Muhammad Quraish Shihab merupakan ulama, mufassir, cendikiawan muslim yang beberapa kali tersandung kontroversi. Beberapa pandangannya bahkan sempat ditentang banyak pihak. Ia juga sempat dituding Syiah.
“Kita tidak bisa memaksakan semua orang beranggapan baik terhadap kita,” kata Quraish kepada Makassar Today, Kamis, 6 Januari 2016.
Penulis buku Cahaya, Cinta dan Canda tersebut bahkan selalu santai menanggapi tudingan yang datang padanya. “Mau apa kalau saya syiah? Apa kamu mau sesatkan saya? Hanya Tuhan yang bisa menilai saya sesat atau tidak,” kata Quraish terkekeh.
Tiba-tiba tawanya tertahan. Quraish lalu bercerita tentang tudingan beberapa orang yang menilainya Syiah. “Tudingan Syiah terhadap saya memang deras. Saya menantang semua pihak yang menuduh itu untuk menunjukkan bukti dari buku-buku saya, kalau terbukti saya Syiah, silakan ambil semua royaltinya,” Quraish menegaskan.
Sangat mudah jika mau mengetahui saya Syiah atau bukan, lanjut Quraish. “Apakah pernah Anda melihat saya salat dengan menjamak salat dzuhur dan ashar? Apakah pernah saya berbuka puasa setelah menunggu 15 menit setelah azan seperti yang dilakukan Syiah?”
Meski begitu, ia mengakui orang-orang menilainya Syiah mungkin disebabkan oleh sejumlah ceramahnya. “Beberapa ceramah, saya kentara menyatakan cinta kepada keluarga Nabi Muhammad dan keturunannya dari Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. Tapi apa ada yang salah dengan itu?”
Bagi pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini, manusia yang kerap menuding sesat manusia lain adalah manusia-manusia yang telat lahir. “Kebanyakan manusia yang menuding Syiah sesat itu, adalah mereka yang tidak paham Syiah. Apakah masih zaman, berdebat soal itu?” ujarnya.
Quraish lalu melanjutkan, “Sekali lagi saya tegaskan, saya belajar agama sudah 60 tahun. Bukan maksud menyombongkan diri, tetapi saya merupakan lulusan kampus Islam terbaik dunia. Saya bersyukur, Tuhan memilih saya. Saya dipilih-Nya untuk mewakili Sunni”. (Makassar Today)
.
Credit: SabdaPerubahan
0 Komentar