Bahwa umat manusia ini ada terdiri dari
berbagai suku bangsa dan keyakinan beragama
yang beraneka macam dan itu semua adalah sunatullah.
Seandainya Allah SWT menghendaki, tentu saja hanya akan ada satu umat di muka bumi ini. Tetapi Allah SWT menghendaki bahwa kehidupan dunia ini adalah sebagai ujian agar Allah mengetahui siapa diantara kalian yang paling benar keimanannya. Sehingga Allah SWT menguji, siapa yang mengehendaki kebaikan dan siapa yang tak mau berusaha untuk mencapai kebaikan tersebut.
Sudah ketentuanNya bahwa segala sesuatu itu selalu berpasang-pasangan. Ada timur ada barat. Ada baik ada buruk. Ada sabar ada tidak sabar. Dst.
Sehingga umat manusia hendaknya tidak mempersalahkan kenapa tidak semua manusia dalam satu warna, kenapa tidak semua manusia dalam satu bangsa, satu keyakinan dst.
Bahwa semua itu diciptakan agar umat manusia berlomba-lomba dalam kebaikan. Agar manusia bisa saling bekerjasama dalam mencapai kemaslahatan bersama. Agar manusia bisa saling hormat-menghormati. Agar umat manusia bisa saling berkolaborasi. Itulah umat manusia yang tercerahkan.
Jika masih ada manusia yang saling
bermusushan, maka itu berarti mereka masih terlalu mencintai dirinya, atau kelompoknya
dst. Sehingga segala yang berbeda dengan dirinya dianggapnya sebagai musuhnya
dst.
Mencintai diri dan kelompoknya itu manusiawi, tetapi mencintai orang lain dan kelompok lain juga adalah manusiawi. Konplik seharusnya bisa dihindari, pertengkaran seharusnya bisa dihindari. Berbeda pendapat tentu adalah manusiawi, tetapi mencapai kata mufakat juga adalah manusiawi.
Selama ini kita terlalu mudah untuk bertengkar, berselisih dan saling menghujat. Itu adalah masalah kita yang sebaiknya bisa segera diminimalisir.
Merasa benar sendiri dan lalu menuduh pihak yang lain adalah salah mungkin adalah bagian dari sikap egois, kemaruk, sombong, atau mungkin juga karena kekurang tahuan, atau mungkin karena nafsu yang dituruti, atau mungkin karena latah dst.
Semua itu sudah barang tentu adalah tak lepas dari bisikan syetan yang jelas tak menghendaki umat manusia ini baik-baik, selamat dan apalagi rukun damai dst.
Kebodohoan seringkali membuat umat manusia terlalu gegabah menuduh orang lain salah, sesat dst.
Tentu saja diantara umat manusia itu terdapat golongan yang baik, yang buruk, yang benar dan yang salah. Orang baik, tentu mereka akan selalu berusaha untuk berlaku baik kepada siapa saja. Sebaliknya orang tidak baik maka mereka cenderung untuk membuat keonaran, pertentangan, permusushan dan bahkan menjudge orang seenak dirinya sehingga mereka seringkali bahkan mengambil alih posisi Tuhan sebagai penilai perilaku umat manusia.
Tentu saja bahwa diantara umat Islam ini terdiri dari banyak umat manusia yang mereka itu tak sama kecerdasannya, tak sama niat baiknya, tak sama ilmunya, tak sama jujurnya, tak sama pemahamannya terhadap ajaran Islam itu sendiri. Sehingga seringkali diantara mereka itu salong berdebat, saling menghujat, bahkan memfitnah, menuduh munafik, syirik, bid’ah dst.
Tentu saja bahwa umat manusia ini tak
semuanya, tak selamanya selalu benar. Tentu saja bahwa umat manusia ini mereka
punya salah, dosa, aib dst.
Oleh karena itu bukanlah wewenang manusia untuk menjudge orang lain sebagai sesat, munafik, kafir, bid’ah syirik, faasik dst. Yang semua tuduhan tersebut hanyalah alasan untuk melakukan penghinaan, penuduhan, pelecehan, atau bahkan untuk berbagai kepentingan yang mirisnya adalah kepentingan-kepentingan duniawi, kekuasaan, kesewenang-wenangan dst.
Maka, tak ada jalan lain selain kita harus
mawas diri, introspeksi, menanyai diri ini. Apa sih yang kita inginkan...?. apa
sih yang kita maui...?, apa sih yang kita cari...???
Ridha Allah kah...???
Keangkaramurkaan kah...???
Menyebar kebaikan kah...???
Atau menyebar teror kah...???
Menyebar Fitnah kah....???
Lihatlah kedalam...tanyalah secara seksama apa
yang terbersit di dalam hati ini...???
Mau apa...????
Jika memang keridhoan Allah SWT yang kita cari......
Mengapa kita berani menjudge pihak orang lain secara semena-mena tanpa bertanya, tanpa mencari tahu. Atau tanpa melakukan cross ceck.....mengapa bahkan langsung memfitnah, menuduh, dan bahkan menyerang secara verbal dan bahkan secara fisik...???
Tolonglah, lihat ke dalam diri kita, maukah
kita diperlakukan seperti kita memperlakukan orang lain secara membabi buta,
secara buruk dst...??????????
Jika kita tak mau difitnah orang, maka jangan
pula kita tega memfitnah orang.
Jika kita tak mau dihina orang, maka jangan
pula kita tega menghina orang lain.
Ingat lah bahwa perlakuan buruk kita kepada orang lain adalah sama tak dikehendakinya sebagaimana kita juga tidak mau diperlakukan buruk oleh orang lain.
Kita ingin bahagia, maka orang lain juga ingin bahagia. Kita ingin sejahtera, maka orang lain (siapapun, agama apapun, bangsa manapun) juga sama saja seperti itu.
Maka sebenarnya yang paling baik itu adalah kita bisa saling kenal mengenal, saling bantu, saling tolong, saling kolaborasi dan jangan saling gencet, jangan saling tekan menekan, jangan saling menipu dst. Semua sifat buruk itu adalah menandakan bahwa kita belum cukup rasa kasih sayang kita kepada orag lain seperti kasih sayang kita kepada diri kita sendiri. Kita ingin hidup berkehidupan, maka tentu orang lain juga sama saja. Lalu kenapa kita menjadi egois...???, serakah...???? ingin menang sendiri dst....?????????????????????????????????.......why....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kamu ingin kaya.....?
Ya, itu manusiawi.....
Kamu ingin banyak uang, harta, kedudukan
dst...?
Ya......itu juga manusiawi.....wajar, lumrah.......dst.
Tetapi ingatlah, bahwa cara kita mendapatkan
kekayaan itu hendaknya tidak dengan cara egois, tidak dengan cara yang serakah,
licik, merugikan orang lain, merugikan kepentingan umum, dst....
Saya kira itu semua adalah tentang MORAL....
“Innamaa buistu liutammimaa makaarimal akhlaq
(hadist)....”
Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah
untuk menyempurnakan MORAL (akhlaq).
Menuduh sembarangan
Menjudge ahli neraka
Memfitnah sesuka hati...
Mencela orang lain seakan dirinya adalah seorang malaikat...dst
Bagaimana mungkin dikatakan berada di jalan Allah SWT tetapi disaat yang sama justru mencelakai orang, melempari dengan benda-benda berbahaya, memprovokasi, mencela, menusuk, menembak, membom secara semena-mena....????...dst.
Coba tanya kepada diri sendiri, coba tanya
kepada nalar diri sendiri....apa betul kita sedang berjihad, tetapi dalam saat
yang sama kita sedang melakukan FITNAH, tuduhan, bully, penganiayaan,
pengruksakan dll....???
Ingat bahwa alfitnatu assadu minal qatli....Fitnah
itu lebih kejam dari pada pembunuhan...
Membunuh itu kejam dan dosa besar....dosa
dengan ancaman neraka...,
maka fitnah lebih buruk lagi dari itu.
Jadi gak mungkin mendapat keridhoan Allah SWT,
jika justru kita melakukan sesuatu yang tidak disukaiNya tersebut.
Akhlaq, Norma, Moral, Kebaikan adalah nilai-nilai universal. Semua orang suka dengan perlakuan baik, semua orang suka dengan keramahan, semua orang sama saja akan menyukai setiap perilaku yang terpuji. Maka moral adalah nilai yang universal...berlaku untuk semua.
Kita hanya beda agama, kita hanya beda suku bangsa, beda negara, beda benua dst. Tetapi kita semua sama, menyukai perlakuan yang baik, dan tidak senang terhadap perlakuan yang buruk.
Coba kita teliti lagi kata-kata tersebut diatas....kita sama saja ingin diperlakukan baik...dan orang lain juga sama ingin diperlakukan secara baik. So....kenapa kita kikir...tak mau berbuat baik ke orang lain...padahal kita juga menghendaki orang lain berbuat baik kepada kita....?
Ingatlah....kita ini homo sapiens...ingatlah kita ini makhluk yang berakal, makhluk yang sesungguhnya mengetahui mana hal yang dikehendaki, dan mana hal yang tidak dikehendaki.
Adalah mengherankan jika kita mengaku sebagai satu bangsa Indonesia, tetapi disaat yang sama kita tak sudi suku bangsa lain mendapatkan kesuksesan, kecemerlangan, kemajuan, kesejahteraan...dst.
Saya orang Sunda, maka saya harus merasa senang
kalau orang Jawa itu bisa sejahtera, sukses, bahagia dst.
Pun juga sama kita juga merasa senang jika orang Papua menjadi sejahtera, maju, baik-baik, dst. Itulah tugas hidup kita, merasa bahagia jika orang lain bisa bahagia. Orang Sumatera, orang Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan semuanya.
Kenapa kita justru menjegal orang lain, padahal orang tersebut hendak berjuang untuk kebaikan kita semuanya...?????
Kenapa kita begitu egois...?
Kenapa kita begitu dengki....???
Kenapa kita tak suka orang lain mendapatkan kesuksesan yang bahkan kesuksesan mereka itu juga adalah demi untuk kesuksesan kita bersama...???
Maka, jika sifat dengki ini bisa kita buang sejak hari ini, maka niscaya kita akan semakin mempercepat kesejahteraan bangsa kita ini. Maka kita akan menjadi bangsa HEBAT, bangsa yang DEWASA, bangsa yang saling mencintai antar suku bangsa dan agamanya.
Mau apa lagi kita ini...?...
tugas kita adalah menekan rasa
EGOISME...mebuang IRI DENGKI...
Biarlah mereka lebih kaya dari kita, biarlah mereka lebih maju dari kita.....itu akan terasa lebih mengayomi, menjadi lebih keTUA-tua an, lebih BIJAKSANA, lebih berjiwa DEWASA...lebih berlapang dada...bukan...?.
Sudahlah, gak usah kita harus selalu lebih
kaya dari orang lain....
Sudahlah, gak usah kita harus lebih sejahtera
dari orang lain...
Yang TOP itu adalah kita lebih sederhana dari orang lain....kita lebih berjiwa DEWASA dari orang lain dst. Itulah yang dinamakan JIWA YANG KAYA. JIWA YANG KETUA-TUA AN (bukan kekanak-kanakan). Dst.
Pesan saya adalah....taqdir kaya atau miskin itu adalah sudah merupakan ketetapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tentu saja, tak semua akan sama kaya. Kita
juga tidak mengetahui siapakah yang akan diberi kekuasaan, kekayaan, jabatan
dst.
Kekuasaan, jabatan, kekayaan itu semua adalah
ketentuanNya. Kita harus berusaha untuk mencapai apa yang kita
cita-citakan....ingin jadi usahawan sukses, ingin jadi dokter yang ahli, ingin
jadi pemimpin yang berguna, ingin jadi penerus para Nabi, ingin jadi orang kaya
dst. Tentu semua itu adalah manusiawi....lumrah,....biasa,....dan ya....kita
memang manusia yang punya keinginan-keinginan.
Namun ingatlah bahwa kehidupan kita di dunia
ini bukan tanpa akhir. Ingatlah bahwa kehidupan kita di dunia ini bukan tanpa konsekwensi, bukan
tanpa aturan, bukan tanpa NORMA dst.
Ingatlah kita HIDUP TIDAK SENDIRIAN. Ada
banyak manusia lain diluar sana yang juga sama saja punya rasa, punya pikiran, punya hati,
punya cita-cita yang mungkin sama, mungkin berbeda dst.
TENGGANG RASA, DEWASA, BIJAKSANA....HORMATI PERBEDAAN.....CINTAI SESAMA....BERSAUDARA itu adalah INDAH.
Kenapa kita jadi arogan...?
Kenapa kita jadi sombong...???
Mencaci orang, mengganggu orang, menghina
orang, merendahkan orang, mengata-ngatai orang sebagai pesek, hitam, jelek,
kurus, pendek...miskin....dst.
Mengapa.....????
Mengapa....?
Mengapa.....?
Mereka semua sama sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Kamu menghina ciptaan Allah SWT...?????
Kita semua hidup tak pernah memilih-milih lahir dimana, orang tua kita siapa, suku kita suku apa, bangsa kita bangsa apa...? dst...lalu why....kita menjadi angkuh, sombong dan beraninya menghina orang yang berbeda dengan kita.
Kita beraninya menghina orang Afrika itu
sebagai negro, hitam, jelek dst. Padahal kita juga punya kekurangan, sebagai
pendek, kecil dst.
Maukah kita saling menghina...maukah kita juga
dihina orang...???????...
Tentu orang lainpun tak mau dihina siapapun, sama sebagaimana kita juga tak mau dihina apapaun oleh siapapun. Kenapa kita tak mau melihat ke dalam diri sendiri...???
Kenapa kita begitu buruk...?
Kenapa kita begitu jahat...?
Kenapa kita begitu memalukan.....????
Kenapa kita begitu tak terdidik...????
Kenapa kita begitu tidak intelek....?????. tak berakhlak…?
Orang yang berani menghina adalah tanda bahwa kita belum mengenal siapa diri kita, siapa diri orang lain dan kenapa semua itu ada, kenapa kita berbeda-beda suku bangsa, bahasa, warna kulit dst.
Hellow....!!!!?????
Apakah kamu baru saja terlahir kedunia ini
sehingga belum siap dengan aneka warna dan aneka kehidupan ini...????
Apakah kamu baru mengenal KUASA TUHAN itu...?
Apakah kamu belum mengetahui apa tujuan hidup
kita ini...?...berbuat baik, tenggang rasa, hormat menghormati, menyayangi,
melindungi, dst..???????
Kamu menghina fisik orang, sama dengan kamu
menghina penciptanya...
Kamu menghina orang sama dengan kamu
menghinakan diri sendiri.
Orang yang mulia tak akan menghina orag lain. Orang yang mulia adalah orang yang punya NORMA yang mulia.
Stop rasisme....stop mencemooh, stop menghina, stop seperti anak kecil. Mari kita menjadi lebih bijaksana, lebih dewasa dst.
Hormati orang lain walaupun kita tak perlu
ingin dihormati orang lain. Menghormati orang lain adalah sama dengan
menghormati harkat diri kita sendiri. Menghina orang lain adalah sebenarnya
merendahkan harkat diri kita sendiri.
Orang baik akan selalu berbuat baik. Orang buruk adalah mereka yang berbuat buruk. Orang hebat adalah mereka yang tahu diri, tahu siapa dirinya, untuk apa dia hidup dan bagaimana dia harus memperlakukan dirinya, orang lainnya dst.
Jika perbedaan adalah satu keniscayaan yang tak mungkin DITOLAK, lalu kenapa kita selalu mencari-cari perbedaan, kenapa kita membenci perbedaan, mengapa kita menolak orang yang berbeda...?. mengapa kita menghina mereka, mencemooh mereka, ingin menghancurkan mereka...dst.
Jika perbedaan adalah sunatullah....lalu mengapa kita menolak satu hal yang sudah merupakan ketetapanNya...?. RESPECT…!!
Tentu saja kita tak ingin orang lain celaka,
tentu saja kita tak ingin orang lain tersesat jalan, tentu saja kita tak ingin
orang lain binasa dst. Dan juga tentu saja kita tak ingin kesesatan itu
merajalela, dan tentu saja kita tak ingin kekufuran merajalela, dst.
Ya....kita hanya diminta untuk berusaha,
berdakwah, dst.
Soal mereka tak mau ikuti jalan kita, soal
mereka tak mendengar cermah kita dst. itu bukan wewenang kita...itu bukan ranah
kekuasaan kita.
Taufik dan hidayah adalah mutlak milikNya. Tak
ada hak sedikitpun buat kita memaksakan kehendak kita dst. Dan apapun upaya
kita, usaha kita dst, semua itu tiada arti jika tanpa ijinNya. Maka orang alim itu biasanya mereka sangat
toleran...sangat tenggang rasa dst. Mereka sadar diri, jika bukan karena taufik
dan hidayahNya bahkan merekapun tak bisa mendapatkan taufik dan hidayah itu
sendiri. Jika dirinya saja tak
berkuasa atas taufik dan hidayah untuk dirinya...mengapa dia menjadi sok kuasa
tentang taufik dan hidayah kepada yang selain dirinya...????. itu namanya gak
mawas diri, itu namanya gak melihat ke dalam diri. Tak tau diri dan tak kenal apa yang terjadi.
