Kembali ke Alam

Menanti cinta.
Sudah, cukup bicara tentang cinta. Kita akan kembali ke habitat. adventure dan sejenisnya.

Masa-masa lebay tak boleh berkelanjutan, itu adalah soal privasi dan soal yang tak baik untuk di ekspose di depan para pembaca. Lagipula ceritanya tidak menarik, hanya menampilkan keluhan dan sejenisnya. Memalukan sekali.

Tapi itu sesungguhnya adalah hanya analisa saja, bagaimana cara kita menganalisa suatu hubungan dua orang manusia yang hendak mengarungi kehidupan dalam pernikahan.

Sore ini, aku ingin kembali bercerita tentang dunia pemotoran dan pemandangan sahaja. Jalan-jalan kembali ke tempat-tempat yang sejuk dengan view yang memanjakan mata, bisa membuat mata kita kembali segar dan sehat. Bukankah dengan kita sering-sering melihat dedaunan hijau, hutan-hutan rimba, atau perkebunan teh yang terhampar bagaikan permadani itu akan membuat mata kita kembali sehat atau semacam terapi alami gitu. Tak heran kalau orang yang sering atau menyukai hijaunya dedaunan maka mata mereka akan lebih sehat dst. 

Tak harus, setiap hari kalau kita hidup jauh dari perkampungan, jauh dari taman dan atau tanaman. Setidaknya sekali seminggu tentu akan lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Namun alangkah baiknya jika kita sempatkan beberapa menit setiap paginya bisa merawat pepohonan di tempat kita masing-masing. Kalau tak punya pohon sendiri, pandangi saja pohonnya tetangga. Atau kalau sempat, coba tanam sayuran dalam pot atau bonsai misalnya. Percayalah mata kita akan lebih termanjakan, akan membuatnya lebih sehat. Apalagi bagi kita jaman sekarang yang setiap hari selalu menggunakan komputer atau handphone yang keduanya menjadi penyebab keruksakan kita selain tv dll.

Pemandangan di kawasan Ciwidey misalnya, atau lembang misalnya, itu adalah anugrah kekayaan alam yang diberikan Tuhan buat kita disini. Atau daerah-daerah tempat lainnya di seluruh Indonesia dan dunia. Semua itu adalah kebaikan Tuhan untuk kita umat manusia. Jangan sia-siakan semua kemurahanNya itu. Bersyukurlah dan juga peliharalah. Buat keseimbangan alam ini, jangan terlalu rakus sehingga hutanpun mereka babat dengan cara-cara yang luar biasa dahsyatnya.
Satu pohon yang kau tebang dari hutan adalah satu kesalahan atau dosa yang sebenarnya cukup besar. Apalagi hasil mencuri, bukan hasil tanaman sendiri. Kau tak menanam, tapi kau malah menebangi. Itukan memalukan...dan tak punya rasa malu.

Seperti kebun teh cukul ini, sebenarnya sudah cukup sering penulis jalan-jalan ke tanah Cukul ini, tetapi tetap saja itu perlu untuk kita lakuakan karena demi kesehatan paru-paru kita, mata kita, juga otak kita dan tubuh kita semuanya. Udara pegunungan adalah sangat baik buat kesehatan tubuh kita. Pemandangan yang bagus juga sangat baik buat kesehatan otak kita. Pemandangan yang hijau-hijau juga sangat bermanfaat buat kesehatan mata kita. Mudah-mudahan kita bisa setajam mata elang itu, dan atau sejernih penglihatan macan dan harimau. 

Seperti juga udara di pantai yang katanya sangat baik buat kesehatan juga. Udara pantai itu berguna bagi mereka yang mengidap penyakit asma atau gejala asma atau untuk mencegahnya. Bahwa Tuhan menciptakan alam ini bukan sesuatu pekerjaan yang sia-sia. Pastilah ada guna faedahnya buat kita umat manusia. Coba cari dalil ayatnya, pasti ada itu.

Satu tempat yang dari dulu aku ingin kunjungi disini, yaitu sebuah bukit yang katanya akan indah jika di saat pagi menjelang terbitnya, atau saat terbitnya matahari. Katanya pemandangan disana ok banget. Kalau lihat hasil potret orang memang cukup indah. Tapi lebih dari itu bukan hanya indah, yang penting kita juga jadi menjaga kesehatan, menjaga kesegaran pikiran dst.
Kamu itu gak mungkin setiap waktu diam atau bergerak hanya dari dapur ke kasur lalu ke sumur saja, sekali-kali perlu juga refrehing. Judulnya adalah refresh dan sekaligus jaga kesehatan dan sekaligus mentadaburi alam dan sejenisnya. 
Sampai detik ini tak juga kesampaian untuk mencari sunrise disana itu. semoga suatu waktu akhirnya akan mendapat kesempatan yang baik itu, semoga ya.

Karena saat ini sangat tidak beruntung, cuacanya sedang mendung. Tak akan terlihat pemandangan disekitar sini. Jadinya kita lewati momentum yang kita harapkan tersebut sekarang. Gpp, karena bukan sekedar itu saja pemandangan yang bisa kita dapatkan disini. Masih ada banyak pemandangan sehat lainnya. Terus saja kamu nikmati pemandangan disini, maka akan cukup membuatmu segar kembali. Dan juga ingat, sajian jagung rebus sudah menunggu di Pangalengan sana. Itu akan menjadi satu kenikmatan tersendiri disini. Tapi biasanya baru ada disaat sore atau malam. Kadang kalau tidak beruntung, malah kita tak bisa menemukan satupun penjualnya. Jadi memang harus beruntung juga untuk mendapatkan sajian rebus jagung itu.
Kenapa begitu pentingkah rebus jagung itu....? 

Bukan soal penting atau tidak penting, tapi itu adalah soal selera dan juga untuk memanjakan perut saja. Sekali-kali tentu saja, rebus jagung adalah membuat kita ketagihan juga. Makan jagung ditempat yang sejuk seperti pangalengan tentu beda dengan makan di tempat panas seperti dikota kita. 

Tapi itu nanti, sekalian kita menuju pulang ke Bandung saja. Sekarang kita nikmati saja sajian pemandangan dari alam yang terhampar disini...hijau dimana-mana. Dan juga sejuk karena kabut yang tersebar di sekitar kita. Hmm...nikmat mana lagi yang akan kita dustakan..

Salam pecinta alam.
Jaga kebersihan 
Dilarang buang sampah semau gue...
Alam akan indah kalau tanpa sampah..
Stop jadi kampungan

Hari gini masih nyampah...apa kata orang Jepang...?
Malu dong...!!

Di Jepang itu sekali buang sampah bisa didenda sekira delapan juta katanya. Apakah disini juga harus diberlakukan denda seperti demikian...?
Gak usahlah, jadilah kita manusia yang mengamalkan ajaran agama...

"annadlofatu minal iman"
Kebersihan adalah sebagian dari iman.

Kalau kita merasa diawasi Tuhan, cukuplah membuat kita bisa menjaga perbuatan kita sehari-hari....tidak membuang sampah sembarangan, tidak meruksak alam, tidak berbuat asusila atau pelanggaran-pelanggaran lainnya, dst. aamiin


Posting Komentar

0 Komentar