Memperkenalkan Kang Emil untuk Indonesia Jaya

MENCARI RUMUSAN PROGRAM untuk RKR1 2024


Perjuangan kita memang tidak akan mudah. 

Berharap kepada "taqdir nu kuat". 

Ini tugas kita menyadarkan orang bahwa memilih pemimpin itu harus merupakan pertimbangan yang rasional agar tujuan berbangsa dan bernegara kita dapat segera tercapai. Negara yang lebih maju, dan lebih sejahtera...melanjutkan perjuangan pak Jokowi.


Dalam hal ini, saya kira kang Emil adalah salah satu yang paling bisa diandalkan. Selain karena sama sama non partisan juga karena punya kemampuan yang secorak dengan pak Jokowi. 

Goal oriented.


Kang Emil di pemprov jabar saja tdk ada istilah orang dlm orang dlm an. Yang diutamakan dipilih/diangkat jadi pejabat adalah yang paling punya kemampuan yang terbaik dari yang diketahui berdasarkan prestasinya.

Itu hrs bisa dipahami calon pemilih se indonesia agar mereka mengenal kang Emil dengan baik.


Tujuan memilih presiden itu adalah utk demi kemajuan bangsa kita semuanya, bukan untuk primordial kedaerahan. Harus bersifat adil.


Untuk itu salah satu tugas kita dalam mensosialisasikan hasil kerja kang Emil.

Antara lain beberapa point sbb..:

1. Ingatkan memilih presiden itu utk membawa kemajuan bagi seluruh bangsa. Dari Sabang sampai Merauke. 

2. Oleh karena itu, kita ingin mengajak seluruh masyarakat agar dapat memilih capres yg paling berkualitas dengan track record yg cemerlang. Dalam hal ini kita ingin mensosialisasikan pencapaian kang Emil, supaya masyarakat Indonesia benar benar tahu tentang prestasi kang Emil.

3. Sadarkan ttg indonesia isme, jgn tentang sukuisme yang terkesan primordialis....dll.

4. Kejujurannya dan kredibilitasnya kang Emil.

5. Kreativitas/banyak ide (goal oriented). Prestasi prestasi kang Emil sbg bukti nyata.

6. Non partisan partai tentu dapat berada di posisi yang lebih adil bagi semuanya.

7. Jiwa nasionalisme kang Emil dan kepemimpinannya.

8. Kita harus buat strategi secermat dan sedetail detailnya. Apa saja yang boleh dan tidak boleh kita lakukan.

Konten sosialisasi ini harus terencana, atau ada panduannya.

9. Karena pilpres itu untuk tingkat nasional. Jadi harus lebih mengedepankan semangat nasionalisme dibandingkan tentang semangat kedaerahan.

Kang Emil sering menyampaikan :

"kurangi kompetisi antar daerah...perkuat kolaborasi", kerjasama antar daerah.

Dan motto itu dibuktikan kang Emil semenjak menjadi walikota Bandung sampai sekarang.

10. Kemajuan yang ada di kota Bandung waktu itu di sebarluaskan  dan di jadikan contoh/diadopsi oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

Sistem manajemen pemerintahan misalnya merupakan salah satu prestasi yang membuat kang Emil mendapatkan gelar Dr. Kehormatan dari Korea (dalam bidang administrasi pemerintahan).

Bahkan sebelum menjadi walikota pun, ide-ide kang Emil sudah diterapkan di tempat lain, di Surabaya, Jakarta bahkan Singapura, Hongkong dll. 

Kang Emil juga pernah menjadi bagian dari team dept perencanaan kota Barkeley Amerika Serikat, dll. Jadi prestasi kang Emil memang benar benar sudah menoreh ditingkat Dunia. Banyak masyarakat tentu belum tahu itu.

Dalam kepemimpinannya juga, kang Emil tidak rasialis. Contoh pemilihan pimpinan dibeberapa dinas atau BUMD. yang diutamakan adalah profesionalitasnya.

Hal-hal berita seperti itu harus dapat disampaikan agar dapat mencounter suara-suara miring yang sengaja dihembuskan oleh kalangan yang ingin menjegal kang Emil. 

11. Bahwa Kang Emil juga tidak punya pretensi kecurangan atau ketidak adilan. Justru sebaliknya yang tidak curang, berbuat adil dst. 

12. Dan tentu juga saat ini mari kita membantu kang Emil supaya lebih sukses dalam memimpin provinsi jawa barat ini. 

13. Mencatat prestasi-prestasi kang Emil, lalu dikemas sedemikian rupa untuk dapat di promosikan ke masyarakat dengan cara yang rapih dan tapi tidak norak atau terkesan karbitan. Harus cari cara cerdas dalam penyampaiannya, supaya tidak menjadi kontraproduktif/boomerang.

14. Kang Emil sekarang ini bukan lagi sekedar merupakan tokoh lokal jabar semata. Mari kita persiapkan kang Emil untuk menjadi milik bangsa Indonesia. Dicintai oleh seluruh orang Indonesia, ini tujuan kita.

Oleh karena itu, kita memang butuh protap atau semacam SOP (standar operasional prosedure).

15. Tanpa terkesan kita sedang mengkarbit kang Emil, sebab sebenarnya tanpa kita bantupun kang Emil sudah mempromosikan dirinya melalui karya dan prestasinya. 

Tentu bukan berarti perjuangan kita tidak berarti besar. Justru sangat besar untuk memblow up, membantu memperkenalkan kang Emil agar kang Emil bisa dikenal seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi milik seluruh Indonesia. Yang akan dibangun kang Emil nanti, tidak lagi sebatas Bandung dan Jawa barat, menjadi RI 1 tentu harus membangun Indonesia semuanya dalam segala bidang. 

Kenapa kang Emil saat ini lebih terkesan mengembangkan dunia wisata...?!?. 

A. Karena pengembangan wisata itu lebih murah tetapi sangat efektif dalam membuka dunia usaha. Multiflier effectnya besar.

B. Posisi Jawa Barat yang strategis, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Nasional, tentu menjadi pasar yang sangat potensial untuk digarap. Banyak wisatawan lokal nasional yang setiap tahun mengunjungi Jawa Barat, tentu peluang tersebut harus dapat dimaksimalkan untuk perputaran perekonomian di jabar itu sendiri.

Tak harus selalu wisatawan asing, potensi wisatawan lokalpun dapat memicu pertumbuhan ekonomi. Itu benar-benar disadari oleh kang Emil. Hanya corona saja yang saat ini membuat program wisata itu menjadi sangat terganggu.

C. Tentu program tersebut bukan tanpa analisa. Kita sering membaca bahwa memang mengembangkan dunia wisata itu, modal tak terlalu besar tapi multiplier efectnya sangat besar. Ini cocok untuk provinsi Jawa Barat yang dekat Jakarta. Orang Jakarta dsk tentu perlu rekreasi. 

Itu tiga alasan utama mengapa Jawa Barat terlihat serius dalam mengembangkan kepariwisataannya. 

16. Kita sebenarnya terbantu oleh kualitas kang Emil sendiri, sehingga kita sebenarnya hanya membantu MENGKABARKAN prestasinya kang Emil ke tengah masyarakat. 


Misalnya sebagai walikota dulu, yang dengan segala keterbatasan APBD kota Bandung dll, Kang Emil terbukti mampu membawa kota Bandung yang semula ada di posisi ke 200, menjadi juara ke 1. Itulah RKR1 kita. Prestasi masa lalu itu boleh di sebarluaskan terus dengan cara yang baik.

Ikut mewarnai etalase Jakarta, membantu Surabaya, Makassar dll, sudah beliau lakukan sejak sebelum menjadi pejabat pemerintahan. Menunjukkan bahwa beliau profesional dan juga NASIONALIS dan internasionalis.

17. Kemampuan kepemimpinan. Sebagai Gubernur Jabar misalnya, kang Emil mampu membuka jembatan antara daerah dan pusat yang lebih mesra. Kini Jawa Barat perlahan mulai dapat perhatian yang lebih setara dari pemerintahan pusat. Pusat mulai mencintai Jawa Barat juga.

Itu adalah menunjukkan kemampuan kepemimpinan kang Emil dalam meloby atau bekerjasama dengan pemerintah pusat. 

18. Kemampuan membela rakyat/daerah yang dipimpinnya itu, merupakan bekal ketika nanti harus memimpin negara Indonesia dikancah global, yang harus mampu bersikap LUGAS dan elegant, berwibawa dan tidak terkesan menarik diri, atau terlihat terasing. Mampu "bergaul" dengan segala ras didunia. Itu sangat penting...kemampuan menempatkan posisi yang setara, equal dan tak minder, terbuka dan bersahabat. Tidak juga abs, tidak juga carmuk dll. Nasionalis dan Internasionalis.

19. Kang Emil seorang INDEPENDENT. 

Bukan kader dari salah satu partai manapun. Sehingga tentu akan lebih bebas dari konplik kepentingan terhadap partai maupun golongan.

20. Kang Emil benar-benar memahami konsep "RAHMATAN LIL 'AALAMIIN". Beliau memandang manusia dari perspektif seorang alim yang berilmu dan berkeTuhanan. Tidak rasialis, tidak picik, dan malah sangat mendunia. 

Seperti kata kang Iboy...

*bukan untuk kemajuan partai* 😁

Betul itu...

Itu salah satu kelebihan kang Emil dibanding beberapa tokoh lain yang ada saat ini yang beberapa merupakan kader partai tertentu, yang tentu saja pasti sedikit banyaknya akan lebih pro golongan atau partainya tersebut. 

Seperti bung Karno yang milik seluruh bangsa. Atau seperti pak Jokowi yang juga menempatkan dirinya diluar partai manapun, walau mungkin berada di partai tertentu.

Kang Emil tak tertarik untuk menjadi golongan. Kang Emil ingin menjadi Indonesia yang bebas dari kepentingan golongan. Hanya berkepentingan untuk kemajuan negeri semata. Dimanapun beliau bekerja. Melihat partai adalah sebagai bagian dari morfologis kebangsaan, bukan untuk partai tapi untuk Indonesia. Intinya, semua partaipun harus berjuang untuk kejayaan Indonesia, bukan untuk kejayaan golongannya yang tapi mengorbankan negaranya. Harus simultan, kalaupun berjuang bersama partai, tiada lain demi kebaikan bangsa Indonesia.

Kelebihan yang "anti blok" ini harus terus dapat di ekspose ke seluruh masyarakat. Bahwa kang Emil adalah milik kita semua.

Walaupun harus masuk ke mekanisme partai, tiada lain hanya untuk memperjuangkan kepentingan bangsa bukan untuk kepentingan pragmatis sesaat, bukan untuk menonjolkan golongan dst. Itulah sikap profesionalisme seorang Negarawan. Harus mengutamakan kepentungan bangsa.


21. Metode dalam bekerja. 

Cara kerja kang Emil juga sangat metodis dan terencana dengan baik. Disesuaikan dengan potensi dan tantangan yang ada dimana beliau memimpin. 

Sejak era pra walikota Bandung dulu. Hal pertama yang beliau lakukan adalah keliling melakukan safari mengumpulkan data dan informasi apa sih kekurangan yang ada di kota Bandung saat itu yang harus diperbaiki....?!, dan apa potensi kota Bandung kedepannya, dll. Lalu berbekal hasil beraudiensi dengan berbagai kalangan waktu itu, dapat ditemukan sekira 300 persoalan dan potensi yang ada di kota Bandung saat itu.

Dari data itulah lalu disusun program kerja.

Nanti jika kang Emil jadi RI 1 pun tentu akan melakukan hal yang sama. Program dibuat sesuai tantangan, potensi dan harapan bangsa Indonesia. Saya yakin 100 persen bahwa kang Emil akan sangat metodis dan kerja cerdas karena itu merupakan pola yang selama ini dilakukan beliau.

Kelebihan-kelebihan kang Emil yang seperti itu harus terus dapat di sebar luaskan tentunya.


22. Siap menyebar luaskan di medsos, fb, dll

Tapi tentu itu bukan suatu pencitraan, melainkan hanya sekedar memberitakan prestasi dan hasil kerja. Yang mungkin gak semua orang tahu.

Menyebarkan kabar di media sosial seperti FB, tentu dapat menembus lintas ruang dan waktu. Dibaca dimana-mana, hari ini, kemarin dan esok nanti. Jadi itu sangat bermanfaat asal caranya sangat baik dan bahkan mungkin terencana. Dan bermartabat, dengan cara terhormat, tidak black campign.

Ya mau tak mau, diera modern ini kita memang harus lebih ilmiah, berbasis ilmu, statistika dan data-data. Menggunakan kemajuan teknologi.

23. Di medsos itu, ada segmentasi juga. 

Lintas provinsi, lintas agama dst. Termasuk dari kalangan banser ansor misalnya, yg kita tahu pola pikir santri yang tidak bersifat fanatik kesukuan...melainkan lebih melihat dari sisi maqasid, mengutamakan manfaat dan menjauhi mudharat bagi agama, bangsa dan negara. 

Karena santri tahu bahwa dosa jika memilih pemimpin yang tidak terbaik, dosa/tidak baik jika menyerahkan kepemimpinan kepada yang bukan ahlinya.

Kita harus bisa meraup suara dari mereka. Ini salah satu tantangan berat kita yang harus dapat kita tembus, meyakinkan bahwa kang Emil adalah muslim yang baik, yang nasionalis, turunan kyai, turunan pejuang kemerdekaan. Karena itu memang fakta yang sebenarnya. Tentu tak semua orang tahu fakta tersebut.

Jadi orang tak perlu ragu lagi dengan kredibilitas kang Emil yang pasti tidak akan berbuat CURANG, malah pasti (insyaAllah) akan amanah dan profesional, dll.

24. Harus pandai baca sikon juga. Makanya kita harus buat program yang sifatnya step by step. 

Kualitas "jualan kita" sudah oke, tinggal kita bantu mengemasnya saja dengan lebih baik dan efektif.

Tahun 2021 ini targetnya apa, tahun 2022 apa, tahun 2023 kita harus memastikan kang Emil jadi kandidat terkuat misalnya, dll. Serta pada tahun 2024 kita "pastikan kang Emil berada di jalur juara". Aamiin

Tahun 2024 itu, mayoritas masyarakat Indonesia harus sudah yakin akan menjadi pemilih kang Emil jadi RI 1. Demi Indonesia lebih baik.

Kurang lebih peta nya dibuat seperti itu.

Jangan sampai terlalu cepat naiknya yang justru membuat bosan di saat waktunya nanti. Tentu itu harus kita hindari. Caranya memang harus dibuat dengan sebaik-baiknya strategi dan bertahap. Atau mungkin mau langsung "ngabret", "mangprang" sejak awal, juga bisa. Saya kira kita bisa pilih hal yang kedua ini. Ngabret sejak sekarang. Bensin kita, optimis cukup hingga titik akhir. Tapi terpola, tidak membabi buta.

25. Strategi untuk tiap daerah juga bisa berbeda-beda karena kultur yang berbeda. Disini orang suka warna merah misalnya, disana mungkin suka warna putih.



Demikian saja, ulasan kita kali ini. Semoga bermanfaat untuk kebaikan kita bangsa Indonesia.


Cintai Indonesia karena dengan begitulah Indonesia bisa jaya. Hidup kita juga menjadi lebih baik.


Tanggalkan sifat kedaerahan dan kesukuan manakala panggilan Negara sudah datang. Kita satu Indonesia. Jangan membenci karena suku, jika kita merasa Indonesia satu. 

Satu Nusa Satu Bangsa
Satu bahasa Indonesia

Suku Sunda, Jawa, Batak, Melayu, Aceh, Bugis, Papua, Sasak, Bali, Minahasa, Ambon, Madura. Itulah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Tidak boleh ada diskriminasi. Memilih atau tidak memilih hanya berdasar alasan beda suku. 

Kita tak meminta lahir sebagai suku apapun. Semua itu taqdir Tuhan semata.

Jika Indonesia ingin segera maju, maka pilihlah pemimpin yang terbaik, berdasarkan prestasinya, kemampuannya, kredibilitasnya, nasionalismenya dst. 

Jika Negara kita ingin segera makmur, tentukan pilihan berdasarkan alasan logis, bukan alasan primordialis kedaerahan. 

Kita memilih presiden untuk memimpin Indonesia menuju kemajuan. Bukan untuk jadi pajangan di kantor-kantor, atau bale desa.

Negara Indonesia hanya akan biasa-biasa saja jika kualitas pemimpinnya juga biasa-biasa saja. Kita butuh pemimpin handal, agar Indonesia segera makmur, adil sejahtera, merata keseluruh Nusantara. 


Jangan bawa fanatisme kedaerahan, karena pilpres itu bukan pertandingan liga sepakbola. 

Memilih presiden harus yang terbaik, agar Indonesia jadi lebih baik. 

Kita ingin Indonesia jadi lebih maju, dan sejahtera.

Maka logislah dalam memilih presiden di tahun 2024, 2029, dst, karena hal tersebut sangat menentukan nasib bangsa kita.

"Politik kita adalah politik putih. Kalaupun mau berwarna, maka politik kita adalah politik merah putih"

Berjuang bersama AKAL SEHAT.

#RumahKerjaRelawanIndonesia
#RKR1 2024
#ypidea 2021
#ypictures
#ypideo
#ypamroe

Bandung, Februari 2021
Edisi Revisi April 2021


Posting Komentar

0 Komentar