Company Gathering 2015




Ini adalah suatu liburan rame-rame. Namun penulis ragu apakah ini bisa dibilang tamasya atau malah semacam ospek. Mungkin campuran dari keduanya.

Company Gathering Party 2015 Pangandaran
Hen Jaya Group

Berangkat dengan dua bus dan beberapa mobil pribadi, sudah sejak subuh sekali kami bersiap karena jadwal keberangkatan memang dipagi buta.

Perjalanan bersama sekantor itu ada serunya tapi lebih banyak lagi gak serunya. Rasa-rasanya kurang bebas beraktifitas karena semua penjadwalan disana sudah disusun sedemikian rupa. Ada banyak permainan dan perlombaan diantara kami. Itu sih asyik cuma kalau bareng dengan boss kan rasanya seperti di ospek lagi.


Kebetulan hari ini juga bertepatan dengan hari jum’at sehingga sesampainya di sekitar Ciawi Tasikmalaya kamipun berhenti dulu untuk melaksanakan sholat Jum’at di sebuah mesjid besar disana. Sambil menunggu waktu beberapa dari kami ada yang belanja dulu, beli sendal jepit atau sekedar minum kopi hangat.

Selesai solat jum’at kamipun lanjutkan perjalanan untuk makan siang.

Rumah makannya cukup luas dan juga nyaman, terutama menunya juga oke. Sekitar jam setengah dua kami disana, dan pergi lagi satu jam kemudian menuju Pangandaran.

Sehabis makan semua hadirin nampaknya mulai bisa terkontrol lagi, karena kini mereka lebih karena sedang mencerna makanan yang barusan masuk. Sehingga kantukpun menyerang.

Tetapi sepanjang perjalanan itu, kami tak pernah kesepian karena selain full music juga karena ocehan “the crazy man” yang ada dibangku belakang.

Maksudnya orang gila ngomong, gak pernah berhenti mengoceh.

Tetapi gak papa yang penting kami happy aja.
Kami memang tak boleh menjadi sepi apalagi membisu.
Kami memang membutuhkan orang-orang “crazy” seperti itu.

Viis bro...!

Tak terasa bus pun sudah sampai dikota Banjar Ciamis sekira jam 15 an. Sebuah kota yang independen dan sejak era Reformasi 1998 terpisah dari kabupaten Ciamis.

Pembangunan harusnya lebih maju lagi disini, tetapi penulis kali ini bukan dalam kapasitas untuk meneliti atau menilai hal tersebut. Kami hanya mau numpang lewat saja menuju Pantai Pangandaran.

Lama sudah penulis tak pernah ke Pangandaran ini, sudah sejak belasan tahun yang lalu.

Terakhir kesana adalah pada tahun 1993, bersama teman sekolah kami berangkat tanpa membawa kendaraan dan tidak juga menyewa dijalan.

Kami hanya bermodal nekad dan sepucuk surat jalan dari kepolisian. Naik truk adalah pilihan utamanya.

Melalui Cimalaka-Kadipaten, tetapi sejak Kadipaten sangat jarang sekali truk yang menuju kota Majalengka sehingga mau tak mau kamipun berjalan kaki disana.

Lelah sih tetapi kami menikmatinya.


Kali ini tak terasa kami sudah tiba disekitar Karang Pucang.
Sekitar setengah jam lagi menuju ke Pangandaran.

Disebelah kiri ada sebuah plang penunjuk arah menuju pantai Karang Nini.

Kata orang pantai Karang Nini juga sangat bagus, walau gak seramai Pangandaran tetapi justru itulah tempat ini punya kelebihannya sehingga bisa lebih pas untuk berkemah atau untuk lebih bersantai.

Sekitar jam lima kurang kami pun tiba sudah di Gerbang Pangandaran.
Pantai sudah nyata terasa didepan mata, sudah aura kepariwisataan disini dan tak sabar segera sampai dipenginapan.
















Sampai jugalah kami di penginapan yang dimaksud.
Menunggu untuk check in, kami berkumpul di loby hotel lama juga rasanya sekira 20 menit sih ada.

Kamarpun sudah dibagi-bagi, sekamar antara enam atau tujuh orang.

