Batu Karas and Green Canyon

Menuju Batukaras dan Green Canyon



BAGIAN PERTAMA (On The Way)
Pagi yang cerah dipenghujung tahun yang indah ini, tahun yang tak bisa dilupakan dengan segala kejadian yang menyenangkan maupun yang menyengsarakan.  Biarkan masa lalu berlalu dan kita akan menuju masa depan yang penuh harapan, sebagaimana do’a dan permintaan kita selama ini akan mendapat kebahagiaan yang abadi dunia akhirat. Amin.


Akan ada libur panjang, yang jarang terjadi tentu tak boleh disia-siakan. Sudah ada dibuat rencana untuk mengisinya dengan kegiatan yang tak bisa dilakukan di sembarang waktu, ya long holiday menuju pantai batu karas dan bermain air di cukang taneuh di cijulang in the my deep memory.


Kuajak teman-teman tradisionalku untuk pergi kesana tapi rupanya tak ada yang bersedia. Tak satupun, bahkan harapan satunya lagi tak bisa dihubungi. Maka tak ada pilihan lain selain pergi sendiri. Maung oge sok iinditan sorangan, masih ada Tuhan yang selalu bisa aku hubungi setiap waktu. Alhamdulillah akupun siap berangkat jam sembilan pagi ini, maka aku perlu sedikit sarapan dan minum penolak angin, agar lancar dalam perjalanan dan pulang tetap dalam kesehatan.

Bismillahirrahmanirrahim, bismillahi tawakaltu ‘alallah, lahaula walaquwwata illa billahil ‘aliyyil adziim.

Gas motor kesayanganku kubetot perlahan, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.......

Gatsu menuju Kiaracondong via Binong tentunya dan kemudian ke Sekejati disitu aku sarapan dan minum penolak angin dulu, lanjut saja menyusuri jalan sempit itu hingga sampai di jalan terbesar/terpanjang di Bandung, Soekarno Hatta. Sudah kuduga jalanan pasti akan macet, maka tentu aku sudah siap untuk menghadapinya. Selangkah demi selangkah, semeter demi semeter kulalui jalanan itu, alhamdulillah terbilang lancar gak seperti biasanya.


Cileunyi hanya ditempuh 30 menit saja. Satu renghapan sudah kulalui, masih ada banyak lagi renghapeun didepan sana, Rancaekek yang macet parah, Nagreg, Leles, Tarogong dan Garut kota, lima renghapan deui.

Hah, motorpun kubetot lagi....lebih kencang lagi apalagi dari sejak Cinunuk tadi aku ditemani sesama CBR, mulanya ada satu kemudian ada satu lagi, kamipun melaju bersama beriringan agar terasa ada kebersamaan dan membuat laju motor menjadi tidak membosankan, ada adrenalin disana. Orang lain akan mengira kami adalah satu rombongan yang sama. Ya setidaknya sampai dengan kami harus berpisah karena tujuan yang belum tentu sama, dalam hati sih berharap mereka juga hendak berlibur ke arah yang sama denganku sehingga mungkin kita bisa saling berkolaborasi sampai disana dan kembali pulang bisa bersam-sama lagi. Eh harapanku ternyata hanya harapan, satu persatu mereka berbelok dan tinggalah aku sendirian lagi, Rancaekek.



Tarogong, 10 wib.
Bandung-Garut cukup kucapai dengan satu jam saja. Nah dipersimpangan Tarogong menuju kota Garut inilah rupanya kemacetan mulai terlihat, maka akupun tak mau ambil resiko bermacet-macet ria. Kuputar saja ke arah timur menuju jalan memutar tetapi saya yakin tak akan semacet bila harus melalui jalan utama. 


Benar saja kan...?, jalanan relatif lengang dan akupun bisa memacu motor sesuai keinginan, kubetot saja gas dan kulalui saja setiap kendaraan yang didepan sehingga mereka tak menjadi penghalang perjalananku karena tenaga motorku masih cukup untuk melaju lebih kencang lagi dan aku tak mau berlama-lama dijalanan karena hal itu bisa mengakibatkan kantuk dan itu membahayakan. 


Sepanjang perjalanan itu selalu kuanggap sedang dalam race di sirkuit saja, sehingga aku merasa puas dengan setiap perjalananku keluar kota.

Membalap itu memang menyenangkan, kita bisa berkelok, menyalip, kornering dan itu serasa balapan motogp saja...mungkin.

Buat apa aku punya motor sport kalau bukan untuk menyalurkan adrenalinku...?. Kukira aku punya style balap sedikit mirip Marc Marquez, ya dia memang menjadi inspirasiku selain the first my idol Casey Stoner. Gaya membalap mereka benar-benar penuh adrenalin, melintir dan sangat atraktif, itu membuatku jatuh cinta pada balapan. Sayang aku tak muda lagi, kalau aku masih muda dan ada duit pengen rasanya menjadi pembalap profesional seperti mereka.
Hah.......sekali lagi aku bisa ngarenghap.


Pom bensin terdekat, aku harus kesana. Ada tapi penuh bukan main, ah aku yakin masih ada beberapa lagi kedepan sebelum sampai ka leuweug gelap yang jauh kaditu jauh kadieu, biasana poek ku pepedut, seperti ada dalam mimpi yang pernah terjadi dan menjadi nyata. Mimpi yang tak pernah kulupakan karena terjadi dibulan suci dan terjadi setelah melalui do’a dan istikhoroh segala untuk meminta petunjuk dalam perjalanan hidupku. Mimpi itu selalu membayangi hidupku, mimpi itu sangat nyesek dan jelas melekat dalam memoriku. Dan itu diperkuat dengan mimpi yang sama dari teman hidupku waktu itu. Walau sepanjang perjalanan berkabut itu bisa aku lalui, tapi diakhiri dengan hal yang tidak aku sukai tapi mungkin itu yeng terbaik buat aku.


Cisurupan, jam 11 wib.
Pom bensin Cisurupan, disinilah rupanya aku harus isi bensin dulu agar tenang selama perjalanan menuju Pameungpeuk, Cipatujah, Cikalong dan Cijulang, 35.000 a. Mobil-mobil dan motor-motor yang tadi telah aku tinggalkan satu persatu kini mereka ada didepan lagi, itu tentu membuatku harus tetap mendahului mereka agar aku bisa lebih cepat sampai kepada tujuan. 


Kubetot lagilah motorku dengan perlahan, sedang dan kemudian ngabriiiitt......!, bukan aku sombong bukan aku arogan, tetapi motorku memang tak bisa pelan, kalau pelan tangan menjadi pegal dan bisa-bisa menjadi kantuk aku juga bisa tertidur diatas motor, itu sudah terbukti seperti waktu pulang perjalanan Ujung Genteng menuju Bandung, ngantuknya menyerang sejak Cianjur, dan benar-benar lep lepan sepanjang Ciranjang dan kemudian tertidur dan terbangun sepanjang Tagog Apu-Padalarang...ah untung saja tidak nyuksruk.
Waktu itu akupun berhenti dan minta dibonceng saja. Untung bapak AnDiyar rohimahumullah mau pegang stang motorku, dan akupun bisa lebih tertidur dalam motor. Itu tak boleh terjadi kedua kalinya, maka kuncinya adalah ngabriiit, dan nikmati motor seakan sedang dalam race yang sesungguhnya...he he he.

Jalanan itu meliuk kekiri lalu kekanan lalu kekiri lalu kekanan lalu kekiri, terus saja begitu....ini jalan apa ular tangga ya....?. macam-macam pemandangan disepanjang jalanan itu, indah bagai di negeri awan dan dalam cerita dongeng. 



Beberapa kali aku berhenti untuk menikmati pemandangan yang ada, ada beberapa juga lokasi indah yang terlanjur aku lewatkan juga untuk tak meliwatkan “tekstur” jalanan yang naik turun dan berkelok yang enak untuk diajak cornering dan menyalip bagai Marc Marquez.....sedaap. Kadang berhenti lima menit, tujuh menit atau seperempat jam hanya untuk meresapi udara sejuk dan suasana tenang, bahagianya aku....!, walau aku ada sedikit sedih juga karena harusnya aku melakukan ini bisa bersama orang yang aku cinta. Hah...itu akan membuatku ngarenghap deui


Waktu lohor akan sebentar lagi, ini sudah 11.30 entah di daerah apa, lepas gunung batu (Batu Numpang, red) sebelum Gunung Gelap, tempat ini pas banget buat ngarenghap heula, ada oksigen yang bersih ada pemandangan yang jauh lepas, ada angin yang sepoy-sepoy dan suasana yang keren buat diphoto...pret..pret, hasilnya.....?, luar biasa itu mewakili suasana hatiku yang luar biasa senangnya. Amazing.


Cisanggiri, waktu lohor indonesia barat.
Di tepi sungai Cisanggiri yang jernih ini, airnya deras, bening dan melalui bebatuan yang membuat air terpecah dan berundak menjadi curug-curug kecil, andai saja ini ditangani dengan tangan arsitek landscape dan profesional tentu ini akan menjadi destinasi wisata yang sangat elok...
Kuharap aliran Cisanggiri ini kelak masih akan mengalir deras dan jernih saat orang mulai bisa menatanya, amin.

Targetku sampai Pameungpeuk jam empat belas, lewati Leuweung Gelap yang teu sapoek dulu. Tak ada pepedut lagi disini, mungkin teu pareung. Hah, aku bisa ngarenghap deui. Tau kan apa penyebabnya aku kudu ngarenghap panjang deui...?, kalau aku sih tau...he he he.


Disebuah warung yang berarsitek cantik sekali ini aku berhenti lagi untuk ke 6 kalinya sejak dari Bandung tadi. Memotret suasana tentu tujuan utamaku, agar aku bisa melihatnya lagi disaat aku menginginkannya nanti. Indah dan sangat pigurable. Di fase ini dua kali aku jajan. Ada gorengan, sangray suuk, oge aya jeruk yang segar....!


Pameungpeuk, 14.09 wib.
Persimpangan ke kanan adalah menuju Sayangheulang, Santolo, Rancabuaya dan balik deui ka Bandung, belok kiri menuju Leuweung Sancang yang terkenal bermacan itu (minimal ada patungnya), Cipatujah terus ke timur sampai ke Pangandaran


Kulihat jam pada deskboard menunjukkan jam 14.08 pas pertigaan. Di arah ini aku berhenti sebanyak empat kali yaitu untuk bertanya kebapak tua, terus untuk menikmati tepi Leuweung Sancang yang terkenal angker itu. Aku potret saja beberapa suasana disana, ada segerombolan munding hideung, aya oge segerombolan sapi diperkebunan karet.... .
Itu sangat tidak aku temui ditempatku, di Bandung maupun di Sumedang. Jadi bagiku itu perlu untuk di abadikan dulu. 





BAGIAN KEDUA (Pantai Cijeruk)
Tak lama aku membaca plang dan gate Tempat Wisata Cijeruk Indah. Ah aku ingin tau, aku harus tau, sebab aku memang ingin banyak tau kalau bisa semua tempat di tanah Pajajaran ini, ya minimal beberapa untuk mewakili memoriku terhadap demorafi dan geografinya.
Di sisi kanan jalan kampung ini aku lihat ada kuburan panjang sekali, ya mungkin 4 meteran. Tak jauh lagi ada petugas retribusi harus bayar Rp.5000, mereka dikawal Polisi dan TNI, mungkin ada lima orang. 



Pas aku masuk, suasana pantai sudah mulai terasa. Disini rupanya ada muara juga dan rerindang pepohonan banyak dimanfaatkan pengunjung untuk mendirikan terpal berteduh, ngampar samak, tiduran dengan angin sepoi dan makan-makan.
Sayang sampahnya teu diurus. Mereka masih butuh pendidikan tentang kebersihan. Sayang sekali. 



Kalau mau benar-benar ketepi pantai lautan sana, harus jalan lagi sekira 100 meter dari muara ini. Hanya deburan ombaknya sudah nampak dari kejauhan, tapi kesana itu aku harus meninggalkan motor yang tanpa penunggu parkiran. Parkirnya masih gratisan, aku tak mau ambil resiko dan aku juga belum ingin basah-basahan untuk melewai ceruk air ini.
Ah... sayang sekali disini bukan titik tujuan utamaku, masih jauh perjalananku. 



Tak terasa hampir satu jam aku disini, kupotret beberapa landscape dan panorama indah, juga aktifitas yang bagus untuk diphoto, orang mancing, anak berlarian, bermain air, berenang sampai perahu penyebrangan motor dll. Pas jam 15.00 saat aku tinggalkan gate pantai cijeruk ini. bye bye cijeruk, see u next gumamku dalam hati yang dalam.



