Bukit Tunggul Bandung (Lets Camp and Enjoy the Nature)


Bukit Unggul, atau kalau di peta lama disebutnya sebagai Bukit Tunggul adalah salah satu Gunung yang mengelilingi daratan tinggi Bandung. Bandung Plateu.


Letak Geografis

Letaknya adalah sebelah barat laut dari puncak gunung Manglayang.

Disebelah utara dari Gunung ini adalah berbatasan dengan wilayah Tanjung Siang di Kabupaten Subang, ditimur berbatasan dengan  wilayah Sukasari atau kalau dulu kecamatan Tanjungsari dan Rancakalong Sumedang, sebelah barat adalah Tangkuban Perahu, Cibodas dan Kota Lembang  serta Kecamatan Ujungberung, Cimenyan dan kota Bandung ada di sebelah selatannya.
Bukit Tunggul Bandung
(Lets Camp and Enjoy the Nature)

Ketinggian puncak Gunung Bukit Tunggul ini adalah 2209 dpl dibanding puncak Manglayang yang sekira 1818 dpl. Dan itu adalah tertinggi di Bandung utara karena Burangrang hanya 2064, Tangkuban Parahu 2084, Gunung Putri 1587 dan Gunung Sunda 1859 dpl.


Namun walaupun terbilang tertinggi di Bandung utara tetapi untuk menjangkaunya teramat mudah karena semua kendaraan dengan mudahnya bisa sampai tepat berada dikaki puncak Bukit Tunggul ini.

Sehingga jika dilihat dari tempat itu, puncak gunung itu tak ubahnya hanya semacam bukit kecil saja.

Padahal jika dilihat dari Tanjung Siang Kabupaten Subang, Bukit Tunggul adalah gunung yang cukup menjulang tinggi dan tak terlihat sebagai sekedar bukit saja.



Untuk mencapai ke Bukit Tunggul ini selain bisa melalui jalur Maribaya Lembang, juga bisa melalui Ujung Berung Cigending Patrol Palintang. 

Bedanya kalau lewat Lembang terbilang sangat landai, sementara bila melalui Ujungberung jalanya sangat nanjak dan juga kecil.

Sehingga kalau kendaraanya kurang tangguh disarankan untuk tidak melalui jalur tersebut. 

Tetapi pada dasarnya sepeda motor jenis matic pun bisa melewati itu, hanya saja untuk kendaraan roda empat keluaran masa lalu sih disarankan janganlah kalau tak mahir membawanya.


Ya survei saja dulu karena jaraknya taklah disebut jauh, hanya sekira 11 kilometer dari Ujung berung ke arah utara.

Kalau dari Lembang itu adalah sekira 15-18 km untuk bisa sampai ke sekitar perkebunan Kina di Bukit Tunggul.

Melalui jalur Lembang memang lebih landai tetapi karena jalur tersebut ramai pengguna sehingga bisa jadi tersendat karena kemacetan dan juga karena jalan sempit dan rusak parah. 

Sebaliknya bila melewati Patrol Palintang itu bisa di tempuh dengan waktu yang sangat singkat dan lancar walaupun itu sangat nanjak dan terjal.



Sesungguhnya pemandangan disana itu semuanya adalah bagus dan indah. Tetapi sekali lagi masalahnya adalah kurang perawatan, kurang penataan dan kurang pengaturannya.

Sampah akan sangat mudah kita dapati dimana-mana berserak ditepi jalan, dijurang, dilembah, bahkan dipekarangan rumah penduduknya. Itu sungguh sangat kumuh dan tidak sehat. 

Sepertinya disana sudah tidak ada lagi gerakan kebersihan jumsih (jum’at bersih) misalnya.

Padahal kegiatan gotong royong dalam hal kebersihan bersama itu perlu untuk digalakkan kembali. 

Pola kebiasaan penduduk yang membuang sampah sembarangan juga perlu di hilangkan, juga kepada para pendatang atau pengunjung yang lewat kesana diharuskan untuk tidak buang sampah sembarangan. 

Penulis merasa heran kenapa manusia-manusia itu tak memiliki rasa bersalah membuang sampah secara sembarang.

Kalau disana tak ada tong sampah bawalah kembali barang bekas sisa pemakaian kita itu. Heran dan terlalu jika untuk urusan sampah saja kita ini tidak bisa bertanggung jawab.

Entahlah mungkin diperlukan revolusi mental, pendidikan mendasar dan gerakan masif untuk mendidik masyarakat melek kebersihan itu.

Di bukit Tunggul ini udaranya memang terbilang sejuk, namun kalau dirasa-rasa sih panas mentari sudah sangat terlalu mudah menembusnya.

Sehingga pada siang hari kita juga bisa merasakan hawa yang cukup terik untuk ukuran pegunungan yang tinggi.

Pada dasarnya jika kawasan tersebut bisa dikelola dengan profesional maka itu akan menjadi destinasi yang cukup menarik juga.

Buktinya adalah bebrapa lokasi wisata lainnya di kawasn Lembang juga cukup ramai oleh pengunjung.