Ada dua bed dan kamarnya cukup luas, ber Ac tentu dan juga lengkap dengan lemari kulkas, air dingin air hangat dan view ke arah jalan didepan atau ke taman dibelakang, dan ada juga kolam renangnya disana.













Entahlah acara apa setelah ini, tapi kiranya ini adalah acara bebas. Ya ada waktu sampai maghrib.

Tetapi tak lama karena kami sekarang diharuskan untuk berkumpul disebuah aula untuk acara pembukaan dan pengenalan.















Seperti sudah diulas tadi, acara gathering bersama perusahaan taklah pernah sebebas yang kita mau.

Kita musti selalu mengikuti dan patuh kepada aturan dan acara yang ada.

Bahkan ini adalah tak ubahnya sebagai rapat akbar perusahaan atau sejenis itu. Mau gimana lagi, ya kita nikmati sajalah.











Hari sudah lepas isya, acara pembukaan sudah dan tibalah acara selanjutnya yaitu makan-makan. Inilah yang sudah ditunggu sebagian besar hadirin karena perut sudah menghendakinya juga, sehingga dalam sekejap saja acara ini terlaksana dan selesai.


Malam sudah, Pangandaran jadi hingar bingar tak ubah area pasar atau pertunjukan. Ramai orang hilir mudik dijalanan dipantai dan dimana-mana. Live music terdengar bebas dimana-mana. Malam Pangandaran yang semarak dan heboh.

Kamipun bergegas untuk berbaur dalam malam yang warna warni itu, berjalan sebagaimana layaknya anak pantey. Keliling kawasan dengan sepeda hias adalah pilihan yang cukup menarik.

Kami berempat pun sama ngegoes, berat sama di goes, ringan sama diboseh.

Seru juga sih, asal jangan lewat tanjakan saja, sebab walaupun tak seberapa nanjaknya tetapi beban bersepeda dengan empat roda tentu berbeda dengan sepeda dua roda.

Tetapi untungnya itu bukan kami seorang, banyak lainnya sehingga hanya seru saja dan menyenangkan semata.


Sudah lelah dan sudah cukup puas dengan bersepedah, kamipun menyudahinya. Masih pengen sih tapi karena keringat sudah cukup banyak keluar dan juga karena haus semata kamipun menghentikannya.

Entah berapa sudah, mungkin jam sepuluh atau mungkin jam sebelas. Akhirnya penulis merasa sudah cukup karena malam ini perlu untuk istirahat juga. Penulispun kembali ke kamar dan tidur.
....


Tidur duluan adalah nikmat, sebab sesampainya dikamar kita bisa langsung berebah dan tak ada gangguan lainnya, tetapi belum tentu juga sih.

Nyatanya teman sekamar lainnya pada kahirnya kembali juga menuju ke kasur.

Sehingga kini kami tak sendiri lagi di kamar, sehingga sudah pasti bakal ada gangguan dan itu benar. Apalagi teman sekamar kami kali ini memang tak pernah bisa alim, tak pernah bisa damai, mustilah ada saja ulahnya.

Akupun tak bisa senyenyak dulu lagi, sebab kini ada dia di kamar ini. Akupun akhirnya terbangun lah dari tidurnya dan yah ketawa lagi, heureuy deui-heureuy deui. Menyebalkan sih tapi seru aja.


Pagipun menjelang juga pada akhirnya.

Yang terpikir adalah pantai, ya menuju pantai. Tetapi hari ini belumlah untuk acara bebas, hanya ada waktu satu atau dua jam saja sebab nanti jam tujuh tigapuluhan harus pergi ke area Citumang.

Ya sudah kamipun hanya sedikit bersantai dibangku-bangku kios yang ada di pantai ini, hanya ngobrol sambil minum kopi dan makanan ringan. Tak ada acara main air dan ombak.

Jam tujuh pun kami kembali untuk lanjut ke Citumang.
....






Citumang Green Valey, itulah namanya. Sebuah kawasan lembah dengan dialiri sebuah sungai yang berwarna jernih kehijauan. Sangat cocok untuk kegiatan body rafting.

Tetapi kali ini tujuan kami ke sana adalah untuk sebuah kegiatan dalam rangka Company Gathering.

Yang isinya adalah bermacam permainan berkelompok untuk menanamkan rasa perjuangan, kebersamaan, pengorbanan, kekompakan dan juga strategi.