Cipatujah, 30 menitan lagi katanya. Oh sudah dekat rupanya. 
Kulanjut perjalanan, baru sekira lima belas menitan aku harus berhenti lagi karena ada pemandangan yang elok nan permai.
ya, pantai Bubujung




Aku berhenti tiga kali di wilayah ini, dipantai ini juga berupa tebing batu dan muara sungai yang juga perbatasan antara kabupaten Garut dengan Tasikmalaya di tapal Samudra Hindia. 



Pantai ini juga membentang jauh hingga aku harus berhenti tiga kali. Disini aku susuri dengan motorku, memotret batu di tengah pantai dan juga ada kapal tangker nun jauh dilepas pantai sana. Dipantai selatan jabar ini, baru kali ini bisa kudapati kapal besar seperti itu. Tentu tak boleh disia-siakan untuk diphoto. 



Dipantai ini juga ada mercusuar, pertanda batas lautan dengan daratan. Photo-photo motorku sangat cantik di pantai ini, itu benar-benar eksotis. Pantai ini juga sangat perawan, gak ada warung gak ada penginapan. 



Tapi itu ternyata hanya di sekitar muara Ci Kaengang, ke arah sebelah timur. Tempatnya sudah cukup tersentuh manusia, ada banyak penjual makanan, pepohonan rindang dan juga ada gate nya. Tapi sama gratisannya.
Disini juga aku berhenti juga untuk sholat ashar dulu di sebuah mushala yang ada disebelah kiri jalan menuju Cipatujah. Yang berbatasan dengan tebing-tebing berbatu, ini juga cukup elok untuk ditinggali manusia.
Airnya banyak mengalir seperti pancuran dan ada kolam ikan. 



Jam empat sore aku tinggalkan tempat tersebut. Disini juga adalah penginapan kalau emang mau, rumah makan sederhana juga ada. Tapi ini masih cukup terang, dan perjalananku masih jauh lagi. 



Disepanjang jalur ini kudapati banyak sekali empang atau kolam air asin disisi kiri jalanan. Ini pasti pemodal besar. Ah ternyata perekonomian disini sudah cukup bergeliat dan maju. Sudah lebih maju dibanding wilayah lainnya di jalur barat. Itu bisa nampak secara kasat mata dari masyarakatnya dan bangunan-bangunan yang berdiri megahnya. 



Baru beberapa menit aku harus berhenti lagi disini sedang ada orang main bola dan aku berhenti tak jauh dari itu yaitu di sebuah jembatan yang cukup panjang, mungkin ada 100 meteran mah. Di bawahnya itu banyak sekali jaring yang tertancap disepanjang walungan. Kalau dikampungku itu semacam sairan (sirib).
Kutunggu apa yang dilakukan mereka, aku ingin tahu boom nya seperti apa. 



Sampai kemudian tiba-tiba ada bunyi gemericik dari kaleng yeng mereka gantung dalam sair itu, cring....lalu diangkatlah sair itu dengan alat pengungkit yang panjang. Akhirnya terlihat seekor ikan kecil terperangkap dan galah yang panjangpun membuat ikan masuk ke koja mereka.
Aku sudah lihat boomnya seperti apa, lalu akupun pergi saja. 



Heran disini orang kok rame memakai atribut pakaian persib dan bendera yang mereka bawa diatas motor-motor, adakah persib sedang bertanding disini...?
Tanyaku dalam hati, ah aku tak mau membuat mereka terganggu, cukup apresiasi buat mereka...luar biasa pecinta persib itu meliputi semua wilayah di Jawa Barat ini.
.....Amazing.



Cipatujah, waktu maghrib indonesia barat.
Akupun berhenti dulu untuk sholat maghrib disini, entah apa nama masjidnya tapi ini tepat didepan gerbang ke tempat wisata, tapi hari mulai gelap aku tak tau tempat seperti apa ada didalamnya. Ramai sekali orang disini, juga untuk sholat maghrib, kelihatannya mereka habis bermain air dipantai, berbasah-basah. 



Aku wudlu, dengan air tentunya, lalu maghriblah. Empat baris dengan mesjid yang besar, wah ramai sekali. Itupun masih nambah lagi dibelakangku.

Sudah selesai maghrib aku keluar untuk melihat suasana sekitar, ada apa di daerah ini...?, rupanya disini termasuk pantai yang sangat ramai.
Bersainglah dengan Rancabuaya mah...!, disepanjang pantai ini banyak sekali kios-kios pakaian pantai. Para pengunjung juga berseliweran hilir mudik, malah ada dua orang gadis yang kelihatannya mengerlingkan matanya kepadaku, ah apa maksudnya yah...?.
..... Ah itu sudah berlalu aku juga tak mengenal mereka. Aku terus saja berkeliling, yang kucari adalah tempat untuk makan dan juga untuk menginap. 



Rumah makan atau warung emperan disini memang tak sebanyak di Rancabuaya. Bahkan mungkin hanya ada beberapa, lebih banyak nya warung mie rebus dan minuman dingin, aku tak inginkan itu aku ingin makanan nasi dengan ikan laut.

Hanya ada satu tempat, tepat disamping pintu keluar lokasi tak jauh dari lapangan yang disana sedang ada pasar malam dengan segala permainan anak seperti kincir atau korsel bukan korea selatan ya...?. 



Alhamdulillah...................... aku bisa makan, dan perutku tak lapar lagi, menunya taklah terlalu asing, cuman memang bahannya beda yaitu pepes ikan laut.

Kalau gak salah namanya ikan Teman. Kutanya sama pelayannya ikan teman siapa ya...?, temannya ikan jawabnya...wah bercanda dia....
Harganya juga pas dikantongku, lima belas rebu saja lengkap lalaban dan sambel serta dua gelas air teh hangat, sedaaap.
 oh salah, 20.000..... yah masih bisa lah, apalagi air tehnya kan enak dan pas sekali rasanya dan hangat juga dibadan, plus dua gelas extra dan masih bisa nambah lagi kalau mau. Itu semua cuma-cuma...he he he. 



Masuk ke pantai Sindangkerta ini kita harus bayar Rp. 10.000,- aku tak lama disini karena tujuan utamaku masih jauh.

Tadinya aku keluar lokasi untuk mencari penginapan karena hari sudah gelap, dan aku juga berpikir mungkin malam pergantian tahun itu dipantai ini sajalah. Tapi penginapan yang ditunjukkan orang tak aku temukan, wah gimana ini, disebelah mana penginapan itu...?,
      ah sudahlah mungkin aku harus pergi dari Cipatujah ini, balik kanan kearah timur dipertigaan Cipatujah ambil cabang kanan, ke kiri arah Tasikmalaya. 

Aku jalan dengan pelan karena masih ragu dengan langkahku, semakin lama aku semakin kencang seiring kencangnya keyakinanku. Lalu akupun bisa ngebut lagi, hatiku sudah full meninggalkan Cipatujah menuju Cikalong.  



Di malam ini aku membawa motor tidak lah sepenuhnya sesuai keinginanku, melainkan tergantung orang lain. Ya, aku putuskan perjalanan kali ini adalah tetap bersama. Jika mereka lambat, akupun melambat, jika mereka kencang akupun mengejarnya. Terus saja begitu, lama kelamaan mereka menyadari apa kemauanku sehingga akhirnya kami tetap bersama sampai tujuan. 


DALAM PERJALANAN
Sampailah dipertigaan terakhir, lalu mereka berbelok ke kanan ke arah pantai Batu Karas. Aku masih lurus tetapi kemudian aku berhenti dan sejenak berfikir. Ya akhirnya akupun putuskan untuk ke kanan. 

Dua jam perjalanan kami itu, ada saat saya ngabrit duluan karena mereka melambat, tetapi ketika menemui wilayah hutan yang tiada perkampungan akupun berhenti untuk menuggu mereka menyusul aku lagi. Karena aku gak tahu keadaan di tempat yang baru pertama ini, sehingga aku harus waspada. 

Begitulah hingga kami berpisah di lokasi wisata, karena mereka berhenti duluan entah mau apa gerangan. Aku sudah kepada tujuanku yaitu Batu Karas....!, tiba dilokasi ini kurang lebih jam 22 malam. Konstribusi tiket masuk juga cukup murah, hanya 12.500 saja bahkan ketika aku beri uang 20.000, mereka mengembalikannya hanya 10.000 saja. Mungkin karena suasananya ramai pengunjung, banyak antrian sehingga tak ada waktu untuk mencari recehan. 



BAGIAN KETIGA (Malam Pergantian Tahun Baru)
Selamat datangnya sungguh eksotis langsung disuguhi pemandangan air, entah sungai, entah danau atau entah muara...?.

Aku tak bisa memastikannya karena suasana sudah malam. Yang kucari pertama adalah suasananya seperti apa dan dimana aku bisa tidur...?,. aku susuri beberapa jalan utama di pantai ini. Ke kanan lalu balik ke kiri sampai mentok lalu masuk lagi ke jalan kecil sampai aku bisa melihat keadaannya. Anggap saja aku sudah lama disini sehingga orang mengira aku bukan orang asing. Itukan strategi kita ditempat baru, jangan terlihat kelimpungan, biasa aja. 

Nah kalau ada kesempatan barulah bertanya kepada yang kita percaya, mungkin tukang dagang atau bapak-bapak sholehah...eh sholeh, biar kita gak ditipu.
Cirinya orang sholeh kan mukanya sejuk teu kasieuneun lah...!.


Strategi yang paling aman adalah jajan dulu sampai kau tenang dan juga kenyang, barulah empunya warung tentu akan dengan rela membantu menjawab pertanyaan anda karena anda kan konsumen yang tentu membuat mereka senang dijajanan ku urang teh...kitu barudak tips ti akang mah, he he he.  


PENGINAPAN
Penginapan disini adalah hotal dan cottage, kalaupun juga ada homestay yang harganya 600 keatas. walah cukup mahal juga apalagi ini sedang libur panjang banyak pengunjungnya, tempat-tempat sudah full booking tentu.
Ya sudah kamu jangan takut kita lihat saja bagaimana kelanjutannya, jika tak ada cara lain mungkin saja aku keluar lokasi wisata ini dan mencari ditempat lain. Tapi itu nanti setelah acara seren tahun beres ya....?!


MENUNGGU SAAT PERGANTIAN TAHUN
Setengah jam lagi pukul 24.00 wib.

dar der dor........ada apa tuh......!?....
dar der dor...! walah bahaya ini...!,..tenang pemirsa,
itu ternyata hanyalah kembang api, he he he. Meni geus reuwas....! suganteh aya dor polisi.
kitu teu barudak...?!, he he he.


MASIH DI SEBUAH WARUNG
Tiga, dua, satuuuuuu....sirene pun berbunyi di televisi...
Kalau disinimah, dar der dor suara kembang api silih bersahut, memecah kegelapan malam yang kelam dan juga kelabu...hik hik...tak terhitung berapa jumlahnya...
Ini benar-benar seperti berlomba-lomba saling bersahutan....pantai Batu Karas pun menjadi lautan manusia dan juga lautan kembang api...
Semua orang bergembira, semua orang bertepuk tangan...dan bersorak....dan mengucap selamat tahun baru...tak terkecuali anak-anak maupun nenek-nenek. 


Kalau jurig jarian mah geus puguh deui, amit-amit mugi urangmah tong kitu. Tapi didieumah di Jawa Barat masih terbilang kondusif, aman dan damai. Ada beberapa anak muda yang kelihatannya kelewatan, tapi itu oknum saja jeung lain picontoeun nya...!?.
Satu jam atau mungkin ¾ jam kembang api itu saling mengejar di langit Batu Karas. 

Juga nun jauh di sana diujung pantai ini, dan juga didaratan. Kembang api benar-benar memecah Batu Karas, bukan benar-benar batu yang pecah ya..?. habis sudah perayaan tahun baru kali ini, Manusiapun bubar sebubar-bubarnya dan aku kembali kepada diriku, aku hendak kemana...?. ah kutunggu saja sampai jalanan sedikit longgar agar mudah buat berjalan dan berkendara. 

Lalu akupun pergi meninggalkan warung ini, kubayar 20.000 saja. Masih gak jelas kemana tujuanku, hanyalah mengikuti arus saja kemana orang pergi.
Tak jauh dari pertigaan aku lihat banyak orang bergeletakan diemperan rumah penduduk, ah aku tak tertarik, itu kan tempatnya terbatas dan juga mungkin mengganggu warga. Walau pun tentu orang sini sangat welcome, tetapi entarlah kalau emang tak ada pilihan lain mungkin aku ikut cara mereka. 



Pilihanku tidaklah terlalu buruk, tak jauh dari situ ada banyak motor dan beberapa mobil terparkir rapih dipelataran sebuah mesjid yang cukup besar. Akupun membalikkan motorku untuk juga berhenti disitu.
Ya, aku kini yakin akan tidur diemper mesjid saja, untung didaerah pantai tak lah dingin walau tanpa alas. Apalagi aku kan pakai jaket, celana panjang, kaos kaki, bandana, juga sarung tangan alias glove ditambah pelindung dada yang untuk pelindung tonggong karena tidurkan pakai tonggong bukan pakai dada, he he. 


Alhamdulillah setelah perjuangan yang panjang untuk bisa tertidur akhirnya terlelap juga. Mungkin hanya tiga jam atau lebih, karena adzan subuh berkumandang membangunkan aku. Setelah sholat maka aku siap siap untuk.............untuk apa ya...?............bersambung,





langsung saja, ini sambungannya.....
Ah gak jauh-jauh sambungannya, kan nanti lebar listrik dan kuota....he he...

Lanjut...!
Aku bangun untuk tidur lagi. Ya mana cukuplah tidur 3 jam setelah lelah yang panjang itu....!, akupun bisa tidur lagi setidaknya sampai para pedagang gorengan sudah siap untuk kita juga..he he.



Alhamdulillah.....tidur kenyang makanpun pulas....eh tibalik euy. Segelas teh angat benar-benar membuat perutku menjadi hangat dan segaaaar, apalagi tambah dua gelas lagi, makin mantap.....!

Pagi sudah cukup terang, eh kelewat terang entah mungkin jam tujuh tigapuluhan, akupun beranjak untuk kembali ke pantai, karena semalam pemandangan pantai tak nampak.
Rugilah kalau pagi ini aku tak menikmati suasana pantai, rencana cukuplah sampai jam sembilan saja kan perjalanan kembali pulang sangat jauh. Kemarin saja hampir 10 jam. Dan aku menghindari perjalanan malam, terutama sebelum Tasik atau sebelum Garut, ...........
masih leuweung bro....!.





BAGIAN KEEMPAT (BATU KARAS...!)

Realy True Amazing.....!
Baru kali ini aku merasakan liburan yang sesungguhnya, tenang damai dan bahagia tanpa koma.

Pantai ini bagai tercipta untuk aku nikmati sendiri, semuanya serba putih... eh serba sempurna. Syarat ketenangan, keteduhan, terhampar nyata bagai hidup sebagai terlahir kembali. Bagai hidup ini dikelilingi oleh kesempurnaan yang memuaskan. Suasana pantainya membuatku termanjakan apalagi jika ditemani oleh segelas teh angat. Aku tak bisa bersegera pergi dari sini kalau bisa aku ingin bermalam ditepi pantai ini, sayang aku tak bawa tenda atau ayunan. Ah lain kali itu harus aku siapkan ya....!.



Pantai disini cukup beragam, ada untuk berenang ada juga untuk main banana boat atau bowl boat dll. Ada juga tebing tinggi dari karang asli bukan bajakan.
Kalau kamu ingin keheningan gak usah risau, disini pun ada pasir yang sangat bersih dan juga sangat privat. Ya ada beberapa anak kecil yang sedang bermain air bersama dua ibunya. ya mungkin bapaknya dua atau juga mungkin bapaknya satu, aku gak tanya sih. 


Disini aku benar-benar termanjakan oleh pasirnya yang sangat suci dan juga privacy. Jika kamu butuh ketenangan, inilah tempat yang kusarankan untuk berlibur. Udaranya juga kebetulan banget sedang sejuk, tak ada terik mataharinya disini hari ini, lain hari gak jamin sama ya...!. he he.



Aku terduduk bersila dipantai ini, aku benar-benar mencharger energi hidupku lagi disini apalagi ini hari adalah tepat sebagai hari kelahiranku. One January....!.
Jangan iri ya sob...!, soale kalau aku tiap ulang tahun kok seluruh dunia sibuk mempersiapkan perayaanku, aku sih nerimo ae, itu sudah takdirku mungkin.
aku pasrahkan saja....he he he.



BERMAIN KEPITING
Kepiting putih atau tepatnya mungkin keuyeup bodas, mereka seakan tahu aku sedang bahagia.
..................................
............................................................
..............................................................................................
Kuperhatikan mereka lari sana lari sini dengan tetap waspada setiap kali ada pergerakan orang atau ombak berlarianlah mereka menuju lubangnya masing-masing. Mereka benar-benar menghapal rute emergency nya. 


Aku paham cara menjebak mereka, tapi ini rahasia ya dan jangan dipraktekkan, kasian banget soalnya. Perasaan kasian itu yang aku alami. Ah jangan diceritakan disini ah...kan rahasia, ini sih cuma untuk dokumentasi aku saja. 


jadi...
Biarkan mereka jauh dulu, janganlah kau bergerak sedikitpun, bahkan kalau bisa jangan berkedip, kalaupun mau berkedip, tunggulah mereka dulu berkedip sehingga mereka tak sadari keberadaan kita, ah gak gitu amat kali.

"Setelah cukup jarak antara mereka dengan lubangnya dan jarak kita lebih dekat kepada lubang mereka, saat itulah saat yang tepat untuk membuat mereka tak bisa pulang."


Pilihlah salah satu targetnya, sebab kalau gak jelas targetnya nanti kamu gak tahu keuyeup mana ke lubang yang mana...?, mereka tak akan pernah keliru kamar, karena ukuran lubangnya special dan hanya untuk pribadi tidak untuk disewakan. Kalau kau salah alamat kau akan diusir yang lain, kalau kau salah kamar kau akan bertarung sampai darah penghabisan, makanya mereka harus hapal betul kamar masing-masing. 

Kau cegat saja lubangnya, jangan kau bidik keuyeupna, sebab mereka sangat-sangat cepat bagai kilat, dan lincah bagai kancil...itu kalau anda sudah tahu kecepatan kancil ya....?.
Jika kau berhasil dan bisa lebih cepat dari mereka dijamin kau akan membuat mereka benar-benar terperangah dan berdebar-debar, aku sendiri bisa merasakan detak jantung mereka, mata mereka berkaca-kaca, degup jantung begitu keras, inilah masa akhir hidupku...begitu mungkin kata si keuyeupnya...he he. 

Wah benar-benar adrenalinku juga meningkat dan jantungku juga berdenyut kencang ya gak sekencang geumpeurna si keuyeup meureun...!, dianya benar-benar mati kutu, tak ada tempat untuk pulang, tak ada tempat lain selain ke rumah.
Kecepatan mereka tak berguna lagi, sebab mereka hanya bisa cepat untuk pulang ke kamar sendiri, kalau ke lainnya mereka tak ada plan B. Mungkin setelah kejadian ini mereka baru akan punya plan B, jadi belum tentu juga trik temuan saya ini bisa kalian gunakan dimasa depan. Dan kalau tanpa seizin saya juga bisa kena penjara sesuai pasal hak kekayaan intelektual, atau denda minimal 3 M, marebu maratus mapuluh, he he....


Akhirnya aku tak tega lagi, dia pergi menjauh terus kuikuti saja, mereka benar-benar tak mampu lari secepat kilat jika tidak untuk kembali ke kamar sendiri.
Kalau tak ada kamar mereka hanya bisa jalan pelan saja. Maka akupun bisa mencegatnya kemana dia menjauh agar bisa kembali mendekat ke rumah sendiri. Tapi mungkin dia curiga, atau mungkin sakit hati, atau mungkin benar-benar sudah lupa karena kagetnya atau mungkin pura-pura lupa dengan lubang sendiri sehingga setiap aku giring ke lubangnya tidak serta merta mereka mau memasuki lubangnya itu.

Mungkin sih ingatan dan pikiran mereka sudah tergoncang, aku benar-benar menyesal dan bertaubat. Maka jangan kau contoh kelakuanku ini ya kawan....?,
Jika pun kau lakukan janji kau tak akan menuntut dosa kepadaku ya...?, dosa ditanggung sendiri. Kusarankan sih janganlah sejahat aku, please, please...!.



PERGI DENGAN MEMBAWA DOSA KEPADA KEUYEUP...astaghfirullah al'adziim....
Akupun pergi dari pantai itu untuk memberi kesempatan sang keuyeup bisa hidup secara normal kembali. Demi Allah aku berharap keuyeup itu mau memaafkan aku, amin ya rabbal ‘aalamiin.

Akupun dengan hati yang bersalah pergi dari itu tempat.
Hah...kembali aku ngarenghap panjang. Dengan langkah yang pelan aku bersama motorku si cakep, pulang kembali ke tempat lainnya. Demi untuk menikmati setiap napas dan setiap sapuan angin yang sepoy-sepoy.
Biarlah aku harus menyempurnakan masa liburanku kali ini, jangan sampai aku menyia-nyiakannya. Amin.


LAPAR
Kembali, perutku ternyata sudah cukup lapar untuk makanan. Ada banyak warung nasi disini, kalau kau mau juga bisa beli ikan laut, misal ikan itu dijual 40.000 satu kilonya.
Ah kali ini tak ada waktu untuk bakar-bakar, apalagi aku kan sedang sendiri satu kilo mah atuh sabobokoeun. Mending aku cari makan biasa saja, dan inilah tempat nya sudah aku dapatkan. Dan inilah tempat yang paling romantis buatku. Bangunannya juga eksotis khas pantai banget deh pokoknya. 

Sepiring sudah aku habiskan nasi dan lauknya, gak ada sih pakai lauk sebenarnya. Aku ingin telor bulat saja sama genjer, setidaknya itulah yang aku pilih. Dan sambal.

Bagai hidup terlahir kembali, suasana pantainya secara tepat benar-benar membuatku termanjakan, apalagi ditemani segelas teh angat tawar dan juga alunan nyanyian digubug seberang jalan. 

Suasan jalanan didepan warung ini juga benar-benar eksotis, hanya sesekali kendaraan lewat kekiri atau ke arah kanan dengan cara sopan dan halus melengkapi suara ombak bagai alunan musik alami yang dengan aransement para malaikat, eh maaf ya ini berlebihan. 

Kamu gak bakalan tahu bahwa disini juga mulai ada banyak wisatawan untuk bermain selancar, terutama wisatawan bule.
Kamu juga gak bakal percaya kalau bocah-bocah disini mahir berselancar,
Kamu akan tertegun dan kabita melihat anak itu bermain papan selancar.

Aku sih kabita pengen bisa seperti mereka.
Tapi itu butuh waktu tak sedikit,
Kamu harus mulai dengan latihan renang sampai tingkat advance,
Bisa kamu bayangkan dan gak lucu kan kalau kamu main surfing lalu terjatuh, lalu kamu kelelep....................
Wah, itu sih bisa jadi berita nasional......

Kamu benar-benar percaya kalau untuk menikmati itu semua kamu hanya diminta Rp.12.500 saja,..... (ingat nolnya Cuma dua dibelakang angka lima itu ya...?.)

Bahkan kalau kau takut dengan air kau juga bisa bermain kering,
maksudnya main kering....?,
yap main sepatu roda pun asyik disini,
kalau tak punya naek sepeda kumbang juga sangat anak pantai banget deh....!,

beda lah kalau kamu bandingkan dengan jalanan Pangandaran,
disana kamu gak dapatkan eksotisme karena gak ada pohon kelapa, gak ada taman, gak ada warung bambu, juga disana itu terlalu ramai kendaraan dan manusia,
kalau disini kamu seakan ada dikaribia saja. Kayak aku tahu aja karibean yo...?..he he he.

Suara-suara alam dan non alam disini benar-benar pulau kelapa deh, benar-benar pulau melati deh....! kayak lagu wajib aja sih...!.


LAGI BERKHAYAL...
Sejujurnya aku berharap lebih lama lagi berlibur disini. Kelak jika aku honeymoon, kuberharap bisa melakukannya disini......!, amin.

Warung Nasi Dua Putri namanya, tak jauh dari lapangan bola, lalu ada Mesjid lalu kemudian sesudah mesjid ada sebuah penginapan namanya Laut Biru, disitulah warung ini berada.
Didepan, disebrang jalan kamu akan dapatkan tetumbuhan pohon kelapa dengan diselingi pepohonan lainnya, dan semak daun pandan khas pantai, juga sebuah warung dari bambu atau gubug penjual pakaian khas pantai, dan termasuk aktivitas yang terjadi yang sangat ekslusive dan tak bisa sama kamu dapati nanti, ini benar-benar paket terbatas atau kalau mobil sih disebutnya .....apa ya aku lupa...
(oh ya limited editien. red)

Pokoknya suasana hari ini mustilah akan berbeda dengan hari lainnya, cerita kamu juga akan orisinal dan tak akan bisa sama dengan cerita aku, kecuali kalau anda menjiplak, dan sekali lagi itu akan melanggar hak paten....he he. 


