APA YANG KAU PIKIRKAN
HARI INI, ITULAH MASA DEPANMU SEBAGAIMANA BAHWA HARI INI ADALAH HASIL DARI APA
YANG KAMU PIKIRKAN DIMASA LALU
Untuk meraih hari esok yang lebih
baik, maka diperlukan hari ini yang lebih baik pula. Melakukan yang terbaik di
hari ini adalah simpanan kebaikan yang akan kita petik dikemudian hari.
Sebaliknyapun berlaku, keburukan akan menghasilkan panen yang buruk pula.
Tak ada kata terlambat untuk
menjadi lebih baik, kalaupun merasa terlambat itu masih lebih baik dibanding
tidak sama sekali. Better late than never. Optimis dan anti pesimis.
Optimis tentu perlu, tetapi itu
belum cukup. Kita masih butuh lagi kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
Serius dan nikmati proses. Kamu menjadi remaja itu adalah proses dari masa
kanak-kanakmu. Kamu dewasa itu adalah hasil dari proses belajar dimasa lalu.
Untuk pintar kita butuh belajar. Untuk punya uang, kita butuh untuk bekerja.
Optimis dan berproses.
Jangan biarkan diri kita menjadi
malas, jangan biarkan diri kita dalam buaian waktu. Waktu itu tajam, waktu itu
kejam. Waktu yang kita alami ini akan pergi meninggalkan kita. Waktu yang kita
miliki juga sama, namun cara mengisi waktu itulah yang menjadi pembeda kita. Dengan
waktu yang sama, hasilnya berbeda-beda.
Tentu saja kita diciptakan Tuhan bukan
untuk menjadi sama semua. Yang sama hanyalah pemberian waktu, pemberian
kesempatan walaupun itu juga kondisinya tentu berbeda-beda. Jadi tak ada ruang
untuk iri, tak ada ruang untuk berburuk sangka sebab kita memang tak harus
menjadi sama.
Berbeda itu adalah indah. Tak terbayang jika wajah kita
serupa semua, tak terbayang jika rezeki kita sama semua, tak terbayang jika
pangkat kita sama semua. Semua menjadi panglima tentu tak mungkin, semua jadi
kiper tentu tak mungkin. Jadi nikmati perbedaan karena kita tercipta bukan
untuk sama, dengan demikian kita bisa menyikapi kehidupan ini dengan lebih
ringan, lebih easy going dan lebih
bijaksana.
Satu hal yang menjadi kewajiban
kita hanyalah berusaha menjadi diri sendiri, menjadi yang terbaik yang bisa
dilakukan. Bukan dalam arti menjadi individualistis. Bukan, karena yang
demikian itu bukanlah ciri orang yang belajar, bukan ciri orang yang berilmu,
bukan juga ciri orang yang berhasil.
Menjadi yang terbaik itu adalah
tidak selalu harus bersaing dengan orang lain, satu yang pasti adalah bersaing
dengan diri sendiri. Selalu berusaha menjadi lebih baik dari yang
pernah kita lakukan. Kemarin kita bangun jam 6 pagi, maka hari ini berusaha
untuk bangun jam 5 pagi. Jika kemarin kita malas berolah raga, maka hari ini
kita mulai hari dengan sedikit berolahraga. Kalau kemarin kita terlalu rakus
dalam makan, masa hari ini masih tetap rakus...?. Kalau kemarin kita ada malas,
mulailah untuk lebih bersemangat. Itulah yang disebut bersaing dengan diri
sendiri. Menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi.
Memang tidak mudah, sangat tidak
mudah. Tetapi yang lebih tidak mudah lagi adalah penyesalan dikemudian hari.
Oke, kita masih punya kesempatan
di hari ini, kita masih diberi napas dan oksigen. Kita juga masih diberi tenaga
dan pikiran. Lakukan apa saja yang bisa kita lakukan, walaupun itu sederhana walaupun
itu terlihat tak signifikan. Jika kita melakukannya dengan baik dan kontinyu,
maka yang
dianggap kecil itu lama-kelamaan akan bertambah dan membesar. Kita
membaca buku satu alinea setiap hari, kita menabung seribu dalam satu hari, itu
akan lebih baik dibanding tidak sama sekali bukan....?.
