Ehm. Kok jadi ke makanan. Makanan itu kan bukan bagian dari tahlilan. Judulnya beda lagi, itu namanya nyuguhan tamu, menghargai tamu. Itu namanya kebaikan dibalas dengan kebaikan. Itu adalah ajaran Islam, mengamalkan ajaran Islam.
Do'a itu adalah kebaikan, "menyuguhkan" sajian makanan ke tamu juga kebaikan. Semampunya tak ada patokan. Kalau tak memberi suguhan/sajian juga gpp, masyarakat saling gotong royong, memberi beras, bahan makanan, pisang, uang, tenaga dll. Itu faktanya seperti itu.
Jadi tuduhan bid'ah kepada tahlilan maupun suguhan itu ADALAH PERBUATAN BURUK. Amat buruk menuduh bidah kepada yang tahlilan yang berdo'a bertakjiah dst maupun kepada jamuan dalam rangka menghormati tamu, dst. Tuduhan seperti itu adalah bid'ah sayyiah...mungkar, ngawur, bodoh dan juga FITNAH.
Jadi jelas. Orang yang nuduh bid'ah ini itu adalah BODOH, dungu dan gak ngerti definisi.
Mulai saat ini jangan ada lagi kedunguan seperti itu.
1. Definisi bid'ah harus difahami secara kaaffah jangan secara huruf semata.
2. Bid'ah terbagi dua. Ada hasanah ada sayyiah. Orang tak mengakui bid'ah hasanah sama dengan tak mengakui hadist soheh, tak mengakui, ilmu fiqh, tak mengakui ilmu tafsir, tak mengakui madzhab dst.
3. Memahami agama itu harus cerdas.
4. Tahlilan, Mauludan, sholawatan dll itu adalah sama seperti dzikir, pengajian, syukuran, dst.
5. Arti harfiyah itu adalah pelajaran TK dan SD kelas 1 sd 2. Makna adalah pelajaran untuk kelas berikutnya.
Agama ini hanya berlaku bagi yang tamyiz saja, yang punya akal dan bisa membedakan antara hal baik, buruk, dll.
Orang belum mumayyiz, atau orang yang tak bisa menggunakan akalnya, hukumnya sama seperti orang gila atau orang dungu, mereka bebas ngomong apapun tapi tak bernilai apa-apa. Anggap angin lalu saja.
Jelas ya. Orang menuduh bid'ah karena ia memakai ilmu TK. MASIH bodoh, gak ngerti arti bid'ah yang sebenarnya.
Semua bid'ah dolalah, termasuk hadist soheh, termasuk tarawih para sahabat, termasuk mushaf al-Qur'an...?!?,.dll..?!?
Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari kebodohan dan kejahilan dalam memahami agama yang luhur ini. Aamiin
Nas-alukal hidayah wal 'afwu minkum. Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabaarakaatuh.
Bandung, 25 Juni 2025
0 Komentar