Dari atap anyaman dari daun dahon, eksotis places dan amazing trip pakai banget. Hati-hati saja jangan terlalu santai kalau kamu gak mau ada nyamuk kesedot lubang hidungmu...ah kok jadi kenyamuk segala ini teh, beware....! disini benar-benar gak ada nyamuk ya...!. Ini benar-benar natural asli bukan palsu, semua apapun yang terjadi disini, dengan ajaibnya terjadi secara orsinil dan tak ada duanya. 

Catatan : “Ketika aku tulis kembali sajalah ada nyamuk yang kesedot...he he”. Gak penting, emang tulisan ini juga gak penting amat kan...?...he he lagi. 


ANAK KUCING YANG SENDIRI
Kau lihat anak kucing disana, diseberang jalan ini,
Anak kucing yang very cute, nice banget.
Kau perhatikanlah dia, kasihan dia jika kau acuhkan saja,
mereka juga kan karunia Allah SWT atas kehidupan kita ini,
kelakuan mereka yang lucu itu mengingatkan kamu akan masa kecilmu yang lucu,
mungkin kelakuanmu dulu juga gak beda dengan anak kucing itu.
Makanya perhatikanlah mereka, supaya kamu ingat bahwa dirimu juga pernah mirip sebagaimana mereka....
kali ini kau kuajak serius mentafakuri diri ya...!, he he....,

Kucing itu sedari tadi gak jelas kelakuannya, kadang duduk di bawah rumput, kadang pergi lalu kembali, ah GEJE banget deh...!.


Jika kau photo suasana disini, kau akan dapatkan photo juara satu. Apalagi motor kesayanganku juga dengan gagah nongkrong diseberang sana dengan latar pantai dan pepohonan kelapa yang melambai, itu adalah fenomena luar biasa. Sayangs sekali kameraku sudah lowbat dari pagi, dan aku tak bawa chargernya, ini bencana. 

Tiba-tiba xenia parkir didepan warung ini, dan itu jelas menutupi motor yang sedang aku ceritakan ini, sepertinya sang supir tahu kapan dia harus parkir disini biar ceritanya bersambung dengan punya aku.
Kuregut lagilah air teh yang nikmat tiada tara ini, semua jadi tiada tara kalau hati sedang endah. Endah pada waktunya wk wk...
emang betul, rasanya itu mak nyuss, jika kau sruput secara pelan, kau akan berasa dilidah didinding mulutmu sampai ia meliwati kerongkongan mu dan menghangatkan dinding perutmu,
mantap rasanya dan segar hasilnya. Alhamdu......lillahi rabbil ‘aalamiin.

Walaupun diriku tak pernah memutar musik sebelumnya baik itu di kantor maupun di “basecamp” ku, kali ini alunan musik diseberang jalan itu tak bisa aku tolak dan benar-benar memaksaku sedikit bergoyang yang tanpa terlihat orang, dan sesekali ada hentakan yang tak sepenuhnya disengaja hanya terjadi otomatis saja.

Nikmat apalagikah yang harus aku dustakan...?
Oh...sampai-sampai lewatnya seekor anjing yang sedikit pincang itu atau orang bule yang lewat bersepeda itu, benar-benar menyempurnakan suasana pantai kali ini.

Kulihat air teh ini hanya tinggal seperempatnya lagi, aku tak boleh cepat-cepat menghabiskannya karena setiap satu reguk, ada seribu nikmat bersamanya, tiga kali reguk kau hitung sajalah berapa kali nikmatnya itu. Kalau segelas penuh mungkin kau butuh pelototi aku sepanjang hari, disini.
Bersambung lagi....



SELANJUTNYA
Lanjut Lagi bro....!??
Nikmat manalagikah yang harus aku dustakan...?

Kamu gak akan percaya kalau aku disini tak akan kehabisan inspirasi buat menyusun kata-kata karena semua kejadian sepertinya sudah tersusun sedemikian runutnya, dari satu kejadian ke kejadian berikutnya begitu mengalir seperti air Cimanuk. 

Kau bayangkan didepan kedai tempat ku menulis ini, adalah sebuah jalan yang masih mulus, bersih. Didepannya lagi adalah pantai dengan deburan ombak yang tidak pelan tetapi juga gak keras.

Itu adalah semacam simponi, belum lagi kau harus bisa bayangkan bahwa dijalanan didepan mejaku ini yang teduh suasananya dan gak bising dengan kendaraan atau suara knalpot, kau akan lihat aktivitas para tourism baik lokal maupun para bule yang berbagai macam rupanya.
Mungkin dari Amerika, dari Belanda dan juga dari India, kau bayangkan itu mereka begitu santai dan nampak dari bahasa tubuhnya begitu menikmati suasana pantai Batu Karas ini.
Beberapa menaiki sepeda, beberapa memakai motor yang ada kait pembawa papan selancar dan juga beberapa berjalan kaki dengan pakaian santai ala anak pantey...
Kalau yang cewek tentu cantik kalau yang cowok gak usah diceritain lah, gak penting amat.

Hanya saja yang aku sesalkan adalah aku kehabisan battery sehingga moment yang indah ini tak bisa aku bagi secara visual kepada para pemirsa sekalian. Tapi kuyakin dengan sebuah catatan ringan ini kita bisa berbagi pengalaman sehingga walaupun kalian gak sempat kesini hari ini, sudah cukup bisa menikmatinya dengan cerita yang saya bawa ini. Mungkin kelak aku bisa memiliki blog sendiri agar tulisan ini tak terlalu membebani facebookmu. (oh ya sudah ya...?., maaf itu soalnya ditulis tahun lalu dan dikirim di blog akhir 2018 ini. red)


Ah aku baru sadar ternyata ini hari adalah tanggal satu Januari 2017, dimana aku tepat berulang tahun lagi. Dan maaf kepada semua teman dikantor atau dimana saja berada, setiap kali aku ulang tahun tak bisa berbagi dengan kalian sebab setiap kali aku berulang tahun selalu pas dengan tanggal merah.

Mungkin lain kali disaat tanggalnya gak merah, aku bisa membagi kue ulang tahunnya bersama kalian. Bersabar aja yah...!


Namun sayang disaat ulang tahunku yang kesekian kalinya ini, masih juga belum ada yayang yang menemani aku. Sebenarnya aku tak mematok kriteria yang tinggi untuk yayangku nanti, tetapi cukuplah dia berparas menarik, cantik juga gak papa, yang penting baik perilakunya, penyayang, berair muka yang alami dan manis, dan yang penting mencintai aku dengan segala kekuranganku...he he he.

........Datanglah...!
Engkau yang ku tunggu-tunggu,
.....Datanglah...!
Disini aku menunggumu...!
............

Lagi-lagi lagu itu dengan passnya mengiringi suasana batinku saat ini.
Padahal aku gak request kepada pemilik radio atau pembawa acaranya atau kepada pemilik warung depan itu, suerr...!,
Tetapi semua yang terjadi seperti yang aku katakan tadi, semuanya berjalan seperti sudah melalui set up atau sudah melalui narasi cerita yang dibuat oleh seorang sutradara film. Bahkan setelah aku mengatakannya berulang kali, aku yakin tentu semua ini tidak terjadi secara kebetulan, sudah ada skenarionya, aku yakin itu.


SERIUSAN
Bagiku tak harus cantik-cantik amat, karena yang cantik biasanya sudah ada yang punya he he he....,
Cukuplah orangnya manis dan berbudi pekerti yang baik, gak sombong dan merakyat. Siapa ayo yang mau....?.



Kembali ke leptop....!
Liburan kali ini janganlah cepat berlalu, liburan kali ini ingin kukenang selalu..
aku juga tak harus terburu-buru untuk enyah dari tempatku bersantai ria ini,
sebuah meja dengan cet biru langit, dengan kaki-kaki coklat kayu alami,
dan atap kedai dari dedaunan yang menjurai kedepan,
kemudian udaranya yang sejuk sepoi-sepoi,
dan deburan ombak yang sesekali terdengar disana diselingi oleh suara-suara mesin yang lembut
atau suara anak kecil yang lewat ke sini,
ini benar-benar ......
sempurna pakai jempol. 




Genteng Parakan, tepatnya itu nama lokasiku bersada saat ini, Ya Tuhan tak perlulah kiranya semua detail aku ceritakan, biarlah sebagian cerita ini aku sendiri yang menikmatinya. Rahasia dong, masa kalian pengen tau semuanya...?, 



TOURISME
Internasional Tourisme, begitulah kira-kira yang bisa aku gambarkan tentang batu karas ini.

Para wisatawan tentu akan sangat betah berlama-lama di kabupaten Pangandaran ini, karena disini kau bisa dapatkan beraneka ragam lokasi wisata.
Bahkan semua tempat disini adalah tempat wisata. Semua itu sudah Allah ciptakan dengan sangat sempurna. Ini adalah tempat yang tercipta untuk berwisata.

Kalau kamu pernah nonton tv, ya kurang lebih seperti itulah suasana disini.
Mau tempat yang ramai manusia ada, mau yang sepi juga ada, mau yang ketinggian juga ada, kau juga bisa menyewa perahu untuk keliling melihat gugusan karang yang tegak dengan gagahnya.

Kalau kau ingin melihat laut lepas kau tinggal naik ke atas bukit yang tidak jauh dari sini, asal jangan pobia ketinggian saja. 



Keramaian orang berenang disana tak pernah susutnya sejak tadi pagi, ketika yang lain pulang sudah ada lagi yang datang lainnya, begitulah terus sehingga pantainya tetap sesak ramai dilibur panjang ini. Tapi tenang bagi yang gak suka keramaian kau tinggal jalan kaki saja menyusuri jalanan untuk mendapat tempat yang kau sukai;
sepi,
sedikit sepi dan
sepi banget. Semua ada disini.

Matahari yang sempat muncul sebentar dipagi hari, sepertinya mengerti bagaimana harapan para pelancong kali ini, disaat pagi yang sejuk sinar mentari tentu membuat hangat tubuhmu, tetapi disaat hari makin naik, matahari akan membakarmu, dan karenanya matahari ini bisa disebut pengertian karena disiang hari ini dia tak mau menampakkan dirinya lagi. Cocok banget buat bersantai dipantai.


Lain kali aku kesini lagi alangkah baiknya jika aku membawa tenda dan tikar, agar kita bisa tiduran dengan santai. Memang sih disini juga tersedia ayunan untuk tiduran tetapi itu sudah ditempati orang, kau harus membawanya sendiri jika ingin berlama-lama disini. 

Berkemah disini juga akan sangat menyenangkan, bersama teman kau bisa bakar-bakar ikan dan juga bermain bersama dengan penuh tawa. Apalagi kalau kau bawa teman yang kocak, sudah dijamin suasananya tak pernah muram.

Si meong yang tadi pergi entah kemana, kini muncul lagi di seberang sana, kayaknya dia masih ngantuk berat, sampai terantuk berkali kali. Kasian dia, mungkin dia kehilangan induknya, sehingga bete dan kesepian sendiri. Dan yang mengerikan sekali dia dengan seenaknya tiduran tepat dipinggiran aspal, itu kan berbahaya kalau ada kendaraan tak bisa terlihat dengan jelas.


Eh lagi ngapain sepasang bule itu..?, ternyata mereka juga merasakan apa yang aku rasakan. Mereka menghampiri sianak kucing itu dan lalu mengelusnya dan memberinya air. Waduh tinggi juga rasa kemanusiaan si embak itu ya...eh si miss itu ya...?, aku tak boleh terlihat memperhatikannya, khawatir membuat mereka menjadi merasa diawasi.
Tuh kan dia pergi dan menengok kemari,
akupun memberi anggukan dan senyuman yang terbaik kepadanya,
dan merekapun membalasnya. Senang berbagi senyum dengan siapapun.


Bule-bule itu pergilah berlalu entah kemana..., aku juga gak perlu tahu kan...?.
Ya, si kucing itu mungkin kehilangan induknya yang mungkin lagi mencari makanan atau mungkin juga sudah tiada lagi, kan kasian banget si anak kucing yang malang itu. sudah yatim mungin.


DZUHUR
11.45 wib, sebentar lagi akan ada suara adzan berkumandang, aku harus segera berkemas dan jangan lupa membayar bon makanannya.

Selepas ini aku harus kembali kepada dunia nyata, dunia sebagaimana biasanya, kehidupan kerja dan dengan segala rutinitasnya dan segala kendala yang harus siap dihadapi dan diselesaikan juga.

Itulah yang terbayang selepas ini semua. Hah, janganlah terlalu dibayangkan sejauh itu, nikmati saja sisa waktu yang sebentar lagi ini.
Tetapi setidaknya, dengan charging kali ini akan menjadi sumber energi yang baru untuk semangat baru, dan bisa menjadi awal kejayaan dimasa depan. Amin ya rabbal ‘aalamiin.
Bedug sudah terdengar, saatnya menghadap Tuhan.....



Masih Batu Karas, 13.00 wib.
Kembali ke leptop....!,
Rasanya masih sama seperti tadi, aku masih betah disini, kelihatannya aku akan masih menikmati di pantai ini, udara pantai yang mengandung kandungan garam dan mineral lain juga kan baik untuk kesehatan terutama bagi yang memiliki gejala asma.
Ya kita harus memanfaatkan liburan kali ini untuk sebesar-besar manfaat, fisikly maupun non fisikly. Kapan lagi kau bisa bersantai disini. 


Pantai ini kelihatannya adalah menghadap kearah timur, itu bisa dipastikan jika melihat arah kiblat dari mesjid ini, nun jauh di lepas pantai sana kau bisa lihat sebuah tanjung yang cukup rimbun dengan pepohonan, ya itu adalah tanjung Pangandaran atau hutan lindung pasir putihnya Pangandaran, dan lebih jauh lagi ke arah timur tanjung itu terlihat juga ada daratan yang mungkin itu adalah Nusa Kambangan, tempat dibuinya para penjahat kelas kakap.

Pantai ini memang berupa cerukan atau teluk yang cukup besar, dari timur ada pantai Pangandaran dan disini di ujung barat ada pantai Batu Karas.

Pun..
Dipantai Legok Pari yang kusebut tadi itu, para wisatawan tak pernah berkurang keramaiannya, ada ratusan atau mungkin mendekati ribuan pengunjung adanya.
Sementara disini di pantai Genteng Parakan tak lah seramai disana, ini terbilang sangat lengang, dan semakin ke utara sana suasana pantai akan semakin lengang lagi.
Itu sudah aku ceritakan tadi, kau bisa lihat semua keadaan pantai tersebut dari sini, atau dari sana secara real time, jadi apa yang saya ceritakan adalah akurat, tepat dan siaran langsung.  

Kalau di Legok Pari tempatnya enak untuk berenang dan segala permainan air seperti banana boat, kalau disini enaknya untuk berteduh santai tanpa terlalu banyak orang berlalu lalang. 

Kini aku pun bersantai lagi di tepi pantai ini, sudah hampir satu jam lamanya, ada beberapa tetes air dari atap pohon, mungkin akan segera ada turun hujan, tetapi semua orang masih tetap ditempatnya masing-masing bertanda ini bukanlah hujan yang akan membesar, hanya beberapa tetes yang terbawa angin.
Jadi tetap santai aja dulu,kau juga bisa tertidur disini dan akupun mulai merasa ngantuk dan baiklah, kurebahkan saja tubuhku dibangku yang terbuat dari bambu ini dengan berbantalkan tas gendong, ah cukup nyaman dan sungguh lelah dan kantuk ini menjadi hilang kembali.

Kau tunggu saja selagi aku tidur disini ya.....zzzzzzz               ZZ Zz           zzz ZZZ           ZzZZzzzz
Bersambung.....!



HAPPY NEW YEARS AND HAPPY BIRTHDAY 
Lanjut YA...?

Biasanya untuk merekam suasana yang indah, aku akan mengandalkan kamera dibanding pena.

Sebenarnya sesuai rencana tadi aku akan segera berkemas untuk kembali ke Bandung. Tapi kupikir ulang lagi rencana itu dan ya....aku akan tetap disini hingga satu hari kedepan.

Tak adil rasanya bila tempat yang seindah ini tidak aku nikmati sepuas-puasnya, untunglah aku pergi sendiri karena biasanya para temanku akan segera merengek ingin segera pulang ke mamahnya...dasar anak rumahan....!,
kalau aku kan anak petualang yang sangat suka dengan hal-hal baru diluar sana.

Kalau kubilang sih ini adalah my trip my adventure lah....!, perjalananku adalah petualanganku...! begitu kira-kira.
Kelak tentu saja aku akan kembali lagi kesini, dan tak perduli kalau harus pergi sendiri lagi, syukur syukur sih sudah ada yayang yang bisa melengkapi hidupku, berharap aja. Amin.

Walaupun bagiku untuk bisa berlibur tak lah harus selalu beramai-ramai, dan juga tak lah musti harus sendiri, semua bisa kita nikmati kok yang penting kan suasana hati kita saja.
Tetapi memang kalau bersama teman-teman biasanya banyak hal yang tidak bisa aku explore lebih jauh, beda jika pergi sendiri kau bebas kemanapun kamu inginkan, dan berapa lamapun kamu mau.

Yang pasti dilain kali hal yang harus lebih dipersiapkan adalah bawaannya, seperti tenda dan tikar itu akan sangat membantumu untuk bersantai dan tiduran dipinggir pantai tanpa takut hari menjadi gelap.

Batu Karas, 13.25 wib.
Ahad, 1 Januari 2017.
Happy New Years.....!
And so happy birth day to me...!



BAGIAN KELIAMA (Explore Cijulang)
Kayaknya cukup sudah aku disini, ini hari sudah siang dan mulai menuju sore. Masih banyak diluar sana yang ingin aku kunjungi, ya...salah satunya ke Green Canyon.

Yap, beruntung sekali rupanya aku ini, belum jauh aku keluar dari gate Batu Karas ini, aku bisa melihat pemandangan yang tidak bisa aku lihat semalam.


Sungai yang sangat beautyfull ini. Warnanya hijau royo-royo, kayak hijau agar agar cingcau sedikit lebih pudar dari itu, ini sungai benar-benar bagus sekali. Bagai hamparan air surgawi. Wah decak kagumku sungguh tak henti-hentinya. Kau juga mungkin bisa mancing mania di sungai itu. Tapi kelihatannya jarang sekali orang bawa pancingan disini, gak tau kalau malam sudah tiba mungkin bagi pecandu strike, pasti akan datang juga ketempat ini. 

Rupanya pula, bahwa menuju Green Canyon itu tak lah jauh dari gate Batu Karas. Bahkan masih dalam satu jalur jalan dengan pantai Batu Karas, aku kini baru mengetahuinya karena semalam aku tak bisa melihat suasana sekitar dengan jelas.
Rupanya semalam aku kebut-kebutan dijalan ini, tak taunya ini adanya jalan adalah ditepian sungai hijau yang sangat dalam pastinya. Aku baru sadar betapa ngerinya aku semalam dalam membawa motor...bagaimana kalau aku bablas ke sungai itu, habislah riwayatku. 

Alhamdulillah aku masih diberi keselamatan oleh Allah SWT, aku betapa menyadari kini bahwa keselamatan dalam berkendara adalah anugrah yang tidak ternilai besarnya dan karenanya kau sangat bersyukur sekali dan semoga aku akan selalu diberi keselamatan dan perlindungan oleh Allah SWT selamanya, karena itu sangat penting buatku. Amin ya rabbal ‘aalamiin.


COUNTER HP
Nah ini rupanya penyelamatan aku lainnya, ya counter hp. Alhamdulillah, aku bisa charger kamera ini lagi. Napasku bertambah lagi disini, terimakasih ya Tuhan atas semua ini. Baiklah aku tinggalkan dulu tempat ini, dan selagi menunggu itu penuh ada baiknya aku tanya-tanya untuk ke green canyon.

"Kang kalau mau ke green canyon berapa tiketnya...?"



"Satu perahu 200.000 ribu untuk maksimal enam orang, kalau mau renang di lokasi tambah 100.000 per jam per perahu. Ada juga paket body reftling, itu 1.200.000 per grup sebanyak maksimal enam orang. Kalau perorang 250.000 rupiah....tapi untuk body raftling hari ini sudah tutup karena maksimal mulainya jam 14.00 wib. Sebab disana lamanya 3-4 jam."

"Oke kang bisa kurang gak kan harusnya per orangnya 200.000...!"
"Ya bolehlah 220.000."
"Gak bisa pas 200.000 kang...?, ya sudah kang sekarang saya mau jalan dulu, nanti besok saya kembali."....insya Allah....

Langsung saja aku jalan-jalan sore menuju kota kecamatan Cijulang untuk cari pertamax, tapi rupanya pertamax sudah habis. Akhirnya aku lanjut saja explore tempat-tempat di sekitar Cijulang ini. Pertama aku tertarik ingin lihat bandara Nusawiru, 2 kilometer dari jalan utama kota Cijulang ke arah timur. Terlihat di terminal bandara terdapat dua buah pesawat kecil yang parkir. Lalu akupun pergi dan menuju kawasan konservasi mangrove tak jauh dari gate bandara. 150 meteran saja sudah sampai dilokasi yang dituju. 

Sayang aku tak bisa potret memotret, kan battery nya lagi di charging di toko hp tadi. ya ada waktu setengah jam lagi lah untuk menyusuri tepi hutan mangrove ini, aku gak bisa explore lebih jauh karena rugilah kalau aku tak bawa kamera sebab ongkos perahunya minimal 25.000 an. Jadi lebih baik ditunda saja sampai memungkinkan lebih siap segalanya.


TERINGAT BAPAK ALI
Jam empat sore sudah, akupun kembali ke counter hp untuk ambil battery ku. Dan sudah cukup penuh. Akupun kembali ke Cijulang karena teringat bahwa dulu sewaktu aku kecil, pada usia 5 atau 6 tahunan, aku pernah meninggalkan orang tuaku dikampung sana dan pergi ke Cijulang ini bersama orang lain. Ya, bapak Ali yang membawa aku ke sini, aku dibawanya keliling Cijulang dan Pangandaran.


Entah berapa hari aku berada di Cijulang, di rumah beliau waktu itu. Yang aku ingat aku dibawanya ke sebuah pantai yang mana disana ada sebuah bukit kecil berumput rapi, dan kami berphoto disana, sebelumnya aku juga dibelikannya pakaian khas pangandaran, itu adalah sekitar tahun1982 an. Kamu bayangkan waktu itu mungkin tai kotok pun masih dilebuan. Aku ingat persis sepanjang perjalanan itu aku bisa melihat kereta api yang meluncur diatas relnya dan menembus sebuah terowongan, kamu bayangkan betapa eksotisnya waktu itu, dari dulu disana sudah banyak sekali pohon kelapa yang menjulang tinggi. 

Dan sepanjang jalanan waktu itu masihlah lengang oleh kendaraan maupun pemukiman penduduk. Aku mencintai bapak Ali ini karena beliau juga menyukai aku sampai aku diajak ke rumahnya dan menginap disana, diberinya makanan yang enak-enak dengan ikan laut yang baru diambil dari laut.

Pagi harinya kami pergi keluar untuk membeli ikan yang dibawa nelayan, dan sorenya akupun berkeliling Cijulang itu. Yah kukira beliau memang menyukai aku, karena aku baik mungkin atau cakep mungkin.....ah ngaku-ngaku.
Aku ingat rumah beliau itu tak terlalu jauh dari sungai yang sangat deras aliran airnya dan sangat jernih...kuperhatikan saat ini sungai itu sudah cukup berubah, tak sederas dulu lagi aliran airnya. Sangat disayangkan sekali memang.

Karena aku teringat beliau itulah akupun ingin menjumpainya lagi. Apakah beliau masih ingat ataupun tidak aku belum tahu. Akupun telpon orangtuaku untuk menanyakan alamatnya. Dan dikasih tahunya hanya di sekitar lapangan saja karena persisnya bapakku sudah lupa. Maka akupun mencari lapangan itu, dan disana aku temui sepasang suami istri yang sedang menunggu warungnya dan aku beri salam,

"Assalamu ‘alaikum...pak punten bade tumaros...manawi bapak kenal sareng bapak Ali...?"
"Ya tentu saja kami kenal, tak ada yang tidak kami kenal, karena dikampung ini walaupun jarak antar rumah terjauhpun kami mengenalnya semua, beda dengan dikota dengan tetangga saja tidak saling kenal kan...?," begitu ujar si bapak.

"Tapi nama bapak Ali itu disini ada tiga orang kang, dan kesemuanya sudah pada meninggal...!"
"....inna lillahi wainna ilaihi raaji’un..."
"Bahkan sudah puluhan tahun itu," kata si bapak meyakinkan aku. Akupun tak bisa berkata banyak lagi. Tapi minimal aku ingin ketemu keluarganya.

"Jadi gini kang...bapak Ali yang dimaksud itu memang dulu disini, tapi memang sebelumnya disana dekat sungai, itu saat dengan istri pertamanya. Nah di dekat lapang ini adalah saat dengan istri yang kedua. Anaknya juga bekerja di Jakarta saat ini yaitu namanya Maman"...

Ya...kurang lebih begitulah percakapan kami...mungkin sampai dua puluh menit aku disana karena aku benar-benar penasaran dan merasa kehilangan karena ternyata beliau sudah tiada sejak lama. Aku menyesal atas semua ini. Tapi memang baru kali ini aku bisa kesini, karena dulu belum memungkinkan. Ah aku menyesal tak sedari dulu berusaha untuk menemui beliau.