Ada nilai-nilai kompetisi untuk memenangkan persaingan, dan juga nilai sportifitas dengan tidak melakukan kecurangan-kecurangan. Secara tak terasa, sedikit atau banyak semua itu tertanam dalam benak peserta sekalian.

Harapannya.


Ada tarik tambang, ada mandi tepung, ada keseimbangan kelereng, lomba karet, lomba keseimbangan pimpong dan yang menarik lainnya adalah paintball.

Banyak kami memenangi perlombaan itu, ada juga permainan yang kalah. Tetapi secara keseluruhan cukup baiklah team kami ini.

Kami hanya kalah dalam perlombaan tarik tambang karena ada orang tuanya di kami, sementara lawan kami semuanya subur dan gembur, ya sudah kamipun kalah disitu.

Seharian disana, memang tak terasa. Tahu-tahu sudah dzuhur, tahu-tahu sudah ashar dan kini pun sudah jam empat sore semua kegiatan telah berakhir.

Waktunya untuk kembali ke Hotel Surya Kencana di Pangandaran. 

Dengan diantar menggunakan bak terbuka sampai jalan raya, perjalanan kembali pulang ini cukup romantis juga terutama karena suasananya sudah menjelang sore dan dengan seluruh pakaian yang basah dan kuyup.

Citumang diam-diam rupanya telah meninggalkan sepenggal kenangan didalam hati. Adios Citumang.


Kembali ke kamar adalah tentang ganti baju, mandi dan istirahat. Tetapi malam ini rupanya acara belum sepenuhnya berakhir karena masih ada lagi beberapa acara.

Dan acara puncaknya adalah pembagian hadiah dan dorprize. Alhamdulillah team kami tadi menjadi juara umum kedua sehingga berhak atas 10 unit powerbank, lumayan.

Selain itu penulis juga memenangkan sebuah rice cooker, Tuhan tahu apa kebutuhan penulis yang paling mendesak saat itu. Alhamdulillah jadi gak usah beli.


Tetapi akhirnya itu ada teman yang mungkin lebih tertarik memilikinya, sehingga itupun penulis jual saja lumayan untuk uang saku.

Apalagi belum tentu juga penulis akan menggunakannya sebab kalau masak sendiri itu kan “riweuh” karena belum lagi harus beli “lawuhnya” secara terpisah, agak berabe mending beli semua sekalian, nasi dan pauknya.

Malam inipun berakhir dengan party, yah company party. Malam sudah cukup larut, sekira jam 23 atau lebih acarapun usai.

Tak ada waktu lagi buat lainnya, sehingga pilihan yang masuk akal adalah istirahat.
...

Kali ini kami bisa tidur lebih nyenyak karena semua tentu merasa lelah atas permainan sepanjang hari tadi. 

Terutama “si pembuat onar” dikamar kami, kalau dia tidur maka dijamin semua juga bisa tidur dan sebaliknya maka jangan harap bisa tidur dengan baik. Karena akan ada banyak teror, teror verbal.

Pagipun telah kembali.



Saatnya untuk mantei. Lumayan untuk sedikit keliling ke pantai dan terutama ke pasir putih untuk bertemu dengan saudara dekat kita. Monyet.

Oh tidak, itu mungkin saudara dekatnya Darwin dan kolega tetapi sesungguhnya bukanlah saudara dekatku.

Hanya saja dalam beberapa hal secara biologis dan secara susunan kerangka tubuh nampaknya mereka memang mirip kamu. he he...


Monyet-monyet disana nampaknya memang sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia.

Tidak jarang mereka bahkan mencuri barang bawaan manusia, terutama pisang dan juga semua makanan.

Kalau sedang masanya, mereka benar-benar menguasai seluruh kawasan dari pinggiran cagar alam Pangandaran ini, merajalela dimana-mana.  

Seru sih terutama melihat tingkah mereka yang menarik untuk diamati.

Tetapi jam sudah menunjukkan 9.00 wib sudah waktunya untuk kembali ke Surya Kencana. Sebab siang ini tak lama lagi kami harus sudah berada diatas bus menuju Bandung.


Sekian saja dulu kawan.
Wassalam

Posting Komentar

0 Komentar