Dilarang Bingung

Umat Islam itu tadinya hanya satu, yaitu pasti yang satu-satunya golongan itu adalah yang mayoritas karena hanya mereka satu-satunya umat Islam pada saat pertama datangnya Islam itu sendiri. 

Kemudian mulai muncul firqah yang mengecam kelompok besar, kelompok utama umat Islam tersebut.
...................................................
................................firqah adalah pecahan.
.....................................
.................pecahan artinya dia keluar dari kelompok utama.
...................................................
..............................kelompok utama adalah kelompok yang dianut oleh mayoritas umat Islam di dunia. 
....................................
...............................................yaitu mayoritas umat Islam yang mengikuti pula mayoritas ulama umat Islam. 
..................Nabi SAW menyuruh kita untuk mengikuti pendapat mayoritas ulama. 
...........................................
..................................................ikuti kelompok kebanyakan ulama.
.....................ikuti kelompok besar dari umat Islam itu sendiri.
.....
...........
................
.......................

................................................kelompok besar adalah kelompok yang lurus. Mereka adalah kelompok utama umat Islam itu sendiri. Mereka datang dari perjalanan sejarah umat Islam. Dan mereka tak pernah menyimpang dari garis besar umat Islam itu sendiri. Siapa saja yang keluar dari kelompok utama itu maka dia adalah kelompok baru.

Kelompok baru pasti bukan bukanlah kelompok utama umat Islam.

Kelompok baru pasti adalah yang menyimpang dari kelompok utama keluarga besar umat Islam ini.


Ada 3 golongan.
1. Golongan mutaqarribiin. Ia adalah mayoritas umat di masa lalu, dan sedikit saja dari umat akhir zaman. Mereka ahli surga yang tertinggi dari para Nabi, para sahabat yang mulia, para aulia, para sholihin. Surga kelas eksekutif.
2. Golongan kanan. Ia adalah kelompok besar dimasa lalu, dan kelompok besar pula di akhir zaman. Mereka ahli Surga. Surga kelas ekonomi.
3. Golongan kiri. Mereka mendustakan agama Allah. Mereka ahli neraka.

Pembagian tiga golongan itu ada dalam surat al-waaqi'ah.
.....................................................
.......................di dalam hadist beda lagi bahasannya. 
.........................
...............................
.....................................Nabi menyampsikan bahwa umat Islam ini akan terbagi kepada 73 golongan. Dan hanya satu yang ahli surga yaitu ahlu sunnah waljamaah.
...............................

...........siapa ahlu sunnah waljamaah itu.......?. Ialah mereka yang mengikuti jumhur ulama.
.................

............................Nabi bersabda yang artinya kurang lebih sbb:

"Jika kalian ingin selamat. Ikutilah mayoritas dari umat ini. Karena mayoritas umatku tidak akan bersekongkol dalam kesesatan". 
..............
.........................

...................................umat Islam mayoritas itu tidak akan bersetuju dalam berbuat kemungkaran. Mereka orang-orang yang takut kepada Allah, berharap ampunan Allah dan merindukan SurgaNya bersama Nabi yang mereka cintai.
..............

...................kelompok besar itu adalah orang baik-baik. Tidak neko-neko. Tidak banyak tingkah. Tidak mudah marah. Silent Mayority. Mereka tak suka banyak gaya. Mereka bijaksana dan mayoritas mereka diam. Gak banyak cingcong.
.......Gak banyak berulah. Gak mau menonjolkan diri. Mereka maunya ibadah saja, berbuat baik saja. Beramah tamah dengan tetangga dan sesama warga. Mereka adalah golongan besar dari umat Islam itu sendiri.
.................
........................

...........Mereka orang-orang yang bijak. Tak suka memprovokasi dan tak mudah juga di provokasi.

...........mereka sangat berhati-hati dalam bertindak. Mereka hanya terus membina umat, membina pengajian tentang akhlak, tentang sholat, tentang haji, tentang maulid Nabi, tentang berbuat baik ke sesama, tentang menolong orang yang kesusahan, tentang senyum dan keramahan. 

...............itulah kelompok besar. Kelompok utama umat Islam yang lahir dari sejarah umat Islam. Penerus umat-umat terdahulu. Pengikut ulama. Pengikut ulama yang konsisten menjadi pembina umat, penerus ulama-ulama terdahulu. 

............ulama yang baik-baik. Bukan tukang ngompori orang. Bukan penyulut kekacauan.

.........Mereka adalah sangat mencintai Nabinya. Mereka sangat menghormati Nabinya. Mereka menempatkan nama Nabi itu lebih tinggi dari siapapun selain Allah SWT.

...........Mereka sangat sopan ketika menyebut nama Nabinya. Mereka sungkan, mereka menyadari diri mereka itu kotor jika dibandingkan dengan nama Nabinya.
...................

........................mereka tak berani memanggil nama Nabi dengan sebutan yang disamakan dengan teman sejawat atau manusia pada umumnya.


Jika mereka yang non ahlussunnah waljamaa'ah (non aswaja) merasa senang jika dipanggil ustadz atau syech, atau bapak, atau yang terhormat, yang mulia dll. Maka kenapa mereka tak mau melakukan yang lebih dari itu kapada Nabi yang sebenar-benar Manusia termulia di sepanjang sejarah manusia.....?!?.

Mengapa ketika mereka menyebut dirinya sebagai abi, abu, buya, dst.