Akupun pergi  dengan sedikit sesal didada. Dan itu membuat aku menjadi mengingat beliau. Semoga saja beliau di alam barzah sana mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT, amin ya rabbal ‘aalamiin.

Mungkin kalau aku punya anak lelaki kelak akan kuberi  nama Muhammad Ali, untuk mengingat kan kepada beliau dan juga sekaligus mengingat legenda tinju, dan juga untuk kecintaanku kepada sang Nabiku dan para sahabatnya termasuk sayyidina Ali Karamallahu wajhah. Amin.

Kelak aku berjanji untuk kembali ke sini dan lengkap membawa photo kami waktu dulu agar, aku lebih mudah menyusurinya dan semoga bisa ketemu dengan keluarganya untuk sekedar menyambung tali silaturahmi, amin.
Dan kalau mungkin inginlah berziarah kepada kuburannya. Untuk mendo’akannya lebih dekat lagi, semoga diterima iman islamnya dan mendapat segala ampunan dan kasih sayangNya, amin ya rabbal ‘aalamiin.

MALAM YANG BERKABUNG
Akupun kembali lagilah untuk rencana besok ke Green Canyon.
Sore menjelang maghrib itu saya berhenti disebuah warung, sekalian untuk mencari penginapan yang aku cari sejak tadi. Aku sebenarnya sudah dapat tetapi, aku masih ingin mencari yang lainnya. Apalagi tadinya siapa tahu aku bisa ketemu bapak Ali dan mungkin aku bisa bernostalgia bersama beliau, sayang berita itulah yang aku dapatkan. 

Tak terasa adzan maghrib pun berkumandang, dan akupun pergi ke Masjid Agung Cijulang, aku sudah ada kamera sekarang dan ku potretlah mesjid yang cukup megah ini beberapa kali. Aku di mesjid itu hingga selesai sholat Isya, karena sejak maghrib turun hujan sehingga aku tak bisa kemana-mana.

Seorang jemaah masjid itu menyapaku. "Bade teras kamana kang...?", katanya dengan nada yang baik.

Akupun menjelaskan bahwa aku sedang mencari penginapan. Lalu beliau menawarkan untuk tinggal dirumahnya saja. Namun aku sedikit gak enak lah. Tapi baiklah mungkin untuk menghargai niat baik beliau aku tak boleh menolak ajakannya. Tapi aku bilang kepadanya bahwa aku akan ke tempat penginapan semula untuk memastikan, kalau masih ketemu orangnya mohon maaf saya tak bisa tinggal di rumah ini, karena aku sudah ada janji dengan mereka. 

Akupun pergilah untuk memastikan penginapan yang semula, tetapi orang yang tadi ketemu diwarung itu tak aku jumpai lagi sementara aku belum sempat melihat lokasi rumah untuk penginapanku karena waktu itu beliau keburu pergi dari warung dan akupun pergi untuk sholat maghrib. Sehingga dengan menyesal akupun tak jadi menginap disana. 

Tetapi walau demikian, tetap saja aku merasa gak enak jika harus menumpang di rumah orang, walau dalam hatiku tentu aku akan memberinya sekedar uang rasa terima kasih. Dan akupun mencarilah makanan untuk dibawa, dan hanya ada martabak. Akupun pesan, tetapi ternyata disana aku membaca ada penginapan. Dan tak pikir terlalu lama lagi, akupun masuk untuk cari tahu ada kamar yang bisa di sewa malam inikah...?.


Alhamdulillah masih ada yang kosong. Dan dengan berat hati karena harus menolak kebaikan dan ajakan orang akupun jadinya menginap disini saja. Gak mahal sih bayarnya hanya cepe saja...senin besok mungkin akan naik. He he he...!

Motorkupun diparkirnya didalam gedung yang juga ada GOR Bulutangkisnya itu, dan dikunci dua kali gembok. Kantuk belum tiba, akupun nonton TV bareng penghuni lainnya bersama seorang pegawai “hotel” . ngobrol ngalor ngidul, dari sejak kasus Ahok, sampai soal kemajuan Pangandaran ini dan juga peran Gubernur terhadap majunya transfortasi pantai selatan, kemudian berlanjut dengan kans penggantinya kedepan, dari bupati Tasikmalaya, bupati Purwakarta sampai Walikota Bandung tercinta. 


Kami ngobrol mengalir saja dan gak pakai batasan, kemana saja nyambungnya. Sampai kemudian membahas agama dan soal toleransi beragama dst. Kebetulan teman ngobrolku adalah keluaran kampus Cipasung. Maka nyambunglah kalau bicara soal agama, kami memiliki basis bacaan dan informasi yang tidak terlalu berbeda sehingga obrolan bisa saling isi dan lancar.

Tak terasa......malam sudah larut, sudah lewat dari 23 wib, saatnya untuk menutup perbincangan dan pergi ke bed room, tiduuuuuur.  
Bersambung....



Lanjut,
BAGIAN TERAKHIR (Green Canyon)

Cijulang, Senin 02 Januari 2017.
Pagi yang gerimis hujan yang terus menerus, membuat hari dimulai lebih lambat dari biasanya. Matahari tentu tak mau menampakkan dirinya dipagi ini. Tapi kita tetap bisa menyaksikan aktivitas masyarakat Cijulang dipagi hari yang mereka entah mau pada pergi kemana, mana aku tahu. Yang naik sepeda, motor, mobil pribadi maupun mobil angkutan kota dan bus antar kota sudah berseliweran di pagi yang basah ini.



Hanya aku yang belum bisa beranjak dari halaman penginapan ini, aku gak mau kalau harus berbasah ria, sebab aku hanya bawa sepasang sepatu dan gak ada serepna. Ya sudah kutunggu saja sampai kau berhenti wahai hujan....!, dalam hati sih berdo’a agar hujannya segera reda, 20 menit sudah aku menunggu akhirnya hujanpun berhenti walau masih menyisakan beberapa sisa-sisanya tapi itu tak lah akan membuatmu kuyup. Jadi akupun berangkat dari tempat itu dan menuju ke balai penelitian mangrove yang kemarin belum sempat aku potret untuk sekedar cari sarapan dan sedikit ambil photonya.



Berhasil,.... walau hanya di sekitar gate saja sebab kalau harus menyusuri ke dalam sana waktuku tidak akan cukup. Aku kan masih ada acara utama lainnya yang belum terlaksana, yaitu menyusuri Green Canyon yang melegenda itu.


Singkat cerita, akupun sampai di tempat pemberangkatan menuju Green Canyon, dan akupun bertanya kepada pemandu disana. Akhirnya aku memilih untuk ikut Body Rafting. 

Aku masih harus menunggu teman-teman dari anggota Viking Garut yang akan menjadi temanku selama body rafting ini, mereka masih berkemas di daerah Cimerak sana, gak jauh dari desa Batu Karas ini.

Ya base camp Janggala memang ada di desa Batu Karas juga, gak jauh memang dari Gate Pantai Batu Karas. Jadi kita benar-benar gak perlu jauh-jauh untuk paket wisata yang menarik ini, cukup melangkah sedikit (pakai kendaraan tentunya), sudah bisa kebeberapa lokasi wisata dalam satu hari.



Janggala Adventure...

Yup, itulah namanya. Nama dari penyelenggara adventure ku hari ini, jam sudah sekira pukul delapan tigapuluh waktu Pangandaran, atau tepatnya waktu Batu Karas Cijulang Endah Simelekete ini.

Barudak viking belum datang juga, ya sudah aku nongkrong aja dulu mencermati suasana di atas dermaga dan sungai yang ijo bagai batu akik khas Garut itu. Disini juga teramat endahnya...teramat mempesonanya...alamnya, suasanaya, orangnya...sungguh luar biasa.

Kamu akan tahu betapa luasnya tanah kita ini, tanah pertiwi ini. Dari Merak sampai Cimerak, dari Ciroke sampai Merauke, dari Simeuleu sampai similikitik...he he he...Indonesia Raya, Indonesia Jaya. Tanah Pasundan yang mulia, Tanah Pajajaran Yang Kaya Pesona. Kita harus bangga dan bisa memelihara semua itu, jadilah patriot bangsa sang pembela kebenaran dan pembela merah putih.

Merah darahku, putih jiwaku. Merdeka...!
Kembali ke leptop....!



Sembilan waktu Cijulang. Akhirnya teman-teman dari Viking sudah tiba. Kami pun prepare untuk adventure kali ini. Kami siapkan semua peralatan safety dari helmet, body hernest,,,bukan, bukan body hernest kayak mau naik pohon kelapa saja pakai safety belt...!, ya pelampung dan dekker pelindung cuncurang....kalau kau punya mungkin kau perlu juga glove atau sarung tangan khusus anti air dan anti gores...he he he.



Setengah sepuluh wib kamipun berangkat dengan mobil bak terbuka yang khusus untuk angkut manusia. Terutama untuk angkut kami kali ini.

Sepuluh menit, duapuluh menit belum juga sampai, jalanan melewati jalan beraspal yang mulus banget, selepas itu barulah memasuki jalanan adventure yang sesungguhnya, jalananya itu lebih cocok untuk off road dan gak bedalah seperti ke lokasi listrik masuk desa masa kini, dibalik bukit dan gunung-gunung. Jalannyapun dari tanah seadanya. Tapi justru itulah membuat wah nya perjalanan ini.
Banyak sekali perkebunan kelapa disini, kalau kau liar dalam bahasa sunda teu kuuleun cicing wae di imah kayak anak gadis pingitan. Kau akan merasa inilah rumah sebenarnya bagimu...., ya...petualangan. 

Orang berpetualang akan banyak hal baru yang tak bisa kau dapatkan dipojok kamarmu. Yah, itulah sekilas infonya.
Jadi aku bisa tahu bagaimana gula merah dibuat, ternyata dari kebun kalapa inilah awal muasalnya. Dan itu tak didapat dengan mudah, kau akan harus menyadapnya lebih dulu, kalau kau gak pergi kesini kau tak akan tahu bagaimana cara nya semua itu.

Makanya menurut hematku kalau kau seorang lelaki, jadilah petualang janganlah jadi ayam sayur, sedikit-sedikit akit kan gak banget deh....!. ih kok jadi rada sinis begitu ya..?.
Gak lah, aku lebih suka punya teman yang kuat dibanding teman yang anak rumahan....suerrr...!.

Tak terasa sambil cerita ini, ternyata kami sudah sampai di titik start to the jungle and the river,....
yeah beautifull river.....!


Kamipun dipersiapkan dengan olahraga pemanasan tubuh lebih dulu, agar otot loe gak kaku, kalau masih kaku jangan mulai dulu deh...!, sudah cukup panas dan tubuhpun siap untuk gejebur....!




Gak segampang itu men...!
Kau akan menuruni bukit ini dulu dengan sekitar 71 anak tangga, setidaknya itu jumlah yang diberi pemandu. Aku sih tadi menghitungnya tapi aku lupa berapa hasilnya, habis sepanjang perjalanan kami dipotret terus, jadi weh gagal fokus.


Sesampainya di bibir sungai yang wah..ini. Wow begitu indahnya pantai, eh kok pantai sih, sungai maksud saya. Airnya sangat jernih dan warnanya itu men, seperti kamu tahu makanan khas Jawa Barat kan...?,
ya hijau seperti cingcau...! kalau kau bawa gula aren kau tinggal campur saja sudah enak kayaknya.


Tidak, hijau disini bukan karena airnya berwarna hijau, tidak sama sekali, airnya bahkan bagaikan tetes embun dipagi hari jernihnya bagaikan air sulingan. Aku terpana dengan pemandangan disini. Masih enam kilo meter lagi yang belum aku susuri....ada apa disana, aku belum bisa membayangkannya.
Baiklah selangkah demi selangkah, atau sedayung demi sedayung kalau pakai tangan ya sedepa demi sedepalah. Kalau kau renang seayunan demi seayunan tanganmu untuk menuju 6000 meter berikutnya. Wow jauh juga kan...?

Jeburlah.....!, jebur seperti seorang SUPERMAN yang terbang...!,
What.....?! menjebur....!


Oh tidak.....aku kan gak mahir mencebur ke air yang sangat dalam begitu, belum lagi ini kan dialam liar, siapa yang bisa pastikan jika didalam air itu gak ada monster misalnya....?!.

Teman-temanku sudah pada mencebur satu persatu dengan berbagai style masing-masing. Giliran kami berdua, dan aku tak mau jadi yang terakhir...gengsilah...mosok yok jadi sang pembuncit....!?...


