Toxic Relationship

 Waspadai 8 Ciri-Ciri Pertanda Anda Terjerat dalam Toxic Relationship

(16)
01 Jul 2019|Nina Hertiwi Putri
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Terjebak dalam toxic relationship akan sangat berdampak pada kesehatan mental masing-masing pihak
Setiap orang pasti memimpikan kisah asmara yang romantis dan penuh cinta. Namun, kadangkala kenyataan berkata lain. Tidak sedikit orang-orang di luar sana yang justru terjebak dalam hubungan toxic, alias toxic relationshipToxic relationship adalah pertanda bahwa hubungan yang Anda jalani bersama pasangan tidak berdampak baik bagi kebahagiaan dan kesehatan mental Anda. Sayangnya, banyak orang yang terjebak dalam "hubungan beracun" menyadari mereka sudah menjadi korban. Sebenarnya seperti apa, sih, ciri-ciri toxic relationship itu?

Ciri-ciri toxic relationship yang perlu diwaspadai

Toxic relationship adalah jenis hubungan asmara yang tidak sehat. Tidak sehat di sini berarti ada salah satu pihak yang lebih dirugikan; baik secara psikologis, emosional, bahkan hingga secara fisik dan materiil.Oleh karena itu, berada dalam hubungan asmara yang toxic akan menghambat Anda untuk menjalani hidup secara produktif, serta tidak merasa bahagia dan sejahtera.Padahal idealnya, masing-masing pihak yang menjalin hubungan itu berada di posisi yang sama selayaknya mitra atau partner.Yuk, kenali ciri-ciri toxic relationship di bawah ini agar Anda bisa terhindar dari dampaknya yang berpengaruh buruk bagi kesehatan mental maupun fisik.

1. Tidak pernah merasa cukup

Dalam hubungan asmara yang sehat, kedua belah pihak seharusnya saling menyayangi, mendukung, menghormati, dan menerima satu sama lain. Namun, ciri-ciri toxic relationship justru kebalikannya.Pasangan yang toxic akan membuat Anda selalu merasa menjadi seorang manusia serba kekurangan. Anda selalu dibuat merasa seolah tidak cukup rupawan, tidak cukup baik, tidak cukup mengayomi, tidak cukup pintar, dan tidak cukup layak untuk bersanding dengannya.Terus-terusan diperlakukan seperti ini akan membuat Anda merasa semua Anda lakukan selalu salah dan selalu merasa perlu membuktikan kontribusi Anda agar akhirnya diakui oleh pasangan.

2. Susah menjadi diri sendiri

Tidak bisa menadi diri sendiri bisa dibilang adalah ciri-ciri yang paling khas dari toxic relationship, dan masih ada hubungannya dengan poin di atas.Usaha mati-matian yang Anda lakukan demi "menyamakan level" dengan pasangan dapat membuat Anda rela berubah menjadi orang lain. Hal ini semata-mata dilakukan agar si pasangan dapat mengakui keberadaan Anda di sisinya.Sebagai contoh begini: sebelum menjalin hubungan dengan si dia, Anda sebetulnya adalah orang yang humoris dan menggemari musik K-pop. Namun, pasangan Anda menganggap semua karakter itu sebagai kekanak-kanakan dan tidak pantas lagi di usia dewasa ini.Nah demi menyenangkan hati si dia dan membuatnya menganggap Anda adalah orang yang ideal, anda rela meninggalkan apa yang Anda sukai selama ini. Anda juga merasa harus selalu memerhatikan apa yang Anda lakukan dan ucapkan karena sangat takut akan melakukan kesalahan.

3. Direndahkan

Ciri-ciri lain yang bisa membantu menyadari bahwa Anda sedang terjebak dalam toxic relationship adalah seteiap kali Anda merasa direndahkan. Seperti apa contohnya?Hal yang paling sederhana dan langsung bisa Anda amati adalah dari komentar-komentar yang ia lontarkan. Mungkin ia pernah berujar "Masa gitu doang kamu nggak bisa sih?" ketika Anda kesulitan untuk mengerjakan sesuatu yang awam bagi Anda sendiri.Di lain waktu, ia mungkin merendahkan penampilan Anda, misalnya, "Kamu tuh nggak pantes deh pakai baju yang kayak gitu."Pasangan yang merendahkan juga akan membuat Anda senantiasa merasa enggan untuk berpendapat atau menyampaikan sesuatu karena takut diremehkan dan menghadapi reaksi negatif darinya.Selain itu, mulailah cari jalan keluar ketika ia memanggil Anda dengan kata-kata yang tidak pantas. Itu bukanlah panggilan sayang, melainkan pertanda ia tidak menganggap Anda sebagai pihak yang sejajar dalam hubungan asmara tersebut.

