Lembayung di Katulistiwa bag 4

"Bun, kalau dipikir-pikir....gimana kalau kita ganti nama ya..?. Kita kan tinggalnya di Jawa Barat, orang Jawa Barat kan punya budaya dan bahasa daerah juga...?. Gimana kalau Papah ganti jadi Abah aja, dan Bunda ganti jadi Ambu...?!"

"Mamah pikir juga begitu pah...mamah setuju banget, mumpung anak-anak kita masih pada kecil"

"Ok Mbu, Abah setuju....."


Dalam keseharian sebenarnya mereka memang sudah berbahasa Sunda, generasi intelek itu adalah generasi yang sadar budaya, memberi penghargaan tinggi buat kebudayaan daeranya...Hal yang baik dipertahankan, hal yang buruk gak usah di teruskan...Kekayaan budaya bangsa Indonesia itu sungguh tak ternilai harganya. Oleh karena itu setiap daerah hendaknya memberi perhatian besar terhadap kebudayaan lokalnya. Budaya lokal sebagai khazanah kekayaan budaya Nasional Indonesia, jangan sampai musnah dan tinggal cerita. Yang halal yang baik kita pelihara, yang tidak halal yang tidak baik gak usah kita ikuti.

Transformasi budaya itu memang terjadi secara alamiah, tetapi adalah kewajiban kita juga untuk bisa memastikan bahwa kekayaan budaya kita itu adalah sesuatu banget....sesuatu hal yang bernilai tinggi dan bahkan merupakan warisan dunia juga.

Pergaulan antar daerah, pergaulan antar negara adalah mutlak terjadi, namun ketahanan budaya daerah masing-masing juga adalah mutlak untuk dirawat dan dipelihara. Bahasa Sunda misalnya, harus kita gunakan dalam percakapan sehari-hari dirumah kita. Kepada istri, anak kita semua, kita biasakan berbahasa Sunda lagi. Itu adalah warisan para leluhur kita, warisan Prabu Kiansantang, Prabu Siliwangi, Raden Sanjaya, Raden Gajah Agung, Raden Lembu Agung, Raden Tembong Agung, Pangeran Kornel, dll.

Adalah memalukan jika kita sebagai warga lokal Jawa Barat tidak bisa menggunakan bahasa lokanya sendiri. Itu sungguh aib yang sangat-sangat tak bisa dibanggakan sama-sekali.

Wilujeng enjing, wilujeng siang, wilujeng sonten...wilujeng patepang deui. Keluhuran budi pekerti nenek moyang kita, siapa lagikah yang bisa merawatnya kalau bukan kita...???.

Kaluhur kudu sirungan...
Kahandap kudu akaran...


bersambung....



Posting Komentar

2 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus