RKR1 dan Rumah Kerja untuk Indonesia

Hasil pertemuan dengan perwakilan kang Emil :

1. Kang Ramram 

2. Kang Hanif.


Kata sambutan, pengarahan dari kang Ramran :

Beliau adalah Staf Gubernur dalam bidang komunikasi. Beliau juga merupakan koordinator pendampingan banyak program a.l :

1. Rutilahu

2. Patriot Desa

3. OPOP

4. POSYANDU Juara

5. Penyuluh Pertanian


Selain itu beliau juga bertindak sebagai ketua koordinator Rumah Kerja untuk Indonesia yang merupakan rumah besar untuk para relawannya kang Emil di seluruh Indonesia.

Tujuan dari Rumah Kerja untuk Indonesia ini adalah untuk mewadahi seluruh relawan yang ada sehingga semuanya berada dalam satu kekuatan, mungkin satu komando, pergerakan yang terkoordinasi supaya menjadi lebih kuat daya gedornya. Dst.

Tidak masing-masing, kalau gerakan silahkan bisa parsial. 

Rumah Kerja itu adalah inisial atau pelesetan Hurup R nya dari Ridwan dan K nya dari Kamil. Hal ini dilakukan untuk menghindari gejolak yang tak diharapkan, serangan-serangan dari yang tidak suka dst.

Sebab tentu kalau orang sudah niat untuk menjatuhkan, maka segala cara bisa dilakukan. Kagorengan mah bisa diteangan. Kesalahan bisa dicari-cari, Dan pasti ADA.

Dengan Rumah Kerja untuk Indonesia ini, maka gerakkan para relawan bisa lebih terarah dan hirarki koordinasi yang jelas.

Untuk itu maka sudah dibuat beberapa rencana kerja dari Rumah Kerja, koordinator relawan kang Emil ini, a.l. sbb:

1. Minta diadakan rencana zoom meeting secepatnya (bulan depan) bersama team RKR1, yang setidaknya bisa diikuti oleh 500 sampai 1000 peserta.

2. Akan diadakan Jambore Pelatihan Relawan. Mungkin selama 2 hari di Ciwidey atau lainnya.

Jambore ini berupa pelatihan untuk menjadi relawan yang lebih efektif dan efisien. Tahu norma-norma dan hukum ITE, tahu membuat kontent dll. 

3. Rencana lain adalah akan mendirikan posko-posko di seluruh Indonesia. Sebagai langkah awal akan mendirikan posko di setiap wilayah Jawa Barat terutama yang suara ke Kang Emil masih kurang maksimal. Ciamis, Bogor, dll.

Hasil Survey team, menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas kang Emil di Jawa Barat ini masih di bawah 50 persen. Takberanjak dari saat pilgub 2018 dikisaran 33-35 persen. 

Itu adalah PR besar bagi relawan RKR1 se jawa barat. Kita harus menang di Indonesia, dan juga harus mendapat dukungan kuat dari warga Jawa Barat, Pulau Jawa dst.

Beberapa faktor yang mempengaruhinya yakni serangan pandemi yang melanda Indonesia sejak setahun yang lalu tentu membuat program kerja tak bisa dilaksanakan sesuai harapan.

Selain itu, perlu diketahui bahwa pelaksanaan program kerja di tahun 2019 adalah merupakan RAPBD yg disusun oleh rezim lama, sehingga tidak bisa sesuai programnya kang Emil, karena anggaran sudah disahkan DPRD dan dengan asumsi-asumsi lama.

Dan sementara ketika program kang Emil disusun dan disahkan pada tahun 2019 untuk tahun 2000, tiba-tiba terjadi wabah covid-19 yang jelas telah membuat dua hal sbb :

1. Refocusing anggaran (pengalihan dana) untuk atasi pandemi. Anggaran pembangunan dicabut dan dialihkan untuk program bansos, melawan covid dst.

2. Optimalisasi anggaran yang ada, ditambah pemasukan yang menurun drastis karena adanya covid ini.

Misal pendapatan dari TNKB kendaraan bermotor telah mengalami penurunan yang drastis. Hanya bisa diperoleh sekitar 12% persen dari biasanya. 