Dengan segenap keberanian yang tersisa..dari yang apakah aku punyai itu atau tidak. Kalau kau lihat orang mencebur kau akan bilang itu sih cetek, itu sih enteng atau itu sih gampanglah....!, tapi kalau kau dihadapkan oleh kenyataan seperti aku saat ini, dijamin jantungmu akan berdebar sangat kencang deh...!, bagaimana tidak, la wong sungainya itu gak keliatan ujung dasarnya kok...mana kutahu didalam sana ada ikan raksasa atau mungkin buaya...?...


Tapi mana mungkinlah di sungai jernih ini ada buayanya, lagipula inikan bukan muara dan bukan juga sungai Amazon dan atau sungai Niel.
Ya sudah akupun meloncat...tapi kayaknya sih gak seperti teman yang lain yang penuh gaya, kayaknya sih aku meloncat bagai kodok yang malu-malu dan takut-takut gitu. Kalau dilihat dari photonya sih lebih seperti gaya batu deh...! wk wkw wk....



Berdebar tau..... aku kan pernah trauma, kelelep disungai. Jadinya perasaan itu selalu menghantui aku hingga saat ini.


Alhamdulillah ternyata gak papa, aku masih hidup kok...Alhamdulillah aku ucapkan berkali-kali...
Mungkin sih kalau kau film kejadian itu kau akan bisa lihat rauut muka yang tegang dari aku. 


Soalnya aku sendiri merasa sangat berdebar, dan bagai mau memasuki alam antara kau hidup atau kau berakhir disini. Itulah yang akan kau rasakan disaat seperti aku pertama mencebur ke sungai ini...ngeriii men...!.
Seberani-beraninya aku sebagai manusia, kalau harus menghadapi sesuatu yang harus beresiko dengan akhir nafasmu, kau akan lebih memilih cari jalan yang lebih aman deh...!. tapi syukurlah masa-masa tergenting dalam hidupku saat ini sudah berlalu.


Tapi kemudian aku masih belum juga bisa bagaimana caranya untuk dapat segera bisa maju ke depan dan menyusul teman-teman lainnya yang sudah jauh disana, karena goesan kakiku kok kayaknya tidak mau memindahkan aku sama sekali, masih disitu-situ saja. Padahal berbagai gaya sudah aku keluarkan, dari gaya bebas, gaya katak sampai gaya yang gak ada dalam bukunya.

Hah....coba tenang sedikit, buang ketegangan. Bernafaslah dulu, intinya jangan panik. Dan benar saja aku mulai bisa menguasai situasi, perlahan demi perlahan aku bisa menyusul teman lainnya. Akhirnya aku bisa bernafas lebih lega lagi.
Dan.....wow, aku mulai menikmati ini semua.....


Kau akan lihat bagaimana pemandangan disini, indaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah sekali.
Ini belum selesai, trek masih jauh, baru saja kau lewati satu tahap, masih ada 5960 meter didepan. 


Yap gak sepanjang itu kali...sebab 3 kilo meter sisanya kau hanya akan cukup duduk manis saja diatas perahu. Jadi tepatnya masih 2960 meter lagi kau akan berenang dan body rafting melewati sungai yang dalam (leuwi) dan juga melewati arus untuk body rafting semacam kau palid melewati arus yang deras dan beriak deras tanpa perahu, hanya membiarkan dirimu palid oleh arus yang ada. 



Yap....itulah langkah berikutnya, dan akupun bersiap dengan mematuhi apapun yang di paparkan pemandu, mengambang saja, luruskan tubuh, dan angkat pinggangmu agar pantatmu gak kejeduk bebatuan. Kakimu menjadi kendali, luruskan kearah depan semisal mobil F1 lah.


Akupun meluncurlah....
Benar saja pantatku sedikit kejeduk batu, tapi tak apa hanya sedikit sakit kok. Kau bagaikan seonggok sampah yang dibawa arus sungai yang mengombang ambingmu....Kau benar benar hanya bisa pasrah, arus air tak bisa kau lawan, kau hanya harus pandai untuk lebih tenang dan tidak gugup. Itu pelajaran yang aku dapatkan sejauh ini. Bersikap tenang, percaya diri dan yakin saja. Asal semua sudah melalui perhitungan yang akurat dan kau hanya butuh ada sedikit keberanian saja.

Ini kok seperti motivasi untukku  bisa melakukan hal lainnya ya...?, aku harus berani memulai langkah baru begitulah kira-kira.



Kembali ke sungai,
"Semua siap untuk lompat...!?!"...begitu pemandu katakan kepada kami semua.
Kami diam sebentar, dan .....
"Siaaaap...!" kami serentak menjawab.



Kita akan naik ke tebing itu dan kita akan lompat dari atas sana enam atau tujuh meter lah tingginya. Lanjut pemandu kami menerangkan keadaan sebenarnya. Kami pun sedikit melihat-lihat keadaannya dan juga sedikit berani pada mulanya. Tapi manakala kau sudah ada dibibir tebing itu, tinggi sekali men.....!, Itukan seperti lompat dari lantai tiga men.


(photo ilustrasi semata)

Lalu sang pemandu menerangkan cara-caranya melompat yang aman, jangan inilah jangan itulah, harus ginilah harus gitulah. Semua kami cerna dengan seksama.

Ayo kita mulai, saya beri contoh ya...kata pemandu satunya lagi. Diapun melompat kebawah sana, kecebuur......


Ah gampang itu,....
Gumamku saat melihat pemandu mencebur kesana. Sebenarnya aku gak yakin juga sih, sebab aku melihatnya kesisi hati-hatian.
Tiga orang sudah mencebuur kesana, dan mereka berhasil semua. Kini giliran aku, aku harus bisa, malu lah masa lelaki penakut kayak girly aja....!.

Oke, aku siap untuk mencebuur...dengan ketinggian enam atau tujuh meter ya....bukan enam atau tujuh centimeter loh....!, siap aba-aba satu dua, mundur kebelakang daaaan.......
.................
............
Ah gak jadi, haduh gak tega banget deh...! tiga lantai men....!, huh tapi kayaknya pemandunya juga pada sabar disini dan hanya mesem-mesem saja melihat kami yang  dari tadi gak jadi mau loncatnya...ini ketiga kalinya aku kumpulin keberanianku itu...dan siap, orang lain kok bisa masa aku gak bisa...begitulah cara aku memotivasiku...ya sudah
Akupun meloncatlah,


.....rasanya itu seperti kau ngalenyap deh....pasrah dan jantungmah dar dir dur gak karuan.....malah kayaknya jantungku masih tertinggal diatas sana di saat detik-detik kau meluncur ke bawah sana. Untung saja jantungku bisa menyusul ku kembali dan aku bisa bernapas kembali secara normal biasa. Padahal hatimah masih reuwas euy.....

Pantaslah kalau kau terjatuh dari ketinggian dan dibawah sana bukan air yang dalam, kau pasti akan remuk dan patah tulang pokoknya.  Waduh kau mencebur dan bebarapa air terpaksa tertelan karena kau masih kalut gak karuan...Maklumlah karena aku kan masih pemula...he he he....!. ah gak papa lah, minum air disini kan bersih.
Maka orang pun memberi aplaus sejadi-jadinya....aku memang luar biasa...he he...gak ada yang muji sih...!. gak lah jangan kau puji aku, baru juga terpaksa nyebur itupun karena malu lah...kan.

Masih ada dua lagi dibelakangku yang masih pikir-pikir untuk melompat, kayaknya mereka masih belum tega. Aku ngerti perasaan meraka, sebab aku kan sudah merasakan bagaimana gejolak hati dan gejolak rasa....ngeri bin leuwang bro...!


Karena mungkin ditungguin oleh rombongan berikutnya, dan gak ada perpanjangan waktu lagi, ya sudah satu persatu dari mereka akhirnya merelakan dirinya melompat dengan segala ketakutan yang kau bayangkan sendiri....yah...!.
Kamipun harus memberinya aplaus juga, atas perjuanagan berat mereka itu...itu adalah harga yang pantas buat mereka dan kami semua. Hebaaat....!

Hoh...sekali lagi kami bisa ngarenghap panjang. Untunglah kalian bisa lihat bagaimana videonya ketika kami loncat dari bebatuan itu. Asyik bercampur aduk sama ngeri-ngeri nyos...!.
Coba cari aja di youtube.....dengan judul Green Canyon.
Ah itu mah video yang lain ya, kalau punya kami ada di sini aja.

Didepan sana masih ada beberapa  ajleungan lagi, dan masih ada beberapa seluncuran lagi. Dan masih banyak spot menarik untuk berphoto sambil meminum air, atau menyelam sambil meminum susu. 


Dikiri kanan sungai ini adalah tebing bebatuan berusia ratusan atau mungkin ribuan tahun yang lalu. Kamipun mencebur lagi untuk rintangan berikutnya, leuwi yang hijau.
Kamu bisa bergaya tiduran disini, dan kamu tak perlu berenang untuk melaju, karena walaupun kau pulas tertidur, tubuhmu akan tetap terapung dan bukan itu saja, kau bagaikan diayun dinina bobokan, dan juga melaju dengan pelan, pelan dan kaupun tertidur. Ah nikmat tiada berakhir. 

Pemandangan disaat kau terlentang, kau bisa lihat pepohonan dan bebatuan diatas sana, bahkan pada spot tertentu kau berada dibawahnya, bebatuan diatas sungai ini menjadi semacam atap tribun didalam stadion si Jalak Harupat.
Memang sih jika dipikir lagi ngeri juga sebab kalau bebatuan itu runtuh maka tak adalah tempat buatmu lagi. 


Dari sela bebatuan tua itu pun air gemericik berjatuhan menjadi hujan “abadi”, sesekali kau minum juga gak apa, sebab air disini bukan sembarang air, ada air kesaktian, ada air awet muda itu cocok bagi mereka yang merasa sudah tak muda lagi. Gak lah gak ada itu air kesaktian, kalau air awet muda sih ada katanya. Percaya ajalah karena mungkin air disini teramat sangat alami. Mungkin kalau diteliti yamamoto atau imamoto itu termasuk air yang hexagonal, jenis air terbaik sehingga pantaslah bisa membuat mu tetap awet muda dan cepet tua....percuma dong...!, he he...

Aku sendiri meminumnya beberapa kali, ada banyak air yang turun dari langit-langit Green Canyon ini, ada yang seperti hujan rintik, ada yang seperti hujan ngerecek, ada juga yang seperti hujan lebat.

Pokoknya lengkap dan mantap....!.  rasanya juga enak kok, gak kalah dengan minuman mineral yang biasa ku beli di warung. Apalagi ini kan airnya masih fresh, baru keluar dari pori bumi sementara kalau yang sudah dikemas itumah kan sudah hampir basi kali. Dan terbukti aku baik-baik saja hingga tulisan ini diterbitkan...he he he.

Siap meluncur lagi....!?,
Woke, siap boss......!


Kamipun meluncur lagi melewati jeram yang deras, Cuma tetap saja sih masih was-was. Soalnya itu sama saja kau membiarkan dirimu palid sendirinya, kau gak punya kendali dan juga tak ada stang atau stir. Total pasrah saja kemana air menghempasmu. Makanya harus full safety protection. Pakai helm, pakai pelindung tulang kering dan juga sepatu khusus anti bentur dan anti slip... Jika tidak jangan salah kalau ada sedikit terbentur bebatuan, itu resikonya. Tapi sensasinya yang kau dapat akan sebanding dengan pengorbananmu lah. Kalau kau takut-takut gitu, ya sudah kau tak akan mendapatkan sensasinya. Bukankah adrenalin adalah juga hal yang sangat penting bagi seorang lelaki sejati....?!

Sayang sekali, caraku meluncur gak sempurna, bahkan ngarengkol gak karuan sehingga aku kelelep dan terputar dalam arus dan pusaran air. Untung saja tak ada benturan berarti, hanya sedikit terasa sakit di jari karena aku sedikit panik dan meraih-raih batu disekitar. Alhamdulillah gak ada luka, hanya sedikit perih beberapa saat saja. Bahkan setelah itu sesungguhnya aku ingin kembali ke hilir dan memulainya lagi, tapi sudahlah kita harus tetap menghadap kedepan.
Dan kaupun meluncur lagi dalam sungai yang dalam dan kamu bisa kembali bersantai dengan gaya yang sesuai selera. Telungkup atau telentang atau bahkan bersila didalam air pun bisa kau lakukan, mungkin masih ada cara lainnya untuk menikmati kau terapung dalam sungai jernih dan dingin sejuk ini.
Alhamdulillah aku dapat beberapa photo terbaik...minimal begitu yang dikatakan pemandu.


Kareta Api atau Spur....!

