Lintas Sumedang Tenggara 1 (revisi)

Mipih galengan mapay solokan sisi gawir pipireun pasir. Kaditu ka curug Ciwangi. Babakan Kirisik Jatinunggal ka arah Wado.

"Pami maju halodo sok saheng. Mun tos halodo ngahgar".

Curug na aya dua nu kenca dihandap nu tengen rada naek saumpak diriung ku tangkal awi haur gombong...hejo kolot...herang rupana....weuweug salirana. Mun halodo sok kadenge saheng ka sisi lembur...mun kieu usum mijih....mah tara kakuping saheng, ngan ngaguruh we kadanguna mah....

kitu saur si bapak ngabejer beaskeun kaayaan curug eta. hieum disabudeureuna....tatangkalan jararangkung...nutupan kebon nu aya dihandapna. bala....siga namah matak betah sasatoan sabangsaning oray, puguheun kadalmah...!!


Itu bukan syair lagu atau Dendang Parahyangan...bukan, itu adalah sebait kisah kita hari ini.

Rupanya kemunculan saya di sini telah mengganggu seekor elang yang terbang dari rumpun bambu diatas sana. Kepakannya cukup mengagetkan aku....gimana jika ada burung raksasa seperti burung zaman dino...wah....ngeri juga. 

Burung Elang ini kini sudah jarang sekali kita temui di alam liar. Sangat jarang.

Tentu saja kita bersyukur jika masih ada yang tersisa dari burung itu di alam liar seperti ini. Beruntunglah kampung yang ada dibawah sana. Masih bisa menyaksikan atraksi dari si raja udara.

Dulu dikampungku juga kita masih bisa temukan si elang yang bebas terbang diatas kampung kita...menukik ke sawah ke lembah dan kemudian melambung lagi kelangit keatas pepohonan di hutan sana. Itu adalah burung yang gagah dan eksotis. 

Elang yang hebat....yang tajam matanya...yang khas pekikannya...yang menakutkan buat para ayam yang ada dikampung kita. 

...............................................................

.......................................................................................

Bagiku elang adalah burung yang hebat. Hewan yang anggun, yang gagah dan yang penguasa langit. 

Namun sayang sekarang ini sudah jarang ada di kampungku. 

. Mungkin. Tentu burung itu tak betah lagi karena sudah bising oleh suara-suara kendaraan, tak seperti dahulu yang jalan masih berbatu dan sepi. 

Kampung kita dulu masih sepi. Kini sudah beda.

Makanya si Elang pun tentu saja mereka akan merasa aman dan nyaman di kampung kita yang tempo doeloe. 


Jadi, ketika aku melihat si elang itu disini, di Babakan Kirisik itu...rasa-rasanya membuat kita mengenang ke masa yang silam. 

................................................................................................

..........

Di Kirisik itu juga dulu, Curug itu dapat terlihat dari kampung sana. Tapi sekarang tidak lagi, sebab katanya sudah tertutup oleh dedaunan. Dedaunan...?. Dedaunan apakah...?

...................................

Jadi terpaksa kita harus jalan kaki menyusuri pematang sawah dan pinggir tegalan. Dan lereng bukit.

Curug itu namanya adalah Curug Ciwangi. 

Entahlah apakah Ciwangi 1 dan Ciwangi 2 atau Ciwangi yang kiri atau yang kanan. 

Y, mungkin karena jarak keduanya berdampingan hanya berjarak tak lebih dari 6 meter...maka mungkin kedua Curug itu dinamai satu Curug saja. Curug Ciwangi. Kalau ditaksir itu adalah sekira 11 meter dan 13 meter tingginya. Yang kanan terlihat lebih tinggi karena puncaknya juga berada lebih tinggi. ......Seperti berumpak begitu. 

Mungkin saja diatasnya ada dua sungai. Atau sebenarnya diatas itu hanya ada satu. Entahlah, itu kita gak bisa melihat ke bagian atas dari Curug Ciwangi ini.

...................................................................................

...........................................Tak terlalu lama disini, 15 menit aku pikir sudah cukup. Curug yang sepi tiada pengunjung. Ini adalah juga merupakan mata air sebagai sumber air bersih bagi warga Babakan Kirisik.. kita bisa lihat ada beberapa selang dari curug itu.

...............................................................................................

..............................................

Kita lanjut saja menuju ke curug lainnya yang tak jauh dari situ. Ikuti jalan yang menuju ke atas. Jalannya sederhana saja. Sudah ditembok seperti itu....

Jalan itu di kirinya adalah persawahan dan dikanannya adalah bukit yang sama dengan curug Ciwangi tadi. Kalau dikira-kira ini adalah ke arah timur. Lalu belok ke arah selatan menuju rimbunya pepohonan dari kebun warga...cukup terjal dan licin, mungkin karena musim hujan. Jadi bawa motor juga harus sigap. 

