Tak akan ada ulama mutaakhiriin tanpa ada ulama mutaqaadimiin.
Ulama sekarang adalah murid dari ulama dulu. Jika bukan murid ulama, maka dia bukan ulama.
Ulama yang datang belakangan bukan membuat ilmu baru. Dia adalah penerus ulama terdahulu.
Ulama terdahulu adalah penerus para sahabat. Para sahabat adalah penerus Nabi Muhammad SAW.
Secara garis besar. Ilmu ulama adalah ilmunya para sahabat. Ilmu para sahabat adalah ilmunya Nabi Muhammad SAW.
Sabda Nabi :
"Ana madinaatul ilm...wa aliyun baabuha".
Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.
Nabi memang gudang ilmu, tapi para sahabatlah yang kemudian membukakannnya kepada umat yang selanjutnya.
Tanpa para sahabat, terputuslah ilmu itu.
Dalam kelanjutan hadist itu disabdakan ....
"Faman aradalmadiinah fal ya'tihaa min baabihaa".
Barang siapa yang ingin kota ("ilmu") itu maka datangilah dari pintunya (Ali/para sahabat/dan para penerusnya).
Begitulah peran para ulama sesudahnya. Estafet menjadi pewaris ilmunya Nabi Muhammad SAW.
Jika kemudian di abad 7 atau abad ke 12 ada orang yang ngaku punya ilmu itu sendiri. Tanpa pintu para ulama sebelumnya. Maka dia adalah PENDUSTA.
Ilmu Nabi itu pintunya ada di para sahabat. Ilmu para sahabat itu pintunya ada di para tabi'in. Ilmu para tabi'in itu pintunya ada di para penerusnya...terus hingga akhir nanti.
Bohong kalau wahabi mengklaim ijtihad langsung dari Al-qur'an dan Hadist. Padahal Nabi sendiri memberikan pintunya ada di Ali dan para sahabat lainnya.
*wahabi itu pembohong dan penipu atas nama agama
*wahabi itu tanduk setan dari Nejd dan dari nejd itu sumber menyebarnya fitnah..alhadist.
#ypidea 2020
1. Saya menulis ini kebetulan tanpa mengetahui bahwa hari ini adalah hari guru. Pas cari gambar untuk tulisan ini muncul gambar selamat hari guru seperti itu. Itu adalah kebetulan yang cocok.
0 Komentar