Mereka tanamkan penyebutan-penyebutan gelar penghormatan itu pada dirinya. Mereka minta anak-anak mereka memanggil mereka dengan sebutan abi, buya, ayah, papah, bapak, abah dll.
....................

...........................mereka tak senang jika anaknya memanggil dirinya dengan tidak hormat. Mereka tentu tersinggung jika anak-anak mereka lancang memanggil namanya. Soni...!!misalnya. Mereka ingin dipanggil anaknya dengan panggilan mulia. Ayah....bapak, buya, abi....dll.
.......................
.................................

.........kita sebagai anak juga punya akhlak punya rasa hormat. Tak berani memanggil nama asli orang tua kita. Misalkan nama ayak kita Agus, kita tak memanggilnya dengan wahai Agus, aku minta uang jajan.

...............alangkah durjananya seorang anak seperti itu.
...............
....................

.........................pun dalam memanggil guru ngaji kita. Kita gak berani memanggilnya dengan nama aslinya tanpa embel-embel gelar kehormatan di depannya.
.....ya syech 
.......wahai tuan guru.....!
......ya ustadz.......!
......ya syechul islam......
....ya sayyidii. Dst.
..........................
....................................
....................

............................................itulah penghormatan kita kepada guru-guru kita atau yang dituakan, atau yang di muliakan.

...............kepada boss ditempat kita kerja juga kita bisa berbuat hormat. Karena memang berbuat hormat itu adalah fitrah....bawaan lahir umat manusia. Akhlak itu bukan sesuatu yang tak pantas buat manusia. Akhlak itu adalah fitrah manusia. Mereka hidup untuk saling hormat menghormati. Itulah sikap yang wajar, yang lumrah yang memang harus seperti itu. 
.................

.....................tuan dosen yang mulia.
.......bapak hakim yang terhormat.
...........bapak mertua yang terhormat. Dst.

..................................kita melamar anak orang, lalu kita tak menghormati bapaknya. Siap-siap untuk di tolak lamaran kita.
.......................
.............................bisa apa...?!

Fitrah manusia akan menghormati calon mertua kita karena berharap kita juga dianggap layak untuk menjadi menantunya.

.......wahai bapak calon mertua, ijinkan aku melamar anak bapak.
...........

...................bandingkan dengan yang tak punya rasa hormat.
Wahai Soni, aku ingin melamar anakmu.

..........kira-kira yang akan sukses yang mana. 
...................................

..........itulah akhlak. Mau memuliakan orang.
....
......
......
......

............begitupun cara kita punya rasa ta'dzim kepada sang Nabi termulia kita. Nabi Muhammad SAW. 
Kita gak berani memanggil nsma beliau tanpa gelar penghormatan.

......ya Nabi....
.......wahai Baginda Rasul
............wahai manusia teragung.
..............ya sayyidii.....
Sayyidinaa Muhammad SAW.

Umat yang benar-benar cinta kepada Nabinya. Akan penuh hormat kepadanya.

......................
............................
.....ada sahabat bertanya kepada baginda Nabi SAW, wahai Nabi...bagaimanakah aku bersholawat kepadamu...
Nabi menjawab...."cukup katakan Allahumma Sholli 'alaa Muhammad".

Hadist inilah yang kemudian menjadi dalil kelancangan sebagian umat manusia kepadanya.
............ya dalam bersholawat itulah sholawat yang paling minimal.
............syah dan berpahala. 

Tapi ketika orang ingin berbuat lebih baik dari itu. Namanya berbuat lebih baik, tentu pasti lebih baik pula pahalanya.

Narasi sholawat bukan hanya satu itu saja. Dan tidak harus itu satu-satunya ungkapan sholawat kepada Nabi. 
Banyak macam bacaan sholawat. 

Bahkan ketika berada dalam satu sholatpun ada dua bacaan sholawat. Ada sholawat di saat tahiyyat awal. Ada sholawat di tahiyyat akhir yang lebih panjang dari tahiyyat awal.
...........

..............artinya.... bacaan sholawat itu tak harus satu narasi saja. Contohnyapun tak satu. 
..................

.......................cerita ini ingin menggambarkan perbedaan antara umat yang benar dan umat yang tak benar pemahamannya tentang Islam ini.
Ingin menggambarkan bahwa, siapa sih umat Islam yang lurus itu....?!?.

Yaitu umat yang dari disi pemahaman ajaran agamanya yang paling paripurna. 

Salah satu ciri sederhananya adalah tentang rasa hormat kepada sang Nabi.

Jika hormat ke Nabi saja enggan. Apa bisa mereka disebut pecinta Nabi....?!?.
............
...............cak Lontong berkata......."mikiiiiir....!!!"

Itu saja mungkin pembahasan kita tentang siapa itu ahli sunnah waljama'ah dan siapa yang bukan ahlu sunnah waljamaa'ah.
........

.......memang harus beda karena memang mereka tak sama. 
.............................

....................................sudah taqdir, ada aswaja dan ada 72 golongan non aswaja.

......ada golongan utama....ada 72 golongan non utama...72 golongan pecahan.

......yang selamat hanya satu, yaitu ahlu sunnah waljamaa'ah. Begitulah sabda baginda Nabi yang mulia, Nabi Muhammad SAW.
............

..................mari perbanyak bersholawat kepadanya.

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aalihii wasahbihii wasallam.
..........aamiin.


Posting Komentar

0 Komentar