Corona yang Membawa Petaka

Sekian lama wabah Corona ini terjadi. Kehidupan kita benar-benar berubah secara drastis. Dunia yang dulu semarak, kini menjadi seperti kembali ke era lama. Kehidupan serasa sepi, tidak optimis dan penuh pesimis.

Semua terlihat lesu. Orang kaya, orang miskin, tak bisa hidup seperti dulu lagi. Manusia yang dulu terlihat ramai, kini seakan menghilang entah kemana. Jalanan menjadi sepi, pusat kota serasa mati, pedesaan juga menjadi tambah sunyi.

Seperti suatu siklus kehidupan, dunia mungkin menghendaki reset atau refresh. Yang biasanya sibuk, padat kehidupan, kini menjadi santai, sepi aktifitas.

Orang yang tadinya berniat mau menikahpun mungkin beberapa menundanya, orang yang sekolah, berhenti dari aktifitasnya, orang yang tadinya aktif bekerja menjadi tidak, orang banyak dirumahkan, bekerja alakadarnya. Tak banyak yang bisa kita perbuat. Produk-produk tidak terserap oleh pasar karena daya beli menurun secara tiba-tiba. PHK dimana-mana, pengurangan jam kerja terjadi secara drastis. Biasanya bekerja 6 hari dalam seminggu, kini dua hari atau kadang satu hari saja, dengan kegiatan, dengan intensitas pekerjaan yang juga menurun secara drastis.

Jika keadaan seperti ini berlangsung lebih lama lagi, tentu pada akhirnya akan mendorong kerubuhan ekonomi secara massal. Karena semua benar-benar terkait, tergantung satu dengan lainnya.

Produsen sangat membutuhkan konsumen. Konsumen butuh penghasilan, sementara lapangan pekerjaan semakin berkurang. Lingkaran setan pun terjadi, efek domino mengakibatkan semuanya terkapar dalam ketidak berdayaan untuk bangkit kembali dalam waktu yang cepat.

Butih peletup untuk bisa bangkit dari keadaan tiarap massal seperti saat ini. Butuh roda penggerak ekonomi baru yang canggih agar bisa menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi. Ilmu ekonomi makro menjadi sangat diandalkan pada saat demikian ini. Ia harus menciptakan skema, rumus, strategi, cara-cara, atau apapun itu supaya secara pelan tapi pasti bisa segera menggerakkan kembali roda ekonomi yang stagnan seperti sekarang ini. 

Professor keuangan, profesor ekonomi makro bersama mikro perlu berembuk untuk menciptakan peletup ekonomi baru yang mampu menjadi triger bagi gerak laju pertumbuhan ekonomi. Para teknisi ekonomi, para pembuat kebijakan menjadi sangat menentukan disaat-saat seperti sekarang ini.

Dunia kesehatan juga perlu bekerja lebih keras lagi, agar wabah covid-19 ini bisa segera kita hentikan. Pembuatan obat-obatan dan terutama upaya membuat ramuan pencegahan (vaksin) adalah sangat mendesak untuk ditemukan. 

Sesungguhnya keadaan seperti ini, adanya wabah penyakit ini, bukan hanya baru sekarang terjadi, ratusan tahun yang lalu atau berapa tahun yang lalu juga pernah terjadi wabah kolera, wabah disentri, wabah campak, wabah flu burung dll.

Artinya masa-masa sulit memang tak pernah berakhir, selalu ada kemungkinan masalah baru muncul dan menghambat langkah kita. Tinggal kita harus mencari tahu caranya kita berkelit menghindari bahaya itu sambil mencari peluang lain untuk dapat lepas darinya.

Virus Corona Covid-19 ini berawal pada bulan Desember 2019, dan sekarang sudah berada di akhir bulan September 2020. Sudah 10 bulan menyerang dunia. Tepatnya sejak bulan Maret 2020, si corona itu sudah masuk ke Indonesia. 

Cepat atau lambat akhirnya ia tersebar ke seluruh dunia. Dari pulau ke pulau, melewati batas teritorial bangsa dan negara. 

Jujur, semua itu pada akhirnya membuat kita tersadar betapa keadaan umat manusia di muka bumi ini bukanlah suatu koloni yang superior tanpa kelemahan. Kejadian wabah seperti ini membuktikan betapa umat manusia ini SESUNGGUHNYA SANGAT BERGANTUNG KEPADA KEBAIKAN TUHAN. 

Hanya Tuhan pula lah yang bisa menghentikan laju dari wabah ini. Manusia hanya bisa berusaha berdasar pengenalan terhadap sifat dari wabah dan cara wabah itu menyebar. Mencoba menghentikannya, membatasi geraknya, melumpuhkannya dan atau membuat penangkalnya.

Namun sesungguhnya, mutasi gen dari penyakit bisa saja terjadi, sehingga obat yang baru saja kita temukan kemudian tiba-tiba mentah lagi karena wabahnya sudah berubah, bermutasi kepada sifat yang baru, sehingga membutuhkan ramuan yang baru pula.

Seperti main kucing-kucingan jadinya.

Namun walaupun demikian tentu umat manusia terus berusaha untuk menemukan ramuan itu, supaya mereka bisa terhindar dari serangan visrus yang apabila dibiarkan membesar, tentu akan membuat semuanya (kegiatan manusia) jadi BERHENTI TOTAL, LUMPUH DAN HANCUR. 

Akibatnya, kelaparan massal, kejahatan meningkat, pertentangan, perebutan sumber daya yang tersisa dst. Maka, tiada guna lagi kekayaan orang yang kaya. Tiada guna lagi kekuatan orang yang kuat. Kecuali cara kekerasan lah pada akhirnya akan menjadi cara terakhiir. Peperangan demi mempertahankan eksistensi hidupnya, bertahan hidup tak ubahnya sekawanan binatang di alam liar. Senjata akan kembali menjadi solusinya, dst.

Oleh karena ketakutan hal yang demikian itu terjadi, maka sebelum terlambat hendaknya saat ini kita semua harus segera bisa mengatasinya.

1. Hentikan penyebaran corona

2. Temukan obat dan vaksin

3. Temukan cara untuk bangkit (terutama roda ekonomi)


Demikian saja, untaian mutu manikam yang bisa kami susun saat ini. Semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Bukan mutu manikam, tapi manikam mutu.

Apapun....kita coba bersinergi bersama, bergerak bersama, dan memberi apa yang bisa diberi, demi membantu kita sendiri. Menolong orang adalah sama arti menolong diri sendiri, sebagaimana menolong diri sendiri sama dengan menolong orang lain.


Kalau tidak bisa memberi, setidaknya tidak menjadi beban orang lain. Kalau harus menerima bantuan orang lain, minimal kita juga membantunya dengan apapun yang bisa kita perbuat, walau hanya dengan cara yang paling sederhana. 

Do anything what you can do....

Be patient

do the best

go, go and go.....bukan gogo ataupun gogog...(serieus).

***berusaha tidak ngawur..kalau masih ada kata yang ngawur, mohon dimaafkan...

***salam kolaborasi, salam kebangkitan untuk kita semua.


wassalam.


Posting Komentar

0 Komentar