai tujuan berbangsa, bernegara, berpolitik atau pendirian partai yang sesungguhnya, bukan sekedar merebut KEKUASAAN partai tapi tak mampu MEMBAWA KEJAYAAN BANGSA. Itu bukan tipikal pahlawan, bukan sifatnya pembela dan pecinta BANGSA. Itu justru mengorbankan bangsa demi keuntungan partainya. Jika mentalnya para politikus masih seperti itu, akhirnya bukan kejayaan bangsa dan negara yang mereka cari melainkan merugikan dan mengorbankan rakyat dan bangsa secara khusus dan umum.

Kita berharap para politikus era milenial ini, kembali refresh mindsetnya. Berkorban partai dan golongan demi kejayaan bersama sebagai satu bangsa BETAPAPUN HARUS MENGUSUNG YANG BUKAN KADER PARTAI SENDIRI.

Contohnya mengusung kang Emil yang milik kita semua, putra bangsa terbaik saat ini. Demi INDONESIA JAYA, demi pembangunan yang berkelanjutan, demi "memastikan" tetap pada jalur Indonesia Juara dunia, 4 besar di 2045.

Jika Indonesia MAJU maka kita semua, semua anak bangsa, setiap partaipun akan terkerek ke LEVEL DUNIA. Itu adalah hubungan yang BERBANDING LURUS, bangsa yang maju, partai maju, semua anak bangsa juga semakin maju, semakin sejahtera, dst. AAMIIN.

#NKRI HARGA MATI#SATU NUSA SATU BANGSA#RumahKitaINDONESIA#RKR1 2024#RIDWANKAMIL

Posting Komentar

0 Komentar