sambungan dari tulisan berjudul; Media Sosial
Mereduksi Bahaya Dunia Medsos
Oleh
karena itu, ini menarik untuk di analisa. Kita lihat latar belakangnya, faktor
pemicunya dan kemudian kita coba kupas adakah metode yang bisa digunakan untuk mereduksi semaksimal mungkin
kerugian yang harus kita hadapi itu.
Kun ‘aaliman au muta’aalliman,
wala takun jaahilan.
Kuncinya adalah ilmu, iman dan akhlak.
Ilmu didapat dari belajar, iman didapat dari ibadah yang
baik yang disertai ilmu yang terus menerus, dan akhlak (ketakwaan) adalah hasil
dari semua itu.
Perilaku dalam dunia medsos pun sama saja. akan sangat
dipengaruhi oleh kriteria tersebut diatas.
Oleh karena itu, tak ada pilihan lain selain kita tingkatkan
kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya baca, kebiasaan/akhlak serta ketaqwaan.
Sehingga apabila semua itu sudah dapat di capai, maka insya Allah akan bisa
mengurangi gonjang-ganjing di dunia medsos. Hoax juga gak akan laku lagi,
fitnah gak akan laku.
Namun untuk bisa mengejar kualitas sedemikian itu butuh
waktu dan biaya yang besar. Sebab infrastruktur pendidikan/penyuluhan agama/bimbingan
yang terbatas akan berbanding lurus dengan output sumber daya manusia yang
dihasilkannya.
Membangun kualitas SDM itu adalah investasi yang cukup
panjang. Orang sekolah/mesantren itu butuh waktu belasan dan puluhan tahun
sampai bisa lulus dengan baik. Proses yang panjang itu pun belum tentu sesuai
harapan jika tidak didukung oleh infrastruktur perundang-undangan, ketersediaan
fasilitas umum, fasilitas sosial dll.
Kita minta niat baik dan perjuangan dari kita semua. Gak bisa
kalau hanya menunggu atau menyalahkan pihak lainnya. Mari mulai dari sekarang, dari hal kecil dan dari diri kita sendiri.
Demikian,
Bandung, 16 Januari 2019
Wassalam
0 Komentar