Keywords
Kerjasama, Kasih Sayang, Keshalehan Sosial, Kolaborasi.
Definisi
Titik equilibrium. Titik keseimbangan. Istilah equilibrium ini biasa dipakai dalam dunia ekonomi. Titik Equilibrium Ekonomi diartikan sebagai titik temu antara kurva penawaran dengan kurva permintaan.
Dalam dunia politik. Titik Equilibrium Politik diartikan sebagai titik temu antara berbagai kekuatan politik yang ada. Antara Petahana dan Oposisi. Atau antara State, Market dan Civil Society.
State adalah pemerintahan (eksekutif, legislatif dan yudikatif).
Market atau pasar adalah Lembaga Ekonomi. Penyedia Jasa dan Barang. Pelaku Ekonomi.
Civil Society adalah warga negara yang mendiami suatu bangsa yang sama secara hukum, mempunyai hak dan kewajiban.
Abstract
Zaman ini sudah harus kita jalani. Lengkap dengan orang-orang yang hidup sezaman dengan kita. Si A, si B, si C. Itulah mereka yang hidup sezaman dengan kita. Untung kita tidak hidup sezaman dengan Kartosuwiryo maupun Aidit. Untung kita tak hidup di era penjajahan Belanda atau Jepang. Untung kita hidup di era sekarang.
Tuhan memilihkan kita hidup di era reformasi ini. Beserta orang-orang dan para tokoh yang ada saat ini. Itulah zaman hidup kita saat ini.
Tergantung kita seperti apa mengelola kesempatan hidup ini. Mau jadi pihak pecundang atau pilih jadi pejuang.
Pilih jadi orang baik atau pilih jadi orang jahat.
Jadi babalakon protagonis atau jadi antagonis.
Itu semua pilihan. Kita bisa memilih peran hidup kita. Jadi pemberontak atau jadi penguat bangsa...?
Jadi ulat yang meruksak atau jadi kupu-kupu yang bermanfaat...?!.
Semua itu adalah pilihan-pilihan. Kamu bisa memilihnya.
Ibarat setepuk 2 lalat, saat ini kita butuhkan yang namanya kolaborasi dan rekonsiliasi bangsa.
Mari bersatu padu membangun negeri. Tinggalkan pertentangan agar kehidupan bangsa kita jadi lebih tentram dan damai.
Titik equilibrium itu apa...?. Titik keseimbangan itu apa...?. Seimbang antara orang baik dengan orang buruk atau seimbang antara penjahat dengan patriot...?!?.
Bukan. Titik equilibrium itu adalah titik keseimbangan antara orang waras dengan orang yang berjuang. Semua bekerjasama untuk pembangunan.
Seperti pertanian. Kita tak menghendaki adanya hama, gulma atau bencana. Kita menghendaki tanah yang subur dan bersih dari peruksak dan penyakit sehingga mendapat hasil pertanian yang baik dan melimpah.
Semua hama, gulma kita perangi. Semua bencana kita hindari. Itulah perjuangan kita, kerja dan do'a kita untuk mencapai titik equilibrium yang dikehendaki.
Jadilah obat atau perekat bangsa dan jangan jadi sebaliknya.
Kita tak butuh equilibrium yang ujungnya adalah peperangan atau adu kekuatan. Kita butuh equilibrium yang sifatnya kolaboratif, partisipatif. Susah senang diatasi dan dinikmati bersama. Bukan adu kuat, adu posisi antara State, Market dan Civil Society. Atau antara pihak A dengan pihak B.
Kita kurangi kompetisi, kita perkuat KOLABORASI. Begitu kata kang Emil.
Keshalehan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan ada yang mau menang sendiri. Harus mau maju bersama. Sukses bersama. Tentram damai dan sejahtera.
Hidup harus berguna. Dan jangan mempersulit. Hanya sesederhana itu. Hama memang harus diatasi.
Mengatasi hama politik dengan banyak cara. Memukul atau merangkul, terserah situasinya. Tinggal berhitung sisi mudharat dan sisi manfaat.
Jadi dia tentatif dan relatif. Tak selalu pasti dan absolut.
Kadang rumus E = mc kuadrat adalah berguna dalam dunia politik. Itu Relatif.
Salam Kolaborasi, kurangi kompetisi.
Bandung 13 November 2020
0 Komentar