KemBali ke RancaBali


Entah yang ke berapa kalinya aku mencari udara yang baik di sini. Kalaulah boleh aku punya pintu ajaib, yang ketika dibuka bisa langsung berhalamankan tanah Ranca Bali ini. Atau punya jendela ajaib, yang ketika dibuka udara sejuk dari Ranca Bali dapat serta merta masuk ke ruang tidurku.
Alangkah bahgianya aku jika aku punya kantong ajaib milik doraemon. Tak haruslah aku jauh-jauh pergi kesini setiap waktu, tetapi udaranya bisa kita hirup setiap saat.


Namun itu semua hanyalah mimpi. Sayang itu semua hanyalah khayalan. Bukan suatu kenyataan. Maka ketika aku bisa berada disini, itu adalah satu anugerah yang luar biasa yang pantas untuk dinikmati dan disyukuri. Da akumah gitu orangnya.

Sebenarnya tak ada rencana khusus untuk main ke sini di hari ini. semua itu hanyalah keterpaksaan saja, terpaksa karena sayang dong sudah sampai di Soreang harus pulang begitu saja tanpa berkunjung ke Ciwidey dan Ranca Bali ini...?. menurutku sih itu terlalu lah. Ke Bandung butuh tiga puluh atau 40 menit, kesinipun sama. Ya mending ke sini dong...?.

Ah, itu kan alasan saja. padahal sih ini memang sudah ada dalam rencana semula semenjak berangkat dari Bandung sana. Itu kan Cuma mengkambinghitamkan keadaan saja, padahal mah supaya gak kelihatan niat banget gitu. Ooh gitu ya...?. ya emang sih. Tapi gak sejahat itu kali. Da inimah hal positif buat kebaikan semata. Ya kan....?. siapa yang dirugikan coba...?. siapa...?. gak ada, kita sama suka sama senang kan jadinya. Itlah yang aku mau. Oke,...?. deal ya...?. clear ya...?.


Kebahagiaanku adalah manakala bisa membawa kebahagiaan pula buat yang lainnya. berbagi kebahagiaan adalah kebaikan, dan setiap kebaikan adalah baik dan semoga bermanfaat. Tapi jangan modus ya...?. Tidak lah, ini bukan modus, inimah ikhlas kok. Dari hati sanubari yang terdalam kok.

Dan jalanan ke sini itu yang sebenarnya aku suka. Itu adalah jalan yang baik untuk berkendara terutama bermotor seperti ini. jarang ada jalan seenak begini. Kalau seumpama sebuah sirkuit, maka jalan ke Ciwidey Ranca Bali ini adalah seumpama sirkuitnya Philips Island di Australia. Itu sangat memuaskan para riders. Terutama yang emang suka riding.

Wuih, aku gak bohong. Mau pelan, mau kencang semua sangat enak sekali. Kalau pelan maka kamu akan terpuaskan oleh pemandangan dan kesejukan udaranya. Kalau kencang, kamu akan terpuaskan oleh kontur jalanan yang berkelok miring ke kiri ke kanan, naik turun melambung. Wuis pokoke mantap juara, susah aku menceritakannya, kamu harus coba sendiri saja biar kamu merasakan apa yang aku rasakan. Tetapi itu kalau kamu beruntung ketika jalanan tidak dalam keadaan macet merayap. Jika macet maka itu sama saja, sama gak menyenangkannya. Jadi, apa yang aku cerita ini belum tentu bisa sama sepadan ketika nanti kamu coba buktikan sendiri. Syarat dan ketentuan tetap berlaku.  Jika macet aku gak janji deh. Macet mah, pasti lah bete, pastilah gak bisa menikmati jalanan nya dengan sebaik-baiknya. Tetapi jangan heran karena jalan ke sisni kalau sedang macet ya macet saja karena ke sini adalah menuju ke lokasi kepariwisataan yang banyak diminati banyak orang.

Mumpung udaranya masih segar seperti sekarang ini, tahu sendiri kan Indonesia mah gak bisa menjaga dan melestarikan setiap kekayaan alam nya. Harimau Sunda sudah punah, Harimau bali apalagi. Kini Harimau Sumatra sudah mulai terancam punah pula. Kan kampvret...?!..eh kan kacau...?.

Pun pakidulan Bandung ini juga kiranya akan bernasib sama jika dan jika kita semua benar-benar tolo dan gak pernah mau mengambil pelajaran dari beberapa kesalahan. Buang sampah sembarangan, pembabatan hutan, pembangunan tanpa mematuhi analisa dampak lingkungan dan pelanggaran lainnya.  Bandung utara misalnya, semua lerengnya sudah hampir punah, berubah dari hutan-hutan menjadi gedung-gedung perumahan dll. Miris sekali bukan....?...

