Lintas Sumedang Tenggara 3

Tadinya sebenarnya kita mau ke Jatigede memang. Mau menyusuri jalan lingkar Cibala itu lagi. Tapi setelah aku pikir kembali...alangkah baiknya kali ini judulnya adalah ngabolang...pergi lintas alam, saba desa, jugjug lembur. Biar kita bisa lebih bertambah pengetahuan tentang tempat-tempat lain disekitar sini. Supaya tahu aja dan supaya mengenal saja. 

Tempat-tempat yang imajinatif begitu, seperti ada disebuah cerita dongeng wa kepoh. Itu tentu lebih baik untuk hari ini. Begitulah aku menyarankan kepada diriku sendiri. Berbicara berbisik dari hati ke hati sendiri. Karena tentu saja kita menginginkan suasana batin yang sesuai dengan minat kita masing-masing. Tak boleh kita jalan ke suatu tempat tapi hati kita sebenarnya tak sepenuhnya ada disana. Jadinya kita ikuti saja naluri hati....maunya apa...?

Ini sebenarnya hanyalah kampung yang sama, yang biasa, Seperti banyak kampung lainnya. Tak ada juga sesuatu kawasan wisata atau tempat bersejarah disini. Tapi kampung yang apa adanya ini kadangkala.......justru adalah merupakan sebuah atraksi budaya yang alami dan tentu membuat kita merasa seperti sedang berdarma wisata. Kita bisa merasakan denyut kehidupan yang beda.....yang ori.

.................................................................................................................................................................

Tupai yang melompat-lompat diantara pepohonan telah menyadarkan aku dari lamunan yang cukup panjang. "Teh...boleh tambah satu gelas lagi tehnya...?!..."

Dengan sopan aku meminta tambah air teh yang sudah habis digelas beningku...yang terasa nikmat dan yang telah menemani dari tadi. Mie itu sudah habis...Hari yang masih gerimis, tentu kadang lapar bisa menyergap kembali. Belum cukup kalau hanya semangkuk mie itu. Tapi..tak ada makanan lain diwarung ini...mie ayam sedang tak jual katanya. mau nambah mie tadi rasanya takut bosan. Kerupuk juga sudah pahang katanya..Hanya kucing muda yang manja yang membuatku jadi lupa dengan rasa laparku sendiri. Tentu karena hujan masih turun kecil-kecil, maka kiranya tak mungkin kita hanya bisa "olohok" sendiri "ngajentul". Minimal kopi atau air hangat menemani......

Hujan yang lebat tadi kini memang mulai mengecil. Hampir menuju reda kecuali angin yang meniupkan udara segar masuk ke ruang dalam warung dan menelusuk ke relung sekujur tubuh kita....merubah seluruh disekitar kampung menjadi terasa berkabut dan dingin. 

Kupikir...hujan ini akan masih lama..karena biasanya jika hujan tak langsung reda...dan langit juga tak menjadi terang kembali...alamat hujan akan terus terjadi. Jadi ketika hujannya sudah lebih kecil....sebaiknya kita lanjut perjalanan kita yang hendak ngabolang ke daerah disekitar.

Balik kanan saja, kalau kearah timur tentu akan semakin jauh...dan ini sebentar lagi adzan asyar. Kita bisa kemalaman di jalan. Lampu motorku sudah mati lagi. Kita tak boleh pulang sementara kita ditengah hutan...tentu kamu akan susah sendiri.

Dua jam sudah kita disini. Saatnya untuk pergi. 

Tak jauh dari tapal batas, ada jalan yang ke arah utara...tertulis itu menuju Cimanintin Majalengka. Kata si neng warung tadi jalan Cimanintin ini tembusnya bisa ke Majalengka juga. Ya. kalau kita lihat google maps...memang ada jalan potong dari Kirisik ini ke arah Majalengka via desa Cimanintin. Tapi katanya si neng tadi...jalannya gak rekomended...turun dan cukup terjal.

Ya...mungkin jalan itu terjal. Kita gak tahu. Tapi selama orang biasa lewat...kenapa kita tidak bisa...?. Rasa penasaran tentu membuatku ingin mengukurnya sendiri. Tapi lagi pula belum tentu jalur itu akan aku lewati, sebab dari Cipendeuy aku mau belok kiri...terus menuju ke barat ke arah Jatigede...kalau ke timur tentu ke arah Cimanintin atau ke Majalengka. 

Maka dari belokan itu kita ikuti jalannya ke utara. ke kampung-kampung yang baru kali ini aku kesini. Namanya juga ngabolang....berpetualang. Tentu gak asik berpetualang hanya ke tempat-tempat yang sama. Harusnya berpetualang itu kan menuju lokasi-lokasi baru. Yang tadinya tak tahu jadi tahu. Seperti itu.

Alhamdulillah jalan juga kalau kita perhatikan sejak semula...sudah beraspal hotmix, sehingga bisa mudah dilewati. 

Ah....aku salah jalan...disini itu tadi, sinyal kurang bagus jadinya malas buka google maps lagi. Hanya ikuti naluri saja, kekiri terus kekiri...pokoknya yang kira-kira ke arah barat tentu ujungnya bertemu dengan jalur Jatigede karena inikan di daerah timurnya...tentu kita harus ke daerah yang menuju ke baratnya biar mendekat.

Rupanya aku salah jalan ke jalan yang buntu...Ini ke Cibareubeu kata si ibu yang tadi kutanya. Itu jalannya buntu. Waduh...

Harusnya sih di tugu kuda itu jangan ambil yang ke kiri, harusnya ambil yang ke kanan.

Adek balik lagi, nanti di sebelah toko matrial ada jalan yang dipelur...belok lewat sana itu menuju Jatigede.

Okelah kalau begitu....!!. 

Rupanya memang benar ini jalan menuju ke Jatigede. Tapi hanya memutar saja ke jalur Wado-Kirisik juga. Hmm....kesini hanya untuk muter-muter. Ya. Tapi aku puas dengan ngabolang kali ini. Yang penting kan sampai ke Jatigede, karena hari juga terus berjalan. Dan hujan juga masih ada dibeberapa tempat.

Memaksaku untuk berhenti lagi disekitaran Jatigede ini. Mie rebus pake telor. Kopi hitam. Salak pondoh....lapar deui......

..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................demikian saja kisah perjalanan kita kali ini.

Saba desa...Lintas Sumedang Tenggara.

Jalan Lintas Timur Bendungan Jatigede menjadi akhir dari perjalanan kita hari ini. Hari akan segera maghrib. Suasana disini sudah sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang masih ada. Selain karena sore menjelang malam, juga karena baru saja tadi hujun mengguyur daerah itu. Dan pemandangan dari Jatigede juga kurang jelas saat ini. Karena kabut yang menutupi dan atau karena cuaca yang "ngadinding bodas" akibat hujan yang membuat pemandangan sekitar terlihat serba putih. 


Aku yang sedang Tunggara....tanpa tahu apasih artinya tunggara...?. ha ha ha...!!!


Salam kira-kira saja. Begitulah kura-kura.


Tamat kalau dibalik tetap tamaT.

#nuhun

Posting Komentar

0 Komentar