Itulah antara lain, beberapa kendala yang membuat perekonomian kita tidak bergerak dengan baik. 

(Red. Bahkan Jawa Barat mungkin masih lebih baik ketimbang banyak daerah lainnya di Indonesia).


PR untuk tahun 2021 adalah penguatan dukungan di provinsi Jawa Barat saja dulu.

1. Sebarkan berita kerja kang Emil dan jajarannya sebagai fungsi keterbukaan akses informasi.

2. Anomali dukungan Jawa Barat ke RK :

** dukungan kuat terutama dari kalangan pendidikan menengah keatas (S1 keatas).

** dukungan lemah dari kalangan pendidikan menengah kebawah.

** pendidikan menengah kebawah banyak mendukung ke Prabowo

**dukungan buruh Jawa Barat mayoritas juga ke Prabowo

** dukungan ibu-ibu juga kuatnya masih ke Sandi dan Prabowo.


Itulah temuan dari survey internal team.

Andai dukungan dari masyarakat Jabar ini masih terlalu lemah, dibawah 50 persen maka akan sangat berat untuk kang Emil bisa dilirik di pilpres 2024.

Maka tugas relawan adalah memperkuat basis keterpilihan RKR1 di provinsi Jawa Barat saja dulu. 

Apalagi pilpres 2024 itu adalah bulan April, sementara pilgub kemungkinan adalah di Nopember tahun yang sama 2024, sehingga nampaknya kang Emil tidak akan maju lagi  di pilgub 2024. Mungkin kalau mendapat dukungan kuat, baru akan maju untuk pilpres 2024. Apakah RI 1 atau mungkin RI 2. 

Kalau tidak bisa RI 1 di tahun 2024, mungkin akan cukup jadi RI 2 dan kemudian mengintip jadi RI 1 di tahun 2029. 

*red. (Saya kira itu strategi yang cukup cerdik). Sebab memang kita kekurangan tokoh penentu ditingkat Nasional sehingga harus di rintis sejak sekarang ini....agar kedepan bisa lebih punya suara di Republik ini.


2. Kata sambutan/pengantar dari kang Hanif.

Pembicaraan suksesi kepemimpinan Nasional ini sudah ramai sejak tahun-tahun kemarin mengingat kepemimpinan pak Jokowi tidak akan berlanjut setelah periode ke 2 nya berakhir.

Isu pemilihan serentak 2024, sudah ditolak DPR di tahun 2020 lalu.  

Sementara rencana pilpres adalah di bulan April 2024 dan pilgub di bulan Nopembernya. 

Sementara masa bakti kang Emil untuk gubernur Jawa Barat akan berakhir di bulan September 2023. Jadi dari September hingga April tahun depannya 2024, ada rentang waktu sekitar 8 bulan sebagai masa masa yang menentukan untuk pencalonan presiden. 

* red. ya saya kira itu adalah waktu yang tepat karena sebagian besar waktu akan digunakan untuk kampanye pilpres. Kekosongan relatif hanya 2 atau tiga bulan saja. Dimana saat itu adalah saat penjaringan bakal calon pasangan RI 1 dan RI 2.

Jadi kita masih optimis bisa membawa kang Emil ke persaingan pilpres ini.


1. Maka sama tugas kita sekarang adalah untuk meningkatkan POPULARITAS kang Emil.

2. Respon panggilan zaman karena kalau tidak kita respons hari ini, mungkin kita perlu menunggu 20 sampai 30 tahun lagi untuk munculnya kandidat kuat dari Jawa Barat. Sehingga momentum ini harus kita maksimalkan...memajukan putra terbaik Indonesia yang dari Jawa Barat.

3. Likebilitas

4. Elektabilitas

Pemahaman masyarakat kita masih kurang tentang perbedaan Gubernur Jawa Barat (dan gub lainnya) dibandingkan dengan kedudukan Gub. DKI khususnya.

