Agama ini adalah agama orang berakal. Maka tak ada satupun ajaran agama ini yg bertentangan dgn akal. Allah maha besar...itu masuk akal sbb kalau tdk maha besar maka bukan Tuhan.
Allah bersemayam di atas arasy adalah tak bisa diterima oleh akal sehat. Karena bertentangan dgn sifat Allah yang tak butuh tempat.
Bersemayam juga artinya Allah diam tak kemana-mana. Padahal Nabi Musa bertemu Allah di gunung Tursina dan Nabi Muhammad bertemu Allah di Sidratul muntaha.
Kalau Allah berpindah pindah juga bertentangan dengan sifat Allah lainnya.
Jadi persfektifnya yang harus dibenarkan dulu. Persfektif manusia menganggap segala sesuatu itu dilingkupi oleh ruang dan waktu. Padahal ruang dan waktu itu baru dan fana. Dan selain itu ruang dan waktu itu kan persfektif manusia. Allah tidak perlu waktu, tak ada dalam hitungan waktu tak ada dalam cakupan ruang. Pola pikir makhluk tak bisa dipakai diterapkan kepada khalik. Itu masuk akal sebab semua yang ada yang selain Allah adalah fana dan hanya untuk makhluk bukan untuk Allah.
Waktu dan tempat hanya berlaku bagi makhluk. Itu masuk akal.
La'allakum ta'qiluun.
Allah itu menyuruh manusia untuk berakal, dan untuk itu manusia diberi akal. Berakal menggunakan akal. Agama hanya berlaku untuk orang berakal. Orang tak berakal tak wajib beragama.
Allah membuat akal agar manusia menggunakan akalnya. Allah membuat hati agar manusia menggunakannya juga.
Agama adalah untuk kesempurnaan manusia. Sempurnanya manusia jika punya akal dan punya hati dan menggunakan keduanya dengan baik dan benar.
Wallahu a'lam bisshowaab.
Bandung, 9 Juli 2023


0 Komentar