4. Terus dijadikan kambing hitam

Ketika ada konflik, Anda selalu merasa sebagai sumber masalah.Bukannya saling bekerja sama untuk berkompromi dan mencari solusi, pasangan justru tidak pernah mau mengakui kesalahannya dan terus menerus menyalahkan Anda dengan berbagai cara.Padahal Anda sebetulnya yakin dan tahu pasti itu bukan kesalahan Anda. Namun, cara-caranya untuk memanipulasi dan menempatkan kesalahan pada Anda justru membuat keyakinan Anda tersebut goyah dan ikut terpengaruh olehnya.Hubungan ini tidak hanya akan sangat merugikan mental Anda yang menjadi korbannya, tapi juga fisiknya. Pasalnya, Anda akan selalu berusaha untuk mencari tempat dan waktu demi berbaikan dengan pasangan.

5. Terisolasi dari dunia luar

Posesif sering dianggap sebagai tanda cinta. Namun, kenyataannya tidak. Pasangan yang posesif dan terlalu suka mengatur akan berusaha sekeras mungkin untuk mengucilkan Anda dari keluarga atau teman dekat. Bahkan, pasangan bisa sampai terus menghubungi Anda setiap beberapa jam sekali, melacak lokasi Anda, membuat "jam malam", hingga membatasi apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan.Akibatnya, Anda tidak lagi merasa nyaman dan bebas untuk bersosialisasi dengan siapa pun orang yang ditemui selain pasangan. Jika hal ini sudah mulai terjadi dan Anda sudah mulai merasa terisolasi, baiknya segera cari cara untuk melepaskan diri dari jeratan s
Cemburu berlebihan adalah salah satu ciri toxic relationship

6. Selalu dicemburui tanpa alasan

Cemburu bisa dibilang tanda kasih sayang. Cemburu menandakan pasangan peduli dengan Anda.Akan tetapi, tentu tidaklah tepat jika rasa cemburu ditunjukkan berlebihan, tidak masuk akal, dan terus menerus. Saat pasangan selalu menanyakan posisi Anda dan marah jika Anda tidak segera menjawab pesan singkatnya, sebaiknya Anda mulai mempertimbangkan keluar dari hubungan yang toxic ini.Rasa cemburu yang muncul pun biasanya tak hanya berkaitan dengan hubungan pasangan dengan orang lain, tapi juga yang menyangkut karir hingga penghasilan.

7. Tidak merasa didukung

Hubungan yang sehat, seharusnya dapat memberikan dampak positif di aspek-aspek kehidupan, termasuk aspek profesional, dan bukan sebaliknya. Hubungan Anda dan pasangan dapat dibilang toxic apabila tidak ada rasa saling mendukung satu sama lain untuk mencapai cita-cita atau tujuannya. Sebagai contoh, ketika Anda mengutarakan keinginan untuk pindah kerja atau naik jabatan di kantor. Pasangan Anda mungkin akan meremehkan dengan mengatakan bahwa Anda tidak cukup pantas untuk memegang jabatan itu dan tidak mampu menanggung beban pekerjaan baru, meski Anda sebetulnya memiliki kapabilitas yang baik.Menurut Gregory Kushnick, seorang psikolog asal Amerika Serikat, perkembangan diri dan keinginan pribadi untuk belajar sering dijadikan objek kecemburuan oleh pasangan karena dipandang sebagai ancaman. Ia tidak mau dan tidak rela memiliki pasangan yang lebih baik darinya.

8. Buruknya komunikasi

Di toxic relationship, konsep saling menghargai tidaklah berlaku. Sehingga, saat berkomunikasi satu sama lain atau ada perbedaan pendapat, bukanlah saran dan kritik membangun yang disampaikan, namun sarkasme, kritik tanpa dasar, dan kata-kata kasar yang keluar. Hal ini kemudian berujung pada enggannya pasangan tersebut untuk saling berbicara.

Pengaruh toxic relationship terhadap kesehatan mental

Meski ciri-ciri toxoc relationship lebih sering menjerat wanita, tidak menutup kemungkinan hal yang sama bisa dialami oleh pria.Toxic relationship dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Semakin lama Anda berada dalam hubungan ini, makin besar risiko Anda untuk mengalami stres berat, depresi, dan gangguan kecemasan.Tidak hanya pada kesehatan mental. Toxic relationship juga tidak baik untuk kesehatan fisik. Terpengaruhnya kesehatan mental akibat toxic relationship pun akan berdampak pada sistem kekebalan tubuh.Menahan perasaan, terutama rasa marah dan kesal, seperti yang banyak dilakukan orang yang berada di dalam toxic relationship dilaporkan dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.Individu yang berada di dalam hubungan toxic memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung. Hal ini termasuk serangan jantung yang parah, dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani hubungan beracun.Toxic relationship umumnya berlangsung hanya seumur jagung. Namun, bukan berarti keluar dari jeratan ini adalah perkara mudah. Agar bisa melakukannya, Anda perlu terlebih dahulu mengenali ciri-ciri toxic relationship yang sedang dialami. Ketika kesadaran telah terbentuk, maka jalan untuk meninggalkan hubungan beracun tersebut akan semakin terbuka.

***Sumber Tulisan dari SehatQ

Toxic Relationship adalah Hubungan yang Merusak dan Tidak Sehat, Ketahui Jenisnya

Rabu, 16 September 2020 16:01Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Seperti diketahui, istilah toxic relationship menjadi sebutan yang akhir-akhir ini sering dibahas. Secara umum toxic relationship adalah pola hubungan yang terjadi antara setidaknya dua orang.

Bisa hubungan antara anak dengan orang tua, hubungan pertemanan, hingga hubungan romantic atau percintaan. Meskipun begitu, toxic relationship sering kali menjadi topik menarik untuk dibahas dalam hubungan percintaan.

Istilah toxic relationship dalam percintaan biasanya ditandai dengan adanya berbagai perilaku yang tidak baik dan bersifat merusak. Dalam hal ini, salah satu pihak baik itu laki-laki atau perempuan bersikap tidak sewajarnya dan cenderung menyerang kepada pasangan. Dalam hal ini, sikap tidak baik dan merusak dapat berupa sikap verbal hingga sikap yang melibatkan fisik.

Di sini, tentu salah satu pihak yang menjadi korban merupakan orang yang dirugikan. Orang tersebut akan merasakan tekanan atau kondisi yang semakin tidak nyaman jika mempertahankan hubungan yang termasuk toxic relationship. Bersamaan dengan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai dan menghargai diri sendiri, mengakhiri hubungan yang termasuk toxic relationship merupakan salah satu upayanya.

Dengan begitu, masyarakat perlu mengetahui lebih dalam mengenai toxic relationship. Hal ini dapat memberikan bekal pemahaman untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah jika sewaktu-waktu terjebak di dalam hubungan tersebut. Dilansir dari situs Health Scope, berikut kami merangkum pengertian dan jenis toxic relationship adalah sebagai berikut.

Mengenal Toxic Relationship

Sebelum mengetahui beberapa jenis toxic relationship, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian mengenai toxic relationship. Toxic relationship adalah hubungan yang ditandai dengan perilaku buruk dan tidak sehat secara emosional yang dilakukan salah satu pihak kepada pasangannya, dan tidak jarang merusak secara fisik. Orang yang terlibat atau terjebak dalam hubungan toxic relationship biasanya akan menguras banyak energi hingga merusak harga diri.

Idealnya, hubungan yang sehat melibatkan perhatian timbal balik, rasa hormat, kasih sayang, minat dan kesejahteraan dalam pengambilan keputusan satu dengan yang lain. hubungan yang sehat adalah hubungan yang aman di mana masing-masing pihak bisa menjadi diri sendiri tanpa rasa takut dan terbebani. Dengan begitu, toxic relationship ditandai dengan suasana ketidakamanan, sikap egois, sikap dominasi, serta kendali. Hubungan tersebut tidak akan berfungsi dan hanya akan merusak dan memberikan dampak buruk pada salah satu pihak.

Jenis Toxic Relationship

Setelah mengetahui pengertian toxic relationship, berikutnya perlu diketahui beberapa jenis toxic relationship. Beberapa jenis toxic relationship ini dibedakan berdasarkan sikap atau perilaku yang ditunjukkan masing-masing pasangan. Jenis-jenis toxic relationship yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.

Deprecator-belittler

Jenis toxic relationship yang pertama adalah deprecator-belittler. Toxic relationship jenis ini ditandai dengan sikap pasangan yang cenderung meremehkan. Dia akan mengolok-olok pada hampir setiap hal yang Anda katakan. Baik saat Anda mengekspresikan ide, keyakinan atau keinginan. Dalam hal ini, pasangan juga tidak akan ragu meremehkan Anda di depan umum, seperti di depan teman-teman atau keluarga Anda. Sikap ini akan terus berulang, meskipun Anda sudah memintanya berhenti. Toxic relationship ini adalah jenis yang banyak terjadi di masyarakat.

Bad Temper

Jenis yang kedua bad temper. Dalam jenis ini, toxic relationship adalah hubungan yang ditandai dengan sikap marah dari salah satu pihak hingga kehilangan kendali. Di sini, pasangan tersebut akan melakukan kontrol atau intimidasi ke pasangan secara sadar. Orang yang memiliki sifat tempramen ini sering kali tidak diketahui apa penyebab kemarahannya.

Sehingga secara tidak langsung akan menyebabkan pihak lain atau pasangannya terus waspada dan menjaga agar tidak memicu ledakan amarah. Jika dibiarkan secara terus menerus, hubungan ini akan mempengaruhi kesehatan emosional dan fisik korban.

Guilt Inducer

Jenis toxic relationship berikutnya adalah guilt inducer. Pada jenis ini, toxic relationship adalah hubungan yang memberikan tekanan pada salah satu pihak serta menimbulkan rasa bersalah pada korban.

Biasanya jenis toxic relationship ini terjadi pada pasangan yang berkomitmen. Sehingga salah satu pihak akan menjadi penggerak rasa bersalah, mendorong dan mengontrol Anda untuk merasa bersalah setiap kali melakukan sesuatu.

 

 

Overreactor

Jenis toxic relationship selanjutnya adalah overreactor. Pada jenis ini, toxic relationship adalah ditandai dengan salah satu pihak yang bersikap secara belebihan atau pembelot.

Biasanya korban akan merasa terintimidasi dan sering mengalami ketidakbahagiaan, sakit hati, serta emosi yang tidak stabil yang menyedihkan. Dalam hal ini, korban pada akhirnya akan menyesal jika terus menjaga perasaan pasangan dan mempertahankan hubungan.

Independent Toxic Controller

Jenis toxic relationship yang lain adalah independent toxic controller. Sesuai dengan namanya, toxic relationship di sini ditandai dengan sikap pasangan yang menyamarkan perilaku pengendali toksiknya, dengan menegaskan kemandirian yang dimilikinya.

Biasanya orang seperti ini akan berkata “Saya tidak akan membiarkan siapa pun mengontrol saya.” Dalam hal ini, pasangan akan mengendalikan Anda sehingga Anda tidak diberikan ruang untuk membuat komitmen atau keputusan. Bukan hanya itu, orang dengan sikap pengatur seperti ini biasanya juga cenderung tidak menepati komitmennya.

Possessive Toxic Controller

Pada jenis ini, toxic relationship adalah hubungan yang ditandai dengan awal hubungan yang menghargai kecemburuan dan masih baik-baik saja. Namun semakin lama, pasangan akan menjadi semakin curiga dan mengontrol.

Mereka bisa melakukan berbagai macam hal untuk mengontrol dan memastikan Anda tidak melakukan hal buruk kepadanya. Orang dengan kecenderungan ini akan menginterogasi Anda jika Anda lembur di tempat kerja dan terus mencurigai hal-hal buruk.

Perlahan, pasangan seperti ini akan menjauhkan Anda dari teman-teman bahkan keluarga. Ini juga termasuk jenis toxic relationship yang harus diwaspadai.

Over-Dependent Partner

Berikutnya adalah over-dependern partner. Dalam hal ini, toxic relationship adalah ditandai dengan sikap pasangan yang pasif sehingga mengharuskan Anda menjadi kendali untuk membuat sebagian besar keputusan dalam hubungan yang dijalani.

Mulai dari tempat makan malam hingga mobil yang akan dibeli. Meskipun merupakan hal remeh, namun ini termasuk toxic relationship yang perlu diwaspadai. Hal ini akan membebani Anda untuk bertanggung jawab dalam setiap hasil keputusan yang dipilih.

The User

Berikutnya adalah jenis toxic relationship the user. Di sini, toxic relationship adalah hubungan yang awalnya akan terlihat sangat baik dan menyenangkan namun ternyata pasangan hanya ingin mendapatkan apa yang diinginkannya.

Biasanya pasangan Anda tidak pernah puas dengan apa yang Anda lakukan, dan terus meminta banyak hal. Ini juga termasuk jenis toxic relationship yang sangat menguras energi. Orang dengan kecenderungan ini bisa meninggalkan Anda jika mereka menemukan orang lain yang bisa berbuat lebih banyak.


Hati-Hati! Ini Tanda Kamu Terjebak dalam Toxic Relationship

Apakah kamu selalu direndahkan, diperlakukan tidak adil, atau menjadi sasaran amarah pasangan? Jika iya, besar kemungkinan kamu sedang berada dalam toxic relationship. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, lho, sebab bisa berdampak buruk bagi kesehatanmu. Yuk, kenali tanda-tandanya!

Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman dan bahkan keluarga.

Tanda-Tanda Toxic Relationship yang Penting untuk Dikenali

Dalam menjalani suatu hubungan, idealnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman. Namun pada toxic relationship, salah satu pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya.

Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam toxic relationship. Namun, hubungan ini sering kali membuat salah satu pihak merasa tertekan. Inilah mengapa toxic relationship tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi. Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik.

Ada beberapa tanda toxic relationship yang bisa kamu temukan jika kamu berada di dalamnya. Tanda tersebut antara lain:

1. Selalu dikontrol oleh pasangan

Tanda yang paling terlihat jelas dari toxic relationship adalah salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya. Sebagai contoh, pasanganmu akan memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang kamu jalani. Jadi, apa pun yang kamu lakukan semuanya berdasarkan perintah atau persetujuan dari dia, walaupun mungkin keinginanmu tidak sejalan.

Dia juga mungkin akan mengutarakan kalimat yang membuat kamu harus menuruti kemauannya, misalnya “Aku bersikap seperti ini karena aku sayang sama kamu.” Jika kamu tidak menurutinya, dia bisa saja menuding kamu tidak menyayanginya. Hal ini membuatmu mau tidak mau mengikuti keinginannya.

2. Sulit untuk menjadi diri sendiri

Karena terlalu sering dikontrol, kamu tidak dapat menjadi diri sendiri. Kamu akan selalu bersikap seperti apa yang dia inginkan, bukan apa yang kamu inginkan. Bahkan, untuk sekadar berpendapat saja kamu bisa sampai berpikir berkali-kali karena takut apa yang kamu ucapkan menjadi kesalahan di mata dia.

3. Tidak mendapat dukungan

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan dianggap menjadi kompetisi.

Bahkan, pasanganmu bisa tidak senang jika kamu berhasil melakukan sesuatu yang seharusnya membuat ia bangga. Alih-alih mendapat dukungan dan apresiasi, kamu malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik tidak membangun yang malah menghambat kesuksesanmu.

4. Selalu dicurigai dan dikekang

Rasa cemburu dalam hubungan antar pasangan sebenarnya merupakan reaksi yang normal sebagai salah satu bentuk kepedulian. Namun, hubungan akan menjadi toxic jika rasa cemburu ini berlebihan atau membuat pasangan melakukan hal yang ekstrem, misalnya menyita handphone-mu atau melabrak orang yang ia cemburui.

Hubungan juga dikatakan toxic saat pasangan sudah terlalu posesif. Dia selalu mau tahu tentang segala kegiatan sehari-hari kamu dan akan marah jika kamu tidak segera menjawab pesan singkatnya. Selain itu, terkadang dia juga melarang kamu untuk tidak lagi memakai jenis pakaian tertentu yang mungkin menarik perhatian orang lain.

5. Sering dibohongi

Kejujuran merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat. Namun, jika pasangan kamu sering berbohong dan menutupi banyak hal, itu tandanya saat ini kamu sedang berada dalam toxic relationship.

6. Menerima kekerasan fisik

Selain kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan toxic jika sudah ada kekerasan fisik di dalamnya. Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan, ya.

Orang yang terjebak dalam toxic relationship berpotensi kehilangan rasa percaya diri dan kebahagiaan. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tanda toxic relationship dan segera mengambil keputusan yang tepat jika itu terjadi pada hubunganmu.

Keluar dari toxic relationship memang tidaklah mudah. Namun, ingat bahwa kamu harus mencintai dirimu sendiri dan memikirkan kehidupanmu di masa yang akan datang. Sebesar apa pun rasa sayangmu terhadap dirinya, percayalah bahwa kamu pantas untuk bersama dengan orang yang bisa menghargai, menghormati, dan menyayangimu dengan tulus.

Jika kamu terjebak dalam toxic relationship dan merasa kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut, cobalah minta bantuan orang lain yang kamu percayai. Bila perlu, cobalah berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang terbaik agar kamu bisa mengatasi atau mengakhiri hubungan beracun ini.

Terakhir diperbarui: 16 Juni 2020

Ditinjau oleh: dr. Meva Nareza


Posting Komentar

0 Komentar