Maka di daerah inipun bisa saja dikembangkan dengan cara berbeda...apakah dijadikan kawasan hutan lindung untuk wisata edukasi, atau dijadikan Taman Hutan Raya Jawa Barat yang mencakup seluruh kawasan bandung utara sampai dengan Subang dan wilayah Sumedang dan juga Purwakarta. sehingga selain berguna untuk keindahan juga berguna untuk klenaggenagan alam itu sendiri yang mana hal tersebut sangat penting untuk kelestarian kehidupan umat manusia itu sendiri.

Jika hutan ini saja sudah sedemikian ruskanya, maka bagaiman pula hutan-hutan lainnya yang jauh dari pantauan kita semua.

Sekali lagi, seyogyanya umat manusia zaman sekarang ini harus mulai kembali sadar lingkungan, jangan semua hutan dijadikan lahan pertanian, perkebunan dll.

Haruslah bahwa sekian persen dari daratan tinggi di Jawa Barat ini bisa dikembalikan seperti sediakala, seperti di masa lalu supaya terjadi keseimbangan ekosistem, keseimbangan bumi dan dengan begitu maka kehidupan kita akan kembali nyaman, asri, teduh, segar dan sejahtera lahir batin.



Kamp Pelatihan Sepakbola.

Jika kita lihat keadaan sekarang disini, maka kita bisa lihat bahwa tempat ini juga rupanya sudah dibangun dengan berbagai sarana olahraga yang ada.

Lapng sepakbola, Voley, Basket, dll.

Bisa saja disana dibangun kamp untuk pelatihan olahraga sepakbola, atletik, bulutangkis atau lainnya.

Sebab udara pegunungan yang tipis oksigen bisa membantu para atlet untuk meningkatkan daya tahannya secara lebih cepat. Kalau gak salah sih begitu. Seperti dulu sering diterapkan oleh pelaih legendaris dari Persib yakni pak Indra Tohir.

Sebagaiman kita ketahui, bahwa karir kepelatihan beliau ini tidak lepas dari dunia akademik, yang manbeliau ini adalah dosen olahraga juga di Unipersitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Artinya adalah program pelatihan pada masa itu dilakukan dengan cara yang akademis. Bagaimana caranya memperkuat fieik pemain, meningkatkan kemampuan ketahanan endurance, kecepatan, kebugaran dst.

Maka tak heran jika kita lihat Persib di era Pak Indra Tohir ini adalah merupakan masa kejayaan tertinggi dalam sejarah Persib.

Tentu itu hanya untuk short program dari suatu bagian dari pelatihan yang berjenjang dan panjang. Dulu waktu Persib masih dipegang Coach Indra Tohir kita sering membaca berita bahwa mereka melalukan pemusatan latihan itu adalah di Lembang sekian lama untuk kemudian dilanjut di daerah panas seperti Subang.

Cara yang dipakai coach Indra Tohir waktu itu cukup mumpuni untuk membuat skuad Persib yang kuat dan tangguh sepanjang setahun kompetisi. 












Sehingga berdasar hal tersebut kiranya di Bukit Tunggul inipun bisa untuk dibangun sebuah kawasan sport center.

Apalagi secara saat inipun di sana itu sesungguhnya sudah ada tersedia lapangan bola, bola voley dan juga mess. 



Tinggal melakukan perbaikan fasilitas dan penunjang maka itu bisa menjadi kawah candradimuka keolahragaan Bandung dan Jawa Barat khususnya atau Indonesia dan dunia pada umumnya. 

Selain udaranya yang tipis, juga lokasinya sangat mudah dijangkau dari kota Bandung. Ya siapa tahu ini bisa terwujud dikemudian hari.



Penambahan berbagai fasilitas itu memang sangat menunjang untuk meningkatkan daya tarik suatu lokasi wisata, agar orang lebih tertarik datang dan berkunjung lebih lama lagi disana. 

Hal yang paling penting lainnya adalah penataan dan keteraturan dalam pembangunannya agar semua keadaan alamnya bisa selalu terjaga dan lestari. 

Indah, semakin indah, bersih semakin bersih, maju semakin maju. Itulah harapan kita semua. 



Harus ada keselarasan dan keseimbangan antara alam, lingkungan pembangunan dan manusianya. Hutan juga harus dijaga agar tetap lestari ada dan bisa bermanfaat bagi generasi sesudah kita.

Jangan kita meninggalkan masalah yang harus dipikul dan diderita oleh anak keturunan kita semua kelak. Itu akan memalukan.

Kenapa harus menjaga hutan, kenapa harus melestarikan gunung dan pegunungan...?.
Mariceun runtah dimana mana sakainget saka-ijreng, teu rareusik, jarorok siga euweuh kokoloteuna, siga euweuh nungurus numupuhu. 

Kacau balau teu kaurus pisan. Leuweung beuki corengcang cararaang. Jaba bararau runtah, asa sareukseuk nyocog kana irung. Rek piirahaeun diberesana, rek piirahaeun di polah di tatana. 

Kahayangmah taneuh leuweung teh ulah dibukbak, digundulan. Pasir leuweungna gararundul ngan kasesakeun saeutik wungkul eta ge geus kaseudeukeun ku perkebunan jeung tatanen sayur mayur.