Ya sekira 4 atau beberapa menit kita sampai di ujung jalan di sebuah halaman Mesjid. Dari tempat parkir itu kita lanjut dengan jalan kaki melewati "pipir" rumah warga ke belakang ke sawah-sawah yang basah. 

Satu rumah atau dua rumah langsung dibelakangnya adalah sawah yang subur. Kampung yang sepi tapi damai. 

Kita akan ikuti galengan sawah yang terasering. Menuju ke sumber air yang ada di atasnya...ke bukit yang melingkupi kampung. 

Dari sawah yang teratas kira belok kiri mengikuti alur selokan dan galengan yang berair. Subur air yang bersih, adem mengalir menuruti selokan kecil itu. Persawahan disini tak terlalu luas karena ia diperbukitan, bercampur dengan hutan disekitarnya. Itu adalah kampung yang permai bukan...?!.

Beberapa menit saja kita melewati antara sawah-sawah, lamping, gawir dan jurang-jurang.....menaiki tebing yang dari batu cadas. 

Harus buka sepatu.....karena jalannya becek dan licin. 

Ada dua titik kita harus turun ke aliran air...melewati "cukang" dari kayu Aren yang kokoh yang sekaligus dijadikan talang penyambung selokan itu (jembatan air)...dan barulah di puncak jalur itu jalan setapak itu berbelok dan kemudian nampak ada beberapa petak sawah dan ladang. 

Dari situ terlihat ada curug kecil di aliran sungai yang ada dibawah. Dan juga jembatan bambu, serta sebuah saung. Tak jauh dari saung itulah tempat beradanya Curug utama. Curug "Cikareo" yang diatas kampung Guranteng...

.....Jalurnya tadi memang cukup ekstrim. Kalau saja terpeleset disana...waduh...ngeri-ngeri sedap....jurang dibawah tak ada ampun lagi. Ini bukan jalur santai. Ini jalur yang cukup beresiko tinggi. Sungguh butuh ekstra hati-hati, harus konsentrasi, tak boleh main-main....!. berbahaya....!. Nyawa taruhannya. Kalau kamu masuk jurang sana, mungkin orang tak dapat menemukanmu.

Rupanya Curug disini juga ada tiga atau lebih sebenarnya. 

Hanya saja yang satunya sepertinya tak berair...hanya sedikit basah saja. 

Satu di kiri dengan debit yang lebih besar dan yang menjorok ke kanan yang lebih kecil itu ada dua. 

Walaupun yang kanan itu debitnya lebih kecil tapi rupa tebingnya terlihat lebih lebar dan menjulang seperti memayungi kita yang ada dibawahnya. 

Yang curug kiri, itu jalurya beda lagi. Tadi beloknya di dekat saung itu, ke arah timur mungkin, dan yang kanan ini ke arah selatan. Jarak antara kedua curug itu kisaran 50 sampai 100 meteran. 

Jalur ke curug yang kiri itu jalannya juga agak sulit begitu. Bertebing miring. Ya....Mungkin saja diatas curug itu dibawahnya adalah "leuwi" yang bagus, karena dia sedikit berumapak begitu...

Tapi saat ini aku rasa kita gak akan naik kesana. Jalurnya terlihat licin. Kita ikuti apa kata hati. Dan analisa kita.

Jangan dipaksakan jika dikira berbahaya... 

..............................................

Curug itu memang terlihat deras sekali menuruni tebingnya...dia tipe curugnya tidak langsung terjun tapi berundak menuruni alur di tebing yang curam. 

..............

Dua pasang Curug itu dan beberapa curug yang lebih kecil dibawahnya......sebenarnya telah cukup memuaskan petualangan kita di hari minggu ini. 

Maka kita pun memutuskan untuk sudahi jalan-jalan kita itu. 

...........................

Turun tak selalu lebih mudah. 

Ini tak semudah saat kita naik tadi. Kalau naik badan dan muka kita kan menghadap kedepan....kalau turun kita gak bisa begitu. 

Tetap posisinya seperti saat kita naik tadi. Kamu bayangkan saat kamu turuni tangga bambu. Kamu harus mundur bukan maju. Itu juga begitu. Dan pijakannya itu adalah batu bercadas. Setiap gerakan harus bertumpu dengan benar dan tepat. Dua kaki meraba pijakan dibawah dan dua tangan mencari pegangan yang kuat diatas.

Hah...dag dig dug .... juga. Karena itu benar-benar jurang. Anda jika tikosewad....ya sudah tamat....selesai. kelar hidup lo...janganlah sampai tergelincir disitu. Tapi kita gak bisa berharap bantuan. Mana ada orang. Kamu harus fight sendirian.

Bagi kalian yang ingin mengunjungi curug-curug yang ada di sini. Patokannya adalah kampung Babakan Kirisik...dan keatasnya dari Babakan Kirisik itulah kampung Guranteng. 