Terkadang kita apatis dan lalu berkata...ah ini memang susah dikendalikan lagi. Manusia sekarang sudah rakus, bebal dan gak pedulian. Benar mungkin jika kita katakan saja bahwa dunia sekarang memang menjelang usia renta yang akan segera tamat. Kan serem...!!.
Serem kan...?.


Maka adalah kewajiban kita untuk berusaha bisa menjaga alam lingkungan ini. Jangan sampai kita merasa menyesal ketika semua itu sudah hancur lebur tak tertangani lagi. Mumpung semua itu belum terjadi mari lah....marilah....marilah kita mulai sekarang bersikap arif dan bijak terhadap alam ini. kan kasihan anak cucu kita jika kelak semua ini sudah tak bisa di dapatkan lagi. Kasihan gak sih buat generasi nanti penerus kita-kita sekarang ini...?. Anaknya anak kamu misalnya, atau cucunya cucu kamu misalnya. Kan kasihan jika mereka tak bisa merasakan kesejukan alam seperti yang kita nikmati sekarang ini...?.

Coba lah miliki pikiran yang BIJAK seperti itu. Cobalah renungkan, pikirkan dan tanamkan didalam jiwa kita. Cinta terhadap alam lingkungan kita, yang diwariskan para leluhur kita, supaya kita bisa jaga dan kita nikmati untuk juga bisa dinikmati oleh anak cucunya cucu-cucu kita nanti. Jangan rakus, jangan masabodoh, jangan. Jangan. Jangan....!!!.

Keindahan perkebunan teh, danau dari situ Patenggang ini, jangan sampai punah dan ruksak. Debit air dari situ Patenggang yang nampaknya berkurang di hari ini, itu adalah menakutkan sekali. Jangan sampai situ indah ini kelak tinggal hanya ada dalam photo dan lukisan. Jangan deh, jangan sampai itu terjadi ya...?.
Makanya, ingat-ingat. Makanya sadar, sadarlah bahwa menjaga lingkungan hukumnya adalah wajib ain. Wajib bagi setiap umat manusia.


Glamping Like Side ini misalnya, ini memang indah untuk saat ini. tapi nyatanya ini tak seindah setahun atau dua tahun yang lalu. Sudah ada degradasi kualitas alam disini. Entah lah mungkin karena polusi, limbah, sampah dll. Please dong rawatlah ini semua dengan sepenuh perhatian. Kelestarian adalah segala-galanya.


Makan jagung adalah tetap mengasyikan jika aku disini. Apalagi jika makan durian berdua wah mantap rasanya. Manis, legit dan rasanya khas begitu. Satu kepala sudah cukup untuk saat ini, tapi percaya jika beberapa saat lagi nanti pasti pengen lagi. Dan lagi. Tapi, ya itu memang begitu. 
Harusnya punya pohonnya sendiri biar banyak buahnya dan bisa petik lebih sering lagi.


Hmm....rupanya penting juga kita mulai bertanam lagi ya...?. jika punya tanah tuh jangan semuanya di semen, dibangun. Tapi justru harus lebih banyak ruang untuk tumbuh pepohonan. Selain berguna untuk dimakan, juga berguna untuk cadangan oksigen yang perlu buat kesehatan kita semua.

Dua jam atau tiga jam belum lah cukup untuk menikmati suasananya. Tetapi hari tak diam, tetapi matahari gak berhenti. Mereka akan segera meninggalkan kita disini di dalam kedinginan, kegelapan malam dan juga cuaca yang bisa saja segera berubah dari cerah menjadi mendung, kabut dan hujan.


Pengennya sih iya, menginap disini. Kemping disini...?. itu pengen nya hati ini. tetapi kan kita disini gak ada rencana untuk itu. Dan, nantilah jika waktunya tentu kita akan kemping juga disini biar lengkap bisa menikmati semua keadaan disini. Dan alampun menerimanya dengan senang hati, semutpun mendo’akan, macan pun merasa berkawan dan sungkan. Burungpun gak jadi tersinggung.

Semoga hari-hari ini akan membawa kita kepada arah yang benar yang baik dan yang terhormat di sisiNya. Aamiin. Tak ada guna jika Tuhan tak suka dengan perilaku kita. Sia-sia saja, hina dan tidak berkah. Betul kan...?. harus betul...!!

Maka, kamipun kembali saja menuruni pegunungan Ranca Bali ini kembali ke bawah sana, menuruni setiap lembah dan bukitnya. Membawa kesejukan yang sudah terhirup sejak tadi, ke dalam dada sanubari yang paling dalam.

Wassalam.

Posting Komentar

0 Komentar