Cai solokan nu ngocorna sakitu gede diusum hujan ieu tandaning leuweung geus teu suka ka cai. Lain teu hayang tapi teu bisa nahan deui. 

Di pamijih cai gampang ngocor ka solokan kawalungan ngan saeutik nu nyerep asup ka taneuh gunung ka jero bumi. 

Ongkoh mah Maribaya teh daerah pariwisata tapi naha loba sampah dimana-mana, cai walungan na oge kiruh jeung teu bersih teu herang teu mencrang sakumaha sabihara sabihari.  

Padahal mun diajenan, mun di tatangeran moal teu bakalan langkung kakoncara kamana-mana. Hanjakal ngan ukur hanjakal. 

Coba kita merenung sejenak. Dalam keterheranan akal telanjang adalah begitu banyak air itu mengalir turun dari bukit itu, setiap hari sepanjang masa. Sungguh itu menakjubkan.

Berawal dari air yang terserap menguap karena panas matahari terangkat kelangit lalu menjadi sekumpulan awan putih dan kemudian manakala itu sudah terakumulasi oleh waktu dan musim dari belahan bumi lain mengakibatkan angin berhembus membawanya kesini. Lalu iapun berubah menjadi tetesan air dari langit menjadi hujan yang deras sekali. Sebagiannya jatuh kepuncak gunung dan bukit-bukit yang tinggi, terserap kedalam tanah oleh pepohonan, rumput dan akar-akar lalu menyimpannya ada disana untuk sekian lamanya. Sebagiannya mengalir melalui sungai-sungai dari mata air dan menjadi sumber penghidupan bagi makhluk hidup yang dilaluinya. 

Sungguh itu adalah mekanisme alam yang sangat menakjubkan.

Jika saja disini tidak ada gunung, tak ada perbukitan, tak ada juga tanah tinggi atau highland, semuanya adalah dataran rendah mungkin bumi tak akan seindah ini lagi. 

Bayangkan air yang mengalir sebanyak itu dan disetiap hari sepanjang tahun, adalah keajaiban dan juga suatu hal yang dipertanyakan....why...?!...


Didalam air itu pula kita temukan aneka kehidupan binatang dan pepohonan. Juga menjadi sumber penghidupan bagi kita dan makhluk hidup yang ada didaratan. 

Mereka bisa bertahan hidup karena aliran air tersebut. Terbayang jika tiba-tiba semua itu menghilang kering dan gersang. Hujan tak mau lagi turun disana. Maka semua daratan tinggi itu menjadi kering tandus dan panas. Pepohonan menjadi layu dan mati terbakar, meranggas dan rumputpun hilang tak adalagi warna hijau atau warna bunga lainya. Hewan-hewan kelaparan dan juga kehausan, sehingga migrasi ke lembah ketempat yang rendah ke perkampungan umat manusia. Berkomplik dengan kehidupan manusia, memangsa kambing dan semua hewan ternak. 

Akhirnya manusiapun sama saja tak bisa menanam tak bisa bertani. Tak ada bahan pangan, tak ada beras tak ada sayur mayur. Juga tak ada hasil ternak.

Bendungan-bendungan menjadi surut dan kering, mematikan sumber energi listrik, memutus sumber PDAM. 

Orang dikota menjerit kekurangan air dan sumur juga setiap hari semakin dalam dan akhirnya musnah dari perut bumi karena setiap jengkal diambil dan di ekploitasi umat manusia untuk kehidupannya. 

Pabrik-pabrik menjadi gulung tikar, tak mampu berproduksi karena tak ada supply pengairan. Para pekerja juga tak bisa minum tak bisa makan sehingga tak ada air sekalipun untuk urusan MCK. 

Coba kita bayangkan jika itu benar-benar terjadi sebagai akibat kurangnya kepedulian kita umat manusia terhadap alam ini.

Coba kita jalan-jalan ke wilayah Sahara atau ke gurun Gobi. Bisakah kita menemukan rimbunnya pepohonan di sana...?, untuk satu pohonpun rasanya sangat mustahil. 

Coba juga kita tamasya ke tanah Arab Saudi sana. Kita bisa lihat pegunungan dan lembah-lembah yang menghijau...?..ah rasa-rasanya itu adalah patamorgana. 

Padahal dahulunya tanah Arab juga adalah dataran yang subur makmur, loh jinawi kerta raharja, cur cor air dimana-mana. 

Tetapi kenapa kini menjadi tandus dan gersang...?. Itu semua karena ekploitasi dari umat manusia sehingga mengakibatkan nenek moyang kita meninggalkannya dan berpencar keseantero penjuru bumi ini, ke Indonesia, ke Andalusia dan Amerika bahkan ke Afrika dan Polinesia.

Itulah mengapa kita perlu untuk segera menyadari sebelum semua menjadi terlambat sudah. 

Betapa berharganya, begitu pentingnya hutan dan gunung-gunung  disekitar kita itu. Menjadi mesin bagi kehidupan umat manusia disepanjang  zaman.



Sekian.
Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar