Waspadai 8 Ciri-Ciri Pertanda Anda Terjerat dalam Toxic Relationship
Ciri-ciri toxic relationship yang perlu diwaspadai
Toxic relationship adalah jenis hubungan asmara yang tidak sehat. Tidak sehat di sini berarti ada salah satu pihak yang lebih dirugikan; baik secara psikologis, emosional, bahkan hingga secara fisik dan materiil.Oleh karena itu, berada dalam hubungan asmara yang toxic akan menghambat Anda untuk menjalani hidup secara produktif, serta tidak merasa bahagia dan sejahtera.Padahal idealnya, masing-masing pihak yang menjalin hubungan itu berada di posisi yang sama selayaknya mitra atau partner.Yuk, kenali ciri-ciri toxic relationship di bawah ini agar Anda bisa terhindar dari dampaknya yang berpengaruh buruk bagi kesehatan mental maupun fisik.1. Tidak pernah merasa cukup
Dalam hubungan asmara yang sehat, kedua belah pihak seharusnya saling menyayangi, mendukung, menghormati, dan menerima satu sama lain. Namun, ciri-ciri toxic relationship justru kebalikannya.Pasangan yang toxic akan membuat Anda selalu merasa menjadi seorang manusia serba kekurangan. Anda selalu dibuat merasa seolah tidak cukup rupawan, tidak cukup baik, tidak cukup mengayomi, tidak cukup pintar, dan tidak cukup layak untuk bersanding dengannya.Terus-terusan diperlakukan seperti ini akan membuat Anda merasa semua Anda lakukan selalu salah dan selalu merasa perlu membuktikan kontribusi Anda agar akhirnya diakui oleh pasangan.2. Susah menjadi diri sendiri
Tidak bisa menadi diri sendiri bisa dibilang adalah ciri-ciri yang paling khas dari toxic relationship, dan masih ada hubungannya dengan poin di atas.Usaha mati-matian yang Anda lakukan demi "menyamakan level" dengan pasangan dapat membuat Anda rela berubah menjadi orang lain. Hal ini semata-mata dilakukan agar si pasangan dapat mengakui keberadaan Anda di sisinya.Sebagai contoh begini: sebelum menjalin hubungan dengan si dia, Anda sebetulnya adalah orang yang humoris dan menggemari musik K-pop. Namun, pasangan Anda menganggap semua karakter itu sebagai kekanak-kanakan dan tidak pantas lagi di usia dewasa ini.Nah demi menyenangkan hati si dia dan membuatnya menganggap Anda adalah orang yang ideal, anda rela meninggalkan apa yang Anda sukai selama ini. Anda juga merasa harus selalu memerhatikan apa yang Anda lakukan dan ucapkan karena sangat takut akan melakukan kesalahan.3. Direndahkan
Ciri-ciri lain yang bisa membantu menyadari bahwa Anda sedang terjebak dalam toxic relationship adalah seteiap kali Anda merasa direndahkan. Seperti apa contohnya?Hal yang paling sederhana dan langsung bisa Anda amati adalah dari komentar-komentar yang ia lontarkan. Mungkin ia pernah berujar "Masa gitu doang kamu nggak bisa sih?" ketika Anda kesulitan untuk mengerjakan sesuatu yang awam bagi Anda sendiri.Di lain waktu, ia mungkin merendahkan penampilan Anda, misalnya, "Kamu tuh nggak pantes deh pakai baju yang kayak gitu."Pasangan yang merendahkan juga akan membuat Anda senantiasa merasa enggan untuk berpendapat atau menyampaikan sesuatu karena takut diremehkan dan menghadapi reaksi negatif darinya.Selain itu, mulailah cari jalan keluar ketika ia memanggil Anda dengan kata-kata yang tidak pantas. Itu bukanlah panggilan sayang, melainkan pertanda ia tidak menganggap Anda sebagai pihak yang sejajar dalam hubungan asmara tersebut.4. Terus dijadikan kambing hitam
Ketika ada konflik, Anda selalu merasa sebagai sumber masalah.Bukannya saling bekerja sama untuk berkompromi dan mencari solusi, pasangan justru tidak pernah mau mengakui kesalahannya dan terus menerus menyalahkan Anda dengan berbagai cara.Padahal Anda sebetulnya yakin dan tahu pasti itu bukan kesalahan Anda. Namun, cara-caranya untuk memanipulasi dan menempatkan kesalahan pada Anda justru membuat keyakinan Anda tersebut goyah dan ikut terpengaruh olehnya.Hubungan ini tidak hanya akan sangat merugikan mental Anda yang menjadi korbannya, tapi juga fisiknya. Pasalnya, Anda akan selalu berusaha untuk mencari tempat dan waktu demi berbaikan dengan pasangan.5. Terisolasi dari dunia luar
Posesif sering dianggap sebagai tanda cinta. Namun, kenyataannya tidak. Pasangan yang posesif dan terlalu suka mengatur akan berusaha sekeras mungkin untuk mengucilkan Anda dari keluarga atau teman dekat. Bahkan, pasangan bisa sampai terus menghubungi Anda setiap beberapa jam sekali, melacak lokasi Anda, membuat "jam malam", hingga membatasi apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan.Akibatnya, Anda tidak lagi merasa nyaman dan bebas untuk bersosialisasi dengan siapa pun orang yang ditemui selain pasangan. Jika hal ini sudah mulai terjadi dan Anda sudah mulai merasa terisolasi, baiknya segera cari cara untuk melepaskan diri dari jeratan s6. Selalu dicemburui tanpa alasan
Cemburu bisa dibilang tanda kasih sayang. Cemburu menandakan pasangan peduli dengan Anda.Akan tetapi, tentu tidaklah tepat jika rasa cemburu ditunjukkan berlebihan, tidak masuk akal, dan terus menerus. Saat pasangan selalu menanyakan posisi Anda dan marah jika Anda tidak segera menjawab pesan singkatnya, sebaiknya Anda mulai mempertimbangkan keluar dari hubungan yang toxic ini.Rasa cemburu yang muncul pun biasanya tak hanya berkaitan dengan hubungan pasangan dengan orang lain, tapi juga yang menyangkut karir hingga penghasilan.7. Tidak merasa didukung
Hubungan yang sehat, seharusnya dapat memberikan dampak positif di aspek-aspek kehidupan, termasuk aspek profesional, dan bukan sebaliknya. Hubungan Anda dan pasangan dapat dibilang toxic apabila tidak ada rasa saling mendukung satu sama lain untuk mencapai cita-cita atau tujuannya. Sebagai contoh, ketika Anda mengutarakan keinginan untuk pindah kerja atau naik jabatan di kantor. Pasangan Anda mungkin akan meremehkan dengan mengatakan bahwa Anda tidak cukup pantas untuk memegang jabatan itu dan tidak mampu menanggung beban pekerjaan baru, meski Anda sebetulnya memiliki kapabilitas yang baik.Menurut Gregory Kushnick, seorang psikolog asal Amerika Serikat, perkembangan diri dan keinginan pribadi untuk belajar sering dijadikan objek kecemburuan oleh pasangan karena dipandang sebagai ancaman. Ia tidak mau dan tidak rela memiliki pasangan yang lebih baik darinya.8. Buruknya komunikasi
Di toxic relationship, konsep saling menghargai tidaklah berlaku. Sehingga, saat berkomunikasi satu sama lain atau ada perbedaan pendapat, bukanlah saran dan kritik membangun yang disampaikan, namun sarkasme, kritik tanpa dasar, dan kata-kata kasar yang keluar. Hal ini kemudian berujung pada enggannya pasangan tersebut untuk saling berbicara.Pengaruh toxic relationship terhadap kesehatan mental
Meski ciri-ciri toxoc relationship lebih sering menjerat wanita, tidak menutup kemungkinan hal yang sama bisa dialami oleh pria.Toxic relationship dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Semakin lama Anda berada dalam hubungan ini, makin besar risiko Anda untuk mengalami stres berat, depresi, dan gangguan kecemasan.Tidak hanya pada kesehatan mental. Toxic relationship juga tidak baik untuk kesehatan fisik. Terpengaruhnya kesehatan mental akibat toxic relationship pun akan berdampak pada sistem kekebalan tubuh.Menahan perasaan, terutama rasa marah dan kesal, seperti yang banyak dilakukan orang yang berada di dalam toxic relationship dilaporkan dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.Individu yang berada di dalam hubungan toxic memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung. Hal ini termasuk serangan jantung yang parah, dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani hubungan beracun.Toxic relationship umumnya berlangsung hanya seumur jagung. Namun, bukan berarti keluar dari jeratan ini adalah perkara mudah. Agar bisa melakukannya, Anda perlu terlebih dahulu mengenali ciri-ciri toxic relationship yang sedang dialami. Ketika kesadaran telah terbentuk, maka jalan untuk meninggalkan hubungan beracun tersebut akan semakin terbuka.Toxic
Relationship adalah Hubungan yang Merusak dan Tidak Sehat, Ketahui Jenisnya
Rabu, 16 September 2020 16:01Reporter : Ayu Isti
Prabandari
Merdeka.com - Seperti diketahui, istilah
toxic relationship menjadi sebutan yang akhir-akhir ini sering dibahas. Secara
umum toxic relationship adalah pola hubungan yang terjadi antara setidaknya dua
orang.
Bisa hubungan antara anak
dengan orang tua, hubungan pertemanan, hingga hubungan romantic atau
percintaan. Meskipun begitu, toxic relationship sering kali menjadi topik
menarik untuk dibahas dalam hubungan percintaan.
Istilah toxic relationship
dalam percintaan biasanya ditandai dengan adanya berbagai perilaku yang tidak
baik dan bersifat merusak. Dalam hal ini, salah satu pihak baik itu laki-laki
atau perempuan bersikap tidak sewajarnya dan cenderung menyerang kepada
pasangan. Dalam hal ini, sikap tidak baik dan merusak dapat berupa sikap verbal
hingga sikap yang melibatkan fisik.
Di sini, tentu salah satu
pihak yang menjadi korban merupakan orang yang dirugikan. Orang tersebut akan
merasakan tekanan atau kondisi yang semakin tidak nyaman jika mempertahankan
hubungan yang termasuk toxic relationship. Bersamaan dengan kesadaran
masyarakat untuk lebih mencintai dan menghargai diri sendiri, mengakhiri
hubungan yang termasuk toxic relationship merupakan salah satu upayanya.
Dengan begitu, masyarakat perlu mengetahui lebih dalam mengenai toxic
relationship. Hal ini dapat memberikan bekal pemahaman untuk mengidentifikasi
dan mengatasi masalah jika sewaktu-waktu terjebak di dalam hubungan tersebut.
Dilansir dari situs Health Scope, berikut kami
merangkum pengertian dan jenis toxic relationship adalah sebagai berikut.
Mengenal Toxic Relationship
Sebelum mengetahui beberapa jenis toxic relationship, perlu
dipahami terlebih dahulu pengertian mengenai toxic relationship. Toxic
relationship adalah hubungan yang ditandai dengan perilaku buruk dan tidak
sehat secara emosional yang dilakukan salah satu pihak kepada pasangannya, dan
tidak jarang merusak secara fisik. Orang yang terlibat atau terjebak dalam
hubungan toxic relationship biasanya akan menguras banyak energi hingga merusak
harga diri.
Idealnya, hubungan yang
sehat melibatkan perhatian timbal balik, rasa hormat, kasih sayang, minat dan
kesejahteraan dalam pengambilan keputusan satu dengan yang lain. hubungan yang
sehat adalah hubungan yang aman di mana masing-masing pihak bisa menjadi diri
sendiri tanpa rasa takut dan terbebani. Dengan begitu, toxic relationship
ditandai dengan suasana ketidakamanan, sikap egois, sikap dominasi, serta
kendali. Hubungan tersebut tidak akan berfungsi dan hanya akan merusak dan
memberikan dampak buruk pada salah satu pihak.
Jenis Toxic Relationship
Setelah mengetahui
pengertian toxic relationship, berikutnya perlu diketahui beberapa jenis toxic
relationship. Beberapa jenis toxic relationship ini dibedakan berdasarkan sikap
atau perilaku yang ditunjukkan masing-masing pasangan. Jenis-jenis toxic relationship
yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
Deprecator-belittler
Jenis toxic relationship yang pertama adalah deprecator-belittler.
Toxic relationship jenis ini ditandai dengan sikap pasangan yang cenderung
meremehkan. Dia akan mengolok-olok pada hampir setiap hal yang Anda katakan.
Baik saat Anda mengekspresikan ide, keyakinan atau keinginan. Dalam hal ini,
pasangan juga tidak akan ragu meremehkan Anda di depan umum, seperti di depan
teman-teman atau keluarga Anda. Sikap ini akan terus berulang, meskipun Anda
sudah memintanya berhenti. Toxic relationship ini adalah jenis yang banyak
terjadi di masyarakat.
Bad Temper
Jenis yang kedua bad
temper. Dalam jenis ini, toxic relationship adalah hubungan yang ditandai
dengan sikap marah dari salah satu pihak hingga kehilangan kendali. Di sini,
pasangan tersebut akan melakukan kontrol atau intimidasi ke pasangan secara
sadar. Orang yang memiliki sifat tempramen ini sering kali tidak diketahui apa
penyebab kemarahannya.
Sehingga secara tidak
langsung akan menyebabkan pihak lain atau pasangannya terus waspada dan menjaga
agar tidak memicu ledakan amarah. Jika dibiarkan secara terus menerus, hubungan
ini akan mempengaruhi kesehatan emosional dan fisik korban.
Guilt Inducer
Jenis toxic relationship
berikutnya adalah guilt inducer. Pada jenis ini, toxic relationship adalah
hubungan yang memberikan tekanan pada salah satu pihak serta menimbulkan rasa
bersalah pada korban.
Biasanya jenis toxic
relationship ini terjadi pada pasangan yang berkomitmen. Sehingga salah satu
pihak akan menjadi penggerak rasa bersalah, mendorong dan mengontrol Anda untuk
merasa bersalah setiap kali melakukan sesuatu.
Overreactor
Jenis toxic relationship selanjutnya adalah overreactor. Pada
jenis ini, toxic relationship adalah ditandai dengan salah satu pihak yang
bersikap secara belebihan atau pembelot.
Biasanya korban akan
merasa terintimidasi dan sering mengalami ketidakbahagiaan, sakit hati, serta
emosi yang tidak stabil yang menyedihkan. Dalam hal ini, korban pada akhirnya
akan menyesal jika terus menjaga perasaan pasangan dan mempertahankan hubungan.
Independent Toxic Controller
Jenis toxic relationship
yang lain adalah independent toxic controller. Sesuai dengan namanya, toxic
relationship di sini ditandai dengan sikap pasangan yang menyamarkan perilaku
pengendali toksiknya, dengan menegaskan kemandirian yang dimilikinya.
Biasanya orang seperti ini
akan berkata “Saya tidak akan membiarkan siapa pun mengontrol saya.” Dalam hal
ini, pasangan akan mengendalikan Anda sehingga Anda tidak diberikan ruang untuk
membuat komitmen atau keputusan. Bukan hanya itu, orang dengan sikap pengatur
seperti ini biasanya juga cenderung tidak menepati komitmennya.
Possessive Toxic Controller
Pada jenis ini, toxic
relationship adalah hubungan yang ditandai dengan awal hubungan yang menghargai
kecemburuan dan masih baik-baik saja. Namun semakin lama, pasangan akan menjadi
semakin curiga dan mengontrol.
Mereka bisa melakukan
berbagai macam hal untuk mengontrol dan memastikan Anda tidak melakukan hal
buruk kepadanya. Orang dengan kecenderungan ini akan menginterogasi Anda jika
Anda lembur di tempat kerja dan terus mencurigai hal-hal buruk.
Perlahan, pasangan seperti
ini akan menjauhkan Anda dari teman-teman bahkan keluarga. Ini juga termasuk
jenis toxic relationship yang harus diwaspadai.
Over-Dependent Partner
Berikutnya adalah over-dependern partner. Dalam hal ini, toxic
relationship adalah ditandai dengan sikap pasangan yang pasif sehingga
mengharuskan Anda menjadi kendali untuk membuat sebagian besar keputusan dalam
hubungan yang dijalani.
Mulai dari tempat makan
malam hingga mobil yang akan dibeli. Meskipun merupakan hal remeh, namun ini
termasuk toxic relationship yang perlu diwaspadai. Hal ini akan membebani Anda
untuk bertanggung jawab dalam setiap hasil keputusan yang dipilih.
The User
Berikutnya adalah jenis
toxic relationship the user. Di sini, toxic relationship adalah hubungan yang
awalnya akan terlihat sangat baik dan menyenangkan namun ternyata pasangan
hanya ingin mendapatkan apa yang diinginkannya.
Biasanya pasangan Anda
tidak pernah puas dengan apa yang Anda lakukan, dan terus meminta banyak hal.
Ini juga termasuk jenis toxic relationship yang sangat menguras energi. Orang
dengan kecenderungan ini bisa meninggalkan Anda jika mereka menemukan orang
lain yang bisa berbuat lebih banyak.
Hati-Hati!
Ini Tanda Kamu Terjebak dalam Toxic Relationship
Apakah kamu selalu direndahkan, diperlakukan tidak adil, atau
menjadi sasaran amarah pasangan? Jika iya, besar kemungkinan kamu sedang berada
dalam toxic relationship. Kondisi ini tidak boleh dianggap
sepele, lho, sebab bisa berdampak buruk bagi kesehatanmu. Yuk, kenali
tanda-tandanya!
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan
suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun
mental seseorang. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih,
tapi juga dalam lingkungan teman dan bahkan keluarga.
Tanda-Tanda Toxic
Relationship yang Penting untuk Dikenali
Dalam
menjalani suatu hubungan, idealnya setiap individu akan saling menyayangi,
mengasihi, dan memberikan rasa aman. Namun pada toxic relationship,
salah satu pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya.
Sayangnya,
banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam toxic
relationship. Namun, hubungan ini sering kali membuat salah satu pihak
merasa tertekan. Inilah mengapa toxic relationship tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut.
Selain
dapat menurunkan harga diri, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami
gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi. Ditambah lagi, beban mental ini
bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik.
Ada
beberapa tanda toxic relationship yang bisa kamu temukan jika
kamu berada di dalamnya. Tanda tersebut antara lain:
1.
Selalu dikontrol oleh pasangan
Tanda
yang paling terlihat jelas dari toxic relationship adalah
salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya. Sebagai contoh, pasanganmu
akan memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang kamu jalani. Jadi, apa pun yang
kamu lakukan semuanya berdasarkan perintah atau persetujuan dari dia, walaupun
mungkin keinginanmu tidak sejalan.
Dia
juga mungkin akan mengutarakan kalimat yang membuat kamu harus menuruti
kemauannya, misalnya “Aku bersikap seperti ini karena aku sayang sama kamu.”
Jika kamu tidak menurutinya, dia bisa saja menuding kamu tidak menyayanginya.
Hal ini membuatmu mau tidak mau mengikuti keinginannya.
2.
Sulit untuk menjadi diri sendiri
Karena
terlalu sering dikontrol, kamu tidak dapat menjadi diri sendiri. Kamu akan
selalu bersikap seperti apa yang dia inginkan, bukan apa yang kamu inginkan.
Bahkan, untuk sekadar berpendapat saja kamu bisa sampai berpikir berkali-kali
karena takut apa yang kamu ucapkan menjadi kesalahan di mata dia.
3.
Tidak mendapat dukungan
Hubungan
yang sehat adalah hubungan yang selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun
pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan
dianggap menjadi kompetisi.
Bahkan,
pasanganmu bisa tidak senang jika kamu berhasil melakukan sesuatu yang
seharusnya membuat ia bangga. Alih-alih mendapat dukungan dan apresiasi, kamu
malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik tidak membangun yang malah menghambat kesuksesanmu.
4.
Selalu dicurigai dan dikekang
Rasa cemburu dalam
hubungan antar pasangan sebenarnya merupakan reaksi yang normal sebagai salah
satu bentuk kepedulian. Namun, hubungan akan menjadi toxic jika
rasa cemburu ini berlebihan atau membuat pasangan melakukan hal yang ekstrem,
misalnya menyita handphone-mu atau melabrak orang yang ia cemburui.
Hubungan
juga dikatakan toxic saat pasangan sudah terlalu posesif. Dia
selalu mau tahu tentang segala kegiatan sehari-hari kamu dan akan marah jika
kamu tidak segera menjawab pesan singkatnya. Selain itu, terkadang dia juga
melarang kamu untuk tidak lagi memakai jenis pakaian tertentu yang mungkin
menarik perhatian orang lain.
5.
Sering dibohongi
Kejujuran
merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat.
Namun, jika pasangan kamu sering berbohong dan
menutupi banyak hal, itu tandanya saat ini kamu sedang berada dalam toxic
relationship.
6.
Menerima kekerasan fisik
Selain
kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan toxic jika sudah
ada kekerasan fisik di dalamnya. Pasangan yang tidak sehat secara emosional
sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa
pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan, ya.
Orang
yang terjebak dalam toxic relationship berpotensi kehilangan
rasa percaya diri dan kebahagiaan. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan
mental maupun fisik. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali
tanda-tanda toxic relationship dan segera mengambil keputusan
yang tepat jika itu terjadi pada hubunganmu.
Keluar
dari toxic relationship memang tidaklah mudah. Namun, ingat
bahwa kamu harus mencintai dirimu sendiri dan
memikirkan kehidupanmu di masa yang akan datang. Sebesar apa pun rasa sayangmu
terhadap dirinya, percayalah bahwa kamu pantas untuk bersama dengan orang yang
bisa menghargai, menghormati, dan menyayangimu dengan tulus.
Jika kamu terjebak dalam toxic
relationship dan merasa kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut,
cobalah minta bantuan orang lain yang kamu percayai. Bila perlu, cobalah
berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang
terbaik agar kamu bisa mengatasi atau mengakhiri hubungan beracun ini.
Terakhir diperbarui: 16 Juni 2020
Ditinjau oleh: dr. Meva Nareza
0 Komentar