Dalam memperbaiki diri ini, kita
tak bisa hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri. Sebab kita bisa saja sakit,
bisa saja lemah. Semua bisa terjadi. Maka kita akan butuh berdo’a dan memohon
perlindungan kepada Allah SWT yang telah membuatkan darah dalam nadi ini, yang
telah mendetakkan jantung ini, yang telah membuat kita bisa berkedip, melangkah
dan bergerak. Semua itu hanyalah karena kuasa dan kemaha baikan Allah SWT (Alhayyul
Qayyuum). Ketika kita sehat mungkin kita melupakan anugrah hidup ini,
tetapi bayangkan andaikata kita sedang sakit maka kita baru sadar betapa
mahalnya pemberian Tuhan itu kepada kita. Artinya dalam kelemahan kita ini,
dalam ketidak berdayaan kita ini menunjukkan bahwa kita sangat bergantung dan sangat
membutuhkan pertolongan, ampunan dan bimbinganNya. Cam kan itu....!.
Maka mulailah langkahkan kaki
kita dengan bismillah. Mulailah hari
dengan ucap syukur alhamdulillah,
mensucikanNya dengan subhaanallah, dan memohon ampunanNya dengan istighfar.
Tiada daya dan upaya melainkan semua atas pertolongan Allah SWT semata (la
haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim).
Menjadi lebih baik lagi adalah
misi kita yang tak pernah berakhir. Tak mudah, tetapi masih lebih mudah
dibanding penyesalan yang tiada akhir. Bisa ala biasa. Kamu bisa mandi sendiri, itu
karena sudah dibiasakan oleh ibumu, oleh pengasuhmu dimasa lalu. Kamu bisa
pergi bangun dipagi hari itu juga karena kebiasaan. Jika kamu biasa bangun
siang, maka ketika harus bangun pagi itu adalah sesuatu yang sangat berat padahal bagi yang terbiasa bangun subuh itu adalah
sesuatu yang ringan bahkan menyenangkan. Semua akan menjadi menyenangkan
jika telah menjadi terbiasa dan sudah terasa paedahnya/manfaatnya atau
hikmahnya.
Barakit-rakit kehulu,
berenang-renang kemudian. ............,
...."Ittu....!"
...."Ittu....!"
Dzikir, Fikir dan Ikhtiar.
Semboyan yang baik buat kita. Dzikir agar hati kita kuat, fikir agar otak
kita berguna, ikhtiar agar tubuh kita berguna.
Kalau kita sudah melakukan yang
terbaik, maka tak ada yang sia-sia. Kesulitan, perjuangan dan
pengorbanan adalah lumbung pahala buat kita akan dihargai sebagai jihad dimata
Allah SWT. Hasil yang kita peroleh adalah ridhoNya, ampunanNya, dan rahmatNya,
aammiin. Soal hasil didunia ini, itu semua hanyalah bonus.
Hasil didunia ini tak selalu
merupakan hadiah, kekayaan tak menjamin kebahagiaan. Pangkat dan jabatan bukan
tanda kesuksesan, semua itu bisa jadi malah sumber petaka. Betapa banyak orang
berpangkat akhirnya dibui. Berapa banyak orang kaya akhirnya bunuh diri,
keluarganya tak terurus, mencandu alkohol, narkoba dan pergaulan bebas. Itu
sama sekali bukan kebaikan, itu adalah kehinaan.
Kita berharap agar diberi
kemudahan dalam menjalani hidup ini, kita berdo’a agar semua baik-baik saja. Kita
juga berdo’a agar kita bisa kembali kepadaNya dalam keadaan berserah diri
seutuhnya. Aamiin.
Kita juga berharap agar menjadi
manusia terbaik yang bisa kita lakukan. Mohon pertolongan dan bimbinganNya
selalu, jauhkan dari prahara dan malapetaka, jauhkan dari kehancuran dan
kesesatan. Semoga Allah mengabulkan do’a-do’a kita semua. Sholawat dan salam untuk
kekasih Allah SWT, nabi kita tercinta rosulullah yang mulia, sayyidina Muhammad
SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang soleh solehah. Aammiin. Segala
puji hanya milik Allah SWT.
Subhaana rabbika rabbil ijjati
‘ammaa yaasifuun wasalaamun ‘alal mursaliin walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
Aammiin ya rabbal ‘aalamiin.
Do the best thing.
Do the best one.
Wassalaamu ‘alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bandung, 08 Maret 2017
0 Komentar