Kalau dari Jalan antara Sumedang Majalengka itu, dari Wado ke timur terus menuju arah Bantarujeg. Nah setelah lewat Cibala....naik lagi melewati kampung Salado.....

Di sebelum tapal batas ke Majalengka, ada sebuah kampung yang namanya Desa Kirisik. 

Tak jauh dari batas desa ada jalan kecil yang ada Mesjid disana ke arah kanan, beloklah dan ikuti jalannya....ciri jalannya bertembok agak naik sedikit, terus akan melewati pekuburan kecil, dan terus saja melewati kebun-kebun yang lalu menanjak dan juga berkelok, nah....diatasnya itulah kampung Babakan Kirisik berada. 

Masuk saja ke kampung itu, lewati sekolahan dan mesjid disana....kita ikuti jalan yang belok ke kanan...menuju persawahan...

Nanti diujung sawah itu ada saung atau kandang sapi...kita parkir motor disitu saja. Dipinggir jalan. 

Perhatikan sekitar. Jika ada petani yang bekerja di sawah...maka insyaAllah kendaraan kita aman. Tapi kalau sepi...ya mending dititip dulu di kampung. 

Itu adalah jalan menuju Curug Ciwangi. Tanya saja ke warga disana....

Sementara untuk Curug Cikareo ( ma'af aku lupa namanya) ini, dari jalan itu, masih harus lanjut lagi yang menuju bukit dan kebun warga...nanti akan menanjak tiga atau empat kelokan.....itu sudah berada di Kampung Guranteng (ingat kata kuncinya....garanteng, rantang, genteng, kalau disatukan jadi Guranteng). 

Jalannya memang kecil, hanya cukup satu mobil saja. Tapi tetap tenang karena akan jarang ada mobil yang lewat ke jalan itu. 

Memang sih curugnya "Guranteng" ini tidaklah terlalu wah gimana gitu...?!. Hanya berupa curug biasa saja. Gak Luar biasa banget gitu. 

Tapi Cukup lumayan karena tak semua tempat ada Curug bukan...?!. 

Udaranya disini juga cukup menyegarkan pori-pori dan paru-paru kita dan terutama suara dari gemericik air terjun itu tentu bisa dibilang sebagai terapi kesehatan juga. 

Katanya, udara dan lingkungan curug itu adalah udara yang sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental manusia. Ya....coba saja buktikan sendiri.

Tentu saja bisa menjadikan suasana yang baik untuk "smedi" di sana. 

Batin akan sangat terasa tentram, tenang dan nyaman. Rileks pikiran kita, jernih otak kita. Seperti itu. Tapi kamu harus jangan buru-buru juga. Harus dapat menikmati suasananya. Harus santai. 

Dengarkan suara gemericik dan alam disekitarnya. Lalu tenangkan jiwamu, baca wiridan, dzikir dan atau berenung mengingat kekuasaan Tuhan penciptanya.

Tafakkur dan tadabbur.

.................................................sesungguhnya tentu masih ada Curug lain disekitar Wado Timur ini (Jatinunggal dsk), Pasir Padang misalnya, atau mungkin lainnya yang belum kita ketahui. 

Curug yang ada di Pasir Padang itu sebagai contoh.......debit curugnya lebih deras dari ini dan lebih besar.

View dari sana juga cukup baik. Disatu sisi pemandangan curug dan sisi lainnya adalah bentangan waduk Jatigede yang nampak jauh dibawah sana.

Tapi kali ini, kita hanya akan telusuri Curug yang di Babakan Kirisik dan Guranteng itu. 

Ini sejarahnya.....

Pertama kali tahu Curug Kirisik itu sebenarnya tak sengaja waktu beberapa tahun yang lalu kesana. 

Sewaktu kita dan temanku berkunjung ke Kirisik, saat kita tiba (nongol) di atas kampung itu...mata kita langsung disuguhkan pemandangan persawahan dan bukit-bukit yang terjal.....dan yang mencolok adalah Curug itu. 

Itu adalah seperti ucapan selamat datang di batas kampung. 

Keadaan penduduk disana juga dulunya tentu masih lebih sepi dari sekarang. Sayang memang. Kini Curug itu sudah tak nampak lagi.

............................

Ya. Kalau kita lihat tadi, memang disekitar curug itu terdapat banyak pohon kayu milik warga, juga rumpun bambu.......sehingga pantas jika disana menjadi sarang burung elang saking lebatnya..dan pantas jika itu mampu menutupi sang curug itu sendiri.

Syahdan...................

Untuk trip kita kali ini akan dicukupkan dengan dua lokasi Curug itu saja dulu. Masih ada hari lain untuk menyusuri Curug dan tempat lainnya. Ya kan...?!

...........bersambung.




Posting Komentar

0 Komentar