Ada juga pemahaman yang salah kaprah atau kaku.
Mengartikan kullu bid'atin dolalah. Dengan arti kata semua bid'ah sesat adalah bertentangan dengan hadist man sanna bisunatin hasanatin dst. Siapa yg menjadi pioner suatu amalan baru yang baik yang penjabaran dari ajaran Nabi maka ia dapat pahala darinya dan dari siapa yang mencontohnya.
Contohnya tarawih 23 raka'at. Nabi melakukannya 11 rakaat. Tapi para sahabat kemudian sejak era Sayidina Umar menambahnya jadi 23 raka'at. Itulah contoh bid'ah hasanah.
Atau bid'ah hasanah lainnya adalah pengklasifikasian hadist. Itu Nabi tidak membagi-bagi hadist jadi hasan, soheh, do'if dll.
Jadi adalah bohong jika orang mengatakan tak ada bid'ah hasanah. Di zaman Nabi juga ada bid'ah hasanah kok yg dilakukan sahabat tapi tidak dicontohkan oleh Nabi. Misal ada sahabat yang sukanya baca qulhu saja setelah fatihah di saat sholatnya.
Nabi tanya kenapa sdr buat amal seperti itu. Sahabat menjawab aku menyukainya ya Rasul...bla bla bla...
Maka Nabi memujinya.
Jadi itu adalah amal yg tidak dicontohkan Nabi, tapi Nabi nanya apa alasannya. Kalau alasannya tidak mungkar maka amalan itu dipuji Nabi. Nabi tak melakukan itu, juga kemudian tak mencontoh sahabat itu. Tapi juga tak melarangnya, malah memujinya.
Jadi itu adalah hikmah atau pelajaran dari Nabi bahwa agama ini bukan sesuatu paket ajaran yang copy paste kudu persis. Siapa yang bisa persis seperti Nabi...?!?. Gak ada toh..?!.
Para sahabat saja tak sama kok amalannya dengan Nabi.
Dzikir ba'da sholat misalnya. Gak harus sama seperti Nabi. Toh bisa juga dengan langsung baca qur'an atau tidak dzikir sekalian, atau dzikirnya cuma baca sholawat atau cuma baca istighfar. Gak masalah karena ibadah seperti itu gak harus sama persis tergantung kebutuhan atau kesanggupan setiap orang.
Saya merasa saya butuh banyak istighfar misalnya, maka itu bagus buat saya karena saya merasakan banyak dosa misalnya, walaupun Nabi hanya 100x dalam sehari misalnya. Tapi saya 1000 kali misalnya. Gak ada aturan kaku harus 100 persis. Kalau kurang dan lebih ya tidak dosa kan...?!?
Jadi, janganlah mau dibodohi orang yang mengatakan bid'ah itu semuanya sesat. Toh buktinya demikian, para sahabat pun melakukan bid'ah hasanah. Para ulama pun melakukan bid'ah hasanah. Tak harus sama persis seperti amalan Nabi, toh tak ada yang bisa persis seperti Nabi.
Bahkan mereka yang menolak bid'ah hasanah itu, justru adalah pemanfa'at dari bid'ah hasanah yang dilakukan para ulama dulu. Hadist shoheh Muslim, Hadist soheh Bukhari mana ada di zaman Nabi. Iya kan...?!?. Ayo jujur...!.
Sudah ya. Jangan muter-muter. Sudah jelas, sudah final bahwa bid'ah itu terbagi dua. Hasanah dan sayyi'ah.
Itu buktinya banyak. Sangat buanyak.
Jangan bodoh. Jangan bebal, jangan kaku. Islam adalah agama yang intelek. Butuh dipahami secara intelek juga.
La'aalakum ta'qiluun..kalian tuh harus pintar, harus gunakan akal, harus berakal baru bisa beragama dengan benar.
Benar gak sih..?!?.
Benar lah masa tidak benar.
Wallahu a'lam bishowaab.
Bandung, 6 Juli 2023


0 Komentar