Sudah untung dia mendapat taufik dan hidayah itu, maka dia akan selalu ingat bahwa taufik dan hidayah yang dia peroleh itu semata-mata merupakan anugrah dan pemberianNya, bukan karena kuasa atau kebaikan dirinya sendiri. Dia baikpun sesungguhnya karena anugerarh taufik dariNya. Sehingga tak ada tempat bagi hatinya untuk merasa hebat, merasa ahli surga dst.
Sehingga orang yang menyadari hal yang demikin
itu, mereka akan selalu merunduk. Takut bahwa jika dia merasa hebat, merasa
soleh dst justru akan mengundang kebencian atau kemurkaan Tuhannya kepada
dirinya.
Dan janganlah kalian menghina suatu kaum, bisa
jadi kaum yang kamu hina itu adalah lebih mulia disisiNya dibanding mereka yang
melakukan penghinaan tersebut.
Lalu bagaimana dengan wahabi....????
Lalu bagaimana dengan ahlusunnah
waljamaah...????
Lalu bagaimana dengan syi’ah, sunni dll......????
Lalu bagaimana dengan muslim dan non
muslim....????
Lalu bagaimana dengan orang kafir jimmi dan
kafir harbi misalnya...????
Pertama adalah tugas kewajiban kita untuk
menjaga diri kita dan keluarga kita dari perbuatan yang bisa menjerumuskan kita
kepada nerakaNya. “Quuu anfusakum waahlikum naaro...”
Kedua adalah tugas dan kewajiban kita untuk
saling mengingatkan dalan kebaikan, ketaqwaan, kesabaran dst. “watawasau
bilhaqqi, watawaasau bisshabri”...
Ketiga adalah kewajiban kita untuk tolong
menolong dalam ketaatan dan kebaikan/ketaqwaan dan jangan tolong menolong dalam dosa dan
perbuatan nista. “Ta’awwanu ‘alal birri wattaqwaa, wala ta’awwanuu ‘alal ismi
wal’udlwan”.
Keempat....agamaku untukku, agamamu untukmu. “Lakum
diinukum waliyaadiin...”
Kelima...ikuti jumhur/mayoritas para ulama
karena mereka tidak akan berkumpul dalam kesepakatan untuk sesuatu yang sesat
atau kehinaan. Dan ikutilah mereka jika kalian ingin mendapatkan keselamatan di
hadapanNya, dunia akhirat. Jangan ikuti mereka yang menyelisihi mayoritas
ulama, jangan ikuti tokoh yang suka bertentangan dengan kebanyakan para ulama dalam kebanyakan
persoalan agama, persoalan dunia dst.
Keenam, hati-hati dengan kaum Najd...karena
dari mereka akan muncul sepasang tanduk syetan yang menyesatkan umat
manusia...(khawarij, wahabiah dll).
Ketujuh, hormati agama orang lain, jangan menghina Tuhan dan sesembahan mereka karena itu sama saja mengundang orang untuk juga melakukan penghinaan kepada Allah SWT.
Kedelapan....’atiiullaaha wa’atiiurrasuula
wa’ulil amri minkum....Taatilah Allah SWT, dan taatilah utusanNya dan para
pemimpin diantara kamu. Yang disebut pemimpin itu adalah....RT, RW, Lurah,
Camat, Bupati, Gubernur, Kepala Sekolah, Kepala Rombongan touring misalnya
supaya tidak berpencaran, Menteri kabinet, Presiden, Ketua Parpol, Ketua Kelas,
Suami anda. Dll.
Kullukum raa’in wakullukum mas’ulun ‘an
raaiyyatihi. Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu dipertanyakan atas
kepemimpinan kalian itu.
Ya Allah, maafkanlah atas semua kesalahan,
dosa dan kekhilafan diri ini. Semoga para teman semua juga mau memaafkan setiap
salah dan dosa diriku ini. Aamiin allahumma aamiin.
Demikian saja tulisan sederhana ini, semoga
bermanfaat untuk kebaikan kita semuanya. Aamiin.
Bandung, 28 Oktober 2019
ypidea....
0 Komentar