MEMAHAMI BID'AH DG BENAR

AGAR TIDAK GAGAL FAHAM.


NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

 من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد.

Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada asalnya, maka itu tertolak.

[HR. Bukhari : No. 2697]


IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI Rahimahullah mengatakan :

وهذا الحديث معدود من أصول الإسلام وقاعدة من قواعده. فإن معناه : من اختراع فى الدين مالا يشهد له أصل من أصوله فلا يلتفت إليه.

Hadits ini tegolong dari prinsip dasar Islam dan landasan dari aturanya. Adapun maknanya : Barangsiapa yang membuat dalam agama apa yang tak ada bukti baginya satu landasan dari prinsip dasar Islam maka itu tidak dianggap.

[Fathul Bari : Jilid 5, Halaman 357]

__

Jadi, alasan dari tertolaknya perkara baru dalam hadits tersebut dikarnakan tidak ada asal/dalilnya. Itu artinya jika perkara baru yang memiliki asal/dalil maka tidaklah tertolak, dan itulah yang di istilahkan dengan Bid'ah Hasanah.

Karna itulah hadits ini juga menjadi salah satu dalil yang membatasi makna ke umuman dari hadits "Kullu Bid'atin Dholalah/Setiap Bid'ah Itu Sesat"


SYAIKH ABDULLAH AL-GHUMARI Rahimahullah mengatakan :

إن حديث " كل بدعة ضلالة" ليس عاما وإنما هو مخصص بحـديث الصحيحين : "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد"، فحديث الصحيحين مبين للمراد من عموم : "كل بدعة ضلالة"، إذ لو كانت البدعة ضلالة بدون استثناء لقال الحديث : "من أحدث في أمرنا هـذا شيئا فهو رد". لكن لما قال صلى الله عليه وسلم : "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد". أفاد أن المحدث نوعان : ما ليس من الدين بأن كان مخالفا لقواعده ودلائله فهو مردود، وهو البدعة الضلالة. وما هو من الدين بأن شهد له أصل أو أيده دليل فهو صحيح مقبول، وهو السنة الحسنة

Bahwa hadits "Setiap Bid'ah itu Sesat" tidaklah bersifat umum melainkan telah di khususkan maknanya dengan hadits Shahihain yakni : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada asalnya, maka itu tertolak", sehingga hadits Shaihihain tersebut telah menjelaskan maksud dari ke umuman hadits "Setiap Bid'ah itu Sesat", karna jika bid'ah dikatakan sesat tanpa terkecuali maka bunyi haditsnya ialah : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini sesuatu apapun maka itu tertolak". Akan tetapi yang NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam katakan ialah : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini YANG TIDAK ADA ASALNYA, maka itu tertolak". Maka pada hadits ini terdapat dua pelajaran : Pertama apa yang bukan dari agama seperti perkara baru yang bertentangan dengan kaidah-kaidah serta dalil-dalilnya maka hal tersebut tertolak dan itulah Bid'ah yang sesat. Adapun jika itu berasal dari agama dengan di payungi hukum asal atau adanya dalil penguat maka hal tersebut dibenarkan dan di terima, dan itulah Sunnah Hasanah.

[Tajdid Al-Fiqr Al-Islami : Jilid 21, Halamam 113]

__

SYAIKH MUHAMMAD BIN AHMAD ASY-SYINQITHI Rahimahullah mengatakan :

قوله صلى الله عليه وسلم : "وکل بدعة ضلالة" وهو من العام الذي أريد به الخاص بدلیل قوله صلى الله عليه وسلم المخرج في الصحيح : "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهورد". وقد ثبت عن الإمام الشافعي قوله : "المحدثات من الأمور ضربان، أحدهما :  ما أحدث يخالف كتابا أو سنة أو أثرا أو إجماعا، فهذه البدعة الضلالة. وما أحدث من الخير لا خلاف فيه لواحد من هذا، فهذه محدثة غیر مذمومة". رواه البيهقي في المدخل ص ۲۰٦.

Sabda NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Setiap Bid'ah Itu Sesat" itu termasuk lafadz umum dimana maksud yang dikehendakinya telah di khususkan oleh dalil lain dari Sabda NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang terdapat dalam As-Shahih yakni : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada asalnya, maka itu tertolak". Dan telah tetap dari Imam Asy-Syafi'i bahwa beliau pernah menyatakan : "Perkara baru yang diadakan terdiri dari dua macam, Pertama : Apapun hal baru yang menyelishi Al-Qur'an dan Sunnah beserta Atsar dan juga Ijma', maka inilah Bid'ah yang sesat. Kedua : Apapun hal baru yang baik, yang tidak bertentangan dengan salah satu dari yang kami sebutkan tadi, maka ini perkara baru yang tidak tercela". Diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam Al-Madkhal pada halaman 206.

[Fathul Rabbani Syarah 'Ala Nadzmi Risalah Ibnu Abi Zayd7 Al-Qayrwani : Halaman 394]

__

Sedangkan para Wahana memahami hadits tersebut dengan anggapan bahwa seolah-olah Nabi bersabda : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini maka itu tertolak". Padahal ada kalimat "Yang Tidak Ada Asalnya" maka itulah yang tertolak, dan tanpa sadar kalimat tersebut hilang dari benak mereka., Wallahu alam 😅🙏🙏🙏 @semua orang


Copas keren

15 Juli 2023