Agama Untuk Orang Berakal. Afalaa Ta'qiluun

Agama ini agama untuk orang berakal. Orang tak berakal tak wajib beragama. 


La'allakum ta'qiluun. Itulah perintah Allah...gunakan akal agar bisa memahami agama dengan baik dan benar. 


Kalau mentok, mereka beralasan agama ini tak boleh menggunakan logika. Padahal logika adalah akal. Dan akal adalah fitrah manusia. Agama fitrah tak mungkin menolak fitrah.


Sesuatu dalil tak bisa dipakai jika ia bertentangan dengan dalil lainnya. Itu hanya dimengerti oleh orang berakal. Orang tak berakal akan memaksakan dirinya menggunakan dalil yang walaupun dalil tersebut bertentangan dengan dalil lainnya.


Akal dan logika itu berkaitan dengan persfektif. Cara pandang ini adalah tentang logika dan akal. Akal, logika dan persfektif tak bisa dipisahkan. 


Akal manusia tak boleh dibatasi oleh persfektifnya semata. Masuk akal jika ada persfektif lain diluar persfektif manusia. Persfektif manusia beda dengan persfektif Tuhan. Perbedaan itu adalah masuk akal. Jika persfektifnya bahwa Allah istawa 'alal arsy itu adalah menetap duduk diatas arasy maka itu pengertian yang mungkar..ingkar terhadap dalil lain yang menyatakan bahwa Allah tak bertempat, tak bergantung kepada apapun. 


Itulah karena memaknai firman Allah dengan persfektif manusia. Kalau orang berakal akan hati-hati memaknai kata atau kalimat atau bahasa Qur'an firman Allah.


Allah berfirman tsummastawaa 'alal arsy hanya Allah yang lebih tahu maksudnya. Jangan mengartikannya sesuai ilmunya sendiri. Padahal penggunaan kata istawa itu ada juga di ayat-ayat lain yang artinya bukan jalasa, bukan bersemayam. Kenapa di ayat ini kok mengartikannya sebagai bersemayam, atau bertempat atau menetap di arasy. Tapi di ayat lain tidak diartikan dengan makna bersemayam. Ada 14 makna istawa ini. Dari 14 makna tersebut kenapa yang diambil justru makna yang bertentangan dengan sifat Allah lainnya yang tak bertempat dan tak butuh tempat.


Inilah FITNAH setan dan bala tentaranya. Mereka memang sukanya membuat perkara syubhat, perkara kontroversi. Memaknai ayat seenaknya saja.


Itulah maksud Allah. Allah ingin menguji hambanya. Siapa yang lurus, tulus dalam beragama dan siapa yang hanya mau menyesatkan, membuat kegaduhan, keruksakan dan menggiring manusia kepada kebodohan, kejumudan dan kekufuran. 


Wallahu a'lam bisshowaab.

Bandung, 9 Juli 2023

Posting Komentar

0 Komentar