Jadi gubernur DKI itu punya kuasa penuh terhadap wilayahnya, berbeda dengan gubernur lainnya diluar DKI yang sifatnya hanya sebagai KOORDINATOR, eksekusinya tetap berada di kabupaten dan kota yang memiliki daerah-daerah. Tidak seperti DKI yang mana gubernur bisa mengatur provinsinya sampai ke tarap eksekusi, dst.

Jadinya posisi gubernur Jabar dll selain DKI hanyalah sebagai GWPP (Gubernur Wakil Pemerintah Pusat) yang tanpa kewenangan untuk mengatur wilayah wilayah dibawahnya karena ada otonomi daerah dan dengan keterbatasan kekuasaan dan anggaran yg dimilikinya.


Beda dengan kekuasaan Gubernur DKI yang bisa mengangkat walikota dll dengan kekuasaannya.

Tetapi itu hanya untuk membedakan saja, bukan suatu alasan yang permisif. Dengan segala keterbatasan kekuasaan itupun, Kang Emil tetap bisa berjuang keras untuk memajukan Jawa Barat ini yang terdepan di Indonesia. Aamiin

Komunikasi dan koordinasi menjadi penentu utama. Kemampuan kepemimpinan sangat dipertaruhkan disini.


Kembali ke soal RKR1.

Maka tugas kita adalah blusukan secara person to person, 

**komunitss keluarga

**komunitas sekolah

**komunitas komunitas terkecil, karena mereka yang paling menentukan. Dalam pemilu 1 suara tukang beca sama daja dengan suara profesor. Yang paling banyaklah yg menang, bukan yang paling karena didukung elit semata. Harus punya popularitas yang sangat tinggi.

Oleh karena itu, akan terbantu oleh program-program kerja yang langsung dirasakan sebanyak-banyaknya rakyat. 

1. Seperti bansos 

2. Pertanian dan nelayan

3. Kepentingan buruh.


Dan di Medsos tidak dilihat hanya soal BENAR atau SALAH. tapi bisa digilekkeun hal yang salah jadi terasa benar. Itu fenomena medsos sampai dengan saat ini.

Tentu kita sebagai relawan RKR1 tidak boleh mencontoh yang buruk itu. Itu hanya suatu pelajaran bahwa keburukan yang terorganisir bisa mengalahkan kebenaran yang bercerai berai.

Oleh karena itu untuk membalikkannya kebenaran harus dibarengi dengan PENGORGANISASIAN yang lebih baik lagi. Haru ada kemampuan mengimbangi hoax, berita pelintiran dst.

Ini maka kita terus harus meningkatkan upaya penyebaran berita-berita yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Kalau itu bisa dilakukan tentu kita bisa mengalahkan hoax, fitnah dan keburukan-keburukan itu.

Oleh karena itu team dari Rumah Besar Relawan RKR1 berencana untuk membuat FEEDING bahan-bahanberita, informasi program kerja dll agar bisa sampai ke masyarakat, dan dunia medsos.

1. Tempur habis-habisan

2. Perlu Napas Panjang. Semangat yang terus terpelihara dalam beberapa tahun kedepan.

3. Kerja Panjang.

Sebagai contoh seorang biksu Taiwan yang berhasil menjadi komunitas terbesar didunia. Mereka punya motto yang tepat.

AJAK ORANG UNTUK BERBUAT BAIK DIMULAI DARI KELUARGA. 

Maka medsos adalah sarana yang tepat untuk langsung menyentuh ke tiap-tiap individu. Person to person.

Kalau tidak bisa berbuat baik, maka bantulah seseorang untuk dapat berbuat baik lebih banyak lagi. Itulah kita mendorong kang Emil untuk berkiprah di RI 1 atau RI 2.


Demikianlah resume (beberapa catatan) hasil dari pertemuan RKR1 dengan team perwakilan kang Emil yang diwakili oleh kang Ramram dan kang Hanif beserta dengan stafnya, Bandung, 20 Februari 2021.


Mohon koreksi jika ada kesalahan. Terimakasih.




Posting Komentar

0 Komentar