Itu adalah salah satu formasi yang diberikan oleh team pemandu, semua peserta telentang dengan masing masing memegang teman didepannya, kalau kau lepaskan peganganmu maka akibatnya kereta jadi terputus.
Itu adalah cara yang paling asyik untuk bermain air. Jadi teringat masa kanak-kanak. Sisi kekanak-kanakan kami kembali muncul karena permainan ini.
Tapi lebih dari itu, main kerata air ini menjadikan kamu semakin solid dan kompak. Ada ikatan emosional antara kami semua karenanya. Tapi memang kadang kami lupa pegangan, sehingga kereta kami bercerai berai.
Tak apa masih ada permainan lainnya lagi kedepan. 


Seratus mapuluh meter sudah kurang lebih sungai ini kami jerami. Dalam bebrapa spot kami naik kebebatuan dan jepret...jepret. itu bagus banget viewnya.

Dalam versi aslinya disini jauh lebih bagus lagi, sebab kalau dalam photo itu sangat terbatas jangkauannya sementara dalam aslinya ini, kau bisa berputar 360 derajat dan lebih hingga bisa sampai memutar keatas dan atau kebawah arah pandangmu. Ini semua memang sepertinya sudah secara khusus tercipta untuk menjadi segalanya indah semata.


200 meter sudah kami bermain air dan jeram. Dan disana masih jauh kedepan. Ternyata spotnya banyak banget dan beragam tentunya. Tapi intinya adalah semua indah dan asli buatan Tuhan. Seperti bebatuan putih ini yang bagai terbuat dari manik-manik, jadi teringat batu akik. Jangan sampai ini bebatuan sampai kepada kolektor dan pemburu batu akik, bisa-bisa di jarah mereka.

Tapi syukurlah pengelolaan kepariwisataan di kabupaten Pangandaran ini sudah selangkah lebih maju, ini sudah selayaknya pariwisata di Lombok atau Bali sana. Para pelaku kepariwisataan disini sudah cukup profesional. Kita harus acungi jempol, dan semoga sumber alam di sekitar sini tetap lestari agar ini semua bisa terus dinikmati kita dan generasi berikutnya sampai kiamat, amin.
Semoga juga sumber air alami diatasnya tetap bisa dijaga oleh warga sekitar dan itu sangat penting tentunya.

Kami pun bersiap lagi untuk melompat, kali ini tidak setinggi yang kedua tadi. Walau demikian tetap saja kita itu lompatnya dari atas ke air yang dalam, bukan ke atas kasur yang empuk. Semua kami bisa melakukannya disini dengan sangat sempurna dan akupun terjepret kamera dengan cukup kerennya. Terima kasih ya kepada para pemandu kang Ahmad dan kang Tommy. Berkat bantuan kalian kami bisa dapat photo-photo yang indah bisa dikenang sepanjang masa, amin.


Dari lompatan satu kepada jeram berikutnya dan terus kepada leuwi selanjutnya hingga tak terasa kami sudah meliwati pertengahan perjalanan. Untuk detailnya kau arungi sajalah sendiri, aku mungkin siap untuk menemani. Kan lumayan ada fee perjalanan...he he he.

Inilah ternyata yang disebut Green Canyon itu, landscape nya tak pernah bisa membuatmu bosan, habis satu handicap masih ada lagi tantangan berikutnya. Mau air tenang menghanyutkan ada banyak disini, mau ada air deras juga tak masalah asal hati-hati saja karena gak semua jeram bisa dilewati oleh hanya body raftling karena arusnya sangat deras dan bebatuannya terlalu besar dan lainnya sempit bagai cerukan yang dalam dan itu bisa menghabisi petualanganmu.
Jadi tetap ikuti komando team pemandumu. Kalau rightingnya ke kanan, kau tak boleh kekiri, pun sebaliknya. Kalau ada lampu merah kau harus berhenti.... kayak di jalan raya aja...!.

Kau tak bisa meleng disini sebab bisa-bisa kau tertinggal rombongan. Dan juga tetap jaga fokus jangan sampai pandanganmu terganggu oleh hal-hal yang membuatmu jadi gagal focus. 


Tetapi memang amat sulit untuk seratus persen berhasil dari gangguan pemandangan yang ada, disaat yang lain sudah jauh didepan kau masih saja terpana oleh pesona yang ada dari alam bebatuan sampai dengan gemericiknya air yang berjatuhan dari atas sana yang seakan tak habis-habisnya itu. Pun oleh gangguan yang bersifat kondisional atau bersifat situasional seperti kami alami sehingga benar-benar tak bisa fokus 100 persen, maksimal 80 persen lah. Beberapa teman jelas gagal fokus dalam hal itu. Ah aku juga sih sama saja. Tapi sebisa mungkin tetap fokuslah kedepan ke arah tujuan kita, seperti juga dalam kehidupan nyata kita ya kan...?.

Kembali ke sungai Green Canyon yang beautyfull.


Formasi Bunga Matahari.


Habis sudah kau liwati bagian tadi bersambung terus tanpa henti kepada spot berikutnya, kamipun membuat formasi memutar sambil mengambang bagaikan susunan bunga matahari yang mengambang di atas air dan sementara diatas posisi kita itu ada batu yang menjorok menyerupai atap yang darinya keluar cucuran air yang indah bagai kau dipersilahkan untuk kembali berdecak kagum karenanya.
Kamipun berputar karena arus air dengan sendirinya dan kamipun sangat rileks padanya, bagaimana tidak rileks, tubuhmu kau biarkan mengapung tanpa beban dan mengambang, ini lebih nyaman dibanding tiduran di kasur terempuk sekalipun karena disini kau sama sekali tak mendapat tekanan dari berat badanmu sendiri, tetapi sebaliknya tekanan air dari bawah itu membuatmu seakan melayang-layang. Semua ototmu menjadi tanpa ada konstraksi apapun, benar-benar lepas dan rileks. Inilah mungkin rileksasi yang terbaik juga.



Kalau masih ada banyak waktu maunya sih aku tertidur saja lebih lama disini, biarlah nanti rombongan terakhir yang akan membangunkan aku. Sayang aku jelas tak mau ditinggal oleh rombongan, masak mau jalan sendiri ditempat yang asing ini...?..kan nanti tak ada lagi “lampu petunjuk lalulintas” dari team pemandu yang bisa mengarahkan arah dan lajuku. Bisa bisa kau tersedot pusaran dan jeram yang deras.


Berkali-kali aku meminta pemandu untuk dapat diambilkan potret pada titik-titik yang bagus. Tak bisa semua titik, sebab itu akan memakan waktu seharian. Kecuali kau berangkat secara privat, kau bisa lebih leluasa dengan waktunya. Tapi kalau privat tentu tak akan seseru dibanding dengan beregu seperti ini, gak adalah temanmu untuk ketawa, masa mau ketawa sendiri, kalau dilihat orang kan lain ceriitanya.


Jeram putar atau jeram aduk atau jeram blender.
Ini adalah jeram keberanian, kau harus seratus persen berani. Kalau hanya setengah berani gak lah bakal mau meliwatinya. 


Dari kami berenam hanya ada dua yang cukup memberanikan diri merasakan sensasi jeram blender ini, termasuk aku dong.
Gak percuma kan aku bercerita disini karena aku mengikuti semua wahana yang tersedia di jeram alam ini. Walau bukan yang pertama, temanku yang satu itu memang berani, lebih berani dari aku, makanya dia selalu didepan. Dan aku tak pernah menjadi yang terdepan disini. Malahan seperti aku bilang tadi, nyaris saja aku menjadi yang terbuncit, terutama untuk tantangan yang pertama itu, masih ngeri-ngeri nyos gitu deh...!. Teman-teman yang lain jauh lebih berani di fase tersebut, bahkan kalau bukan kebaikan teman pastilah aku jadi yang terakhir disana. 


ini salah satu photo terbaikku, itu adalah dalam jeram yang deras tapi alhamdulillah aku dapat moment photo demikian itu, itu gak semua bisa loh...!, makasih kang Ahmad yg telah dapat photo disaat yang tepat.

Jadi sesungguhnya amat tak layak aku menjadi menepuk dada hanya gara-gara bisa meliwati jeram blender ini. Tapi memang sih sensasi jeram blender ini seperti saja kau diblender menjadi jus wortel, kau diputar dalam pusaran arus yang tak bisa kau lawan sama sekali. Itulah kau hanya butuh rasa pasrah dan sedikit do’a yang khusuk.
Tetapi nyatanya justru jeram blender inilah yang menurutku paling safety, karena sama sekali aku tak bersentuhan dengan bebatuan apapun, mungkin walau alurnya berkelok tapi arus dan volume airnya yang cukup untuk membuatmu tak bersentuhan dengan bebatuan, sehingga dengan arus yang deras itu kau tak butuh waktu yang berlama-lama dijeram tetapi meluncur saja sehingga dalam setiap senti jalur itu kau hanya lewat begitu saja.
Wus wus.....meluncur begitu saja, bebatuannya juga terasa lebih smoote dan itu seperti seluncuran di waterboom saja mungkin.


Nah diujung jeram itulah kau seakan diputar dalam blender untuk pembuat jus. Tapi tak apa, nilainya adalah 93 dari 100 brow....!, selalu saja Marc Marquez pilihan nomornya. He he he...!, padahal tadinya aku pilih nyaris 100 persen yaitu 99, tapi aku anulir ah takut dibilang fans nya Lorenzo padahal aku kan fansya 93. He he deui.

Alhamdulillah benar benar aku syukuri bisa merasakan sensasi jeram blender ini, kapan lagi aku bisa kesini, belum tentu dalam beberapa bulan kedepan, mungkin tahun depan bisa kesini lagi. Kan sayang kalau tak bisa merasakan sensasinya itu...pokoknya super duper lah...!

Tapi jangan berkecil hati juga bagi teman-teman yang pilih jalur darat. Tetap salam satu hati dan salam semakin didepan. Okey brow...!

Kamipun melanjutkan kepada leuwi berikutnya dan jeram selanjutnya, nah hingga akhirnya tibalah kepada final trap...! bukan jebakan maksudnya tapi rintangan selanjutnya...NGAJLEUNG DEUI EUY...!...


Ini adalah wahana terakhir sebelum kau sampai kepada leuwi terakhir dengan air tawar asli, sebelum kau turuni ke sungai air payau...yang pada kemarau sungai ini akan berasa menjadi asin karena itu langsung terhubung ke muara dan lautan lepas. Jadi ajleungan ini tak boleh dilepas atau disia-siakan begitu saja. Ini adalah boomnya.

Namun seperti pada jeram blender, pada ajlengan inipun kembali hanya diikuti dua peserta, teman lainnya belum tega kayaknya....disini kau bisa ambil ancang-ancang dulu agar kau bisa lebih jauh melompatnya, kalau kau setengah hati jangan deh karena takut terantuk batu dan malah bisa cedera.

Ketinggian lompatan terakhir ini kurang lebih 4-5 meter lah. Bukan yang tertinggi, tapi tetap punya nilai sensasi yang gak kalah dengan ajlengan kedua....!, bahkan mungkin disini lebih powerfull, dan lebih bergaya. Batunya juga lebih smoote dan lebih terlihat keren karena ini seperti batu yang dibuat khusus oleh perancang wahana permainan air. Kalau kau ahli kau bisa saja melakukan berbagai gaya. Tapi cukuplah bagi pemula bisa melompatpun sudah girangnya gak kepalang.

Akhirnya seperti saya katakan, inilah wahana terakhir dan leuwi terakhir, kamipun tiba dilokasi Cukang Taneuh, ini adalah batas dimana perahu bisa bersauh. Di bawah curug ini yang sekira 2 meteran ini , banyak perahu berparkir dengan membawa para ibu dan para bapak yang datang menikmati ujung dari Green Canyon ini.
Alhamdulillah kamipun sampai dengan selamat untuk menunggu perahu jemputan agar kembali ke base camp.


Begitulah sepanjang 3 kilometer ini kami menyusuri sungai Green Canyon, jika kalian hanya naik perahu, kalian gak akan deh merasakan pengalaman seperti kami.
Kalian musti ikut acara kami, untuk reservasi dan pesan tempat, kalian bisa hubungi aku ya di 081220637275....!,
Itu kan iklan. Masak kalian baca cerita yang manis ini secara gratisan doang, musti ada iklannya kan...!?..he he he.


Beberapa menit, 15 s/d 20 menitan saja kami menunggui disini sambil bisa berphoto-photo disini, di area inilah masing-masing kami bisa menggunakan kamera sendiri, karena selanjutnya kami gak akan cebur-ceburan lagi, hanya tinggal asyik diatas perahu wisata.

Perahu yang ditunggu akhirnya tiba, wus, tiba-tiba mesin perahu melaju. Ini juga adalah bagian dari my trip my adventure yang luar biasa ini.

Salam adventure....!


Sampai ketemu dalam edisi selanjutnya....
Wassalam.
Marc Amroe...tea....!

(dan Salam Waras Dari Batukaras)
 Cijulang, 01 Januari 2017

Baca Juga :

Posting Komentar

0 Komentar