Apalagi jika matahari bersinar dengan sukacita seperti di pagi ini.
Perkampungan yang sepi, dengan hamparan sawah-sawah di depan mata adalah panorama yang terbaik untuk dijalani. Suara-suara domba, suara-suara ayam di kampung sebelah, dan suara-suara orang yang bercengkrama, ngobrol tentang kambing, tentang mancing maupun tentang apa saja...adalah suara-suara yang menemani pagi yang baru saja akan dimulai.
Perkampungan yang sepi, dengan hamparan sawah-sawah di depan mata adalah panorama yang terbaik untuk dijalani. Suara-suara domba, suara-suara ayam di kampung sebelah, dan suara-suara orang yang bercengkrama, ngobrol tentang kambing, tentang mancing maupun tentang apa saja...adalah suara-suara yang menemani pagi yang baru saja akan dimulai.
Suara motor, suara mobil, suara gemericik air juga adalah anugerah terhebat untuk hari yang sepi begini. Sekali-kali memecahkan kesendirian ku.
Hari akan dimulai, yang petani pergi ke sawah yang pegawai akan pergi ke tempat gawe nya dan yang guru akan pergi ke sekolahnya. Yang murid juga akan pergi untuk menuntut ilmu.
Sakit...
Seperti yang aku alami saat ini.
Kamu pikir kamu tidak akan pernah sakit...?, Kamu pikir akan
selalu sehat saja sepanjang hidupmu...?!.
Boleh jadi, satu hari kamu juga akan 'karandapan' yang
namanya sakit dan rasa sakit.
Kenapa sakit dan rasa sakit...?!.
Sakit boleh jadi tak ada rasa sakit, rasa sakit boleh jadi
bukan karena sakit....kan...?!.
Disaat sakit seperti ini, tubuh kamu teramat tersiksa,
tulang belakang terasa sakit, leher susah menoleh punggung terasa kaku, sakit
dan sangat-sangat tidak nyaman.
Apalagi jika disaat yang sama, gigi kamu bengkak, sakit luar
biasa. Makan gak enak, tidur gak nyaman. Tubuh lemah, angin juga berhembus
seperti menambah penyiksaan. Perubahan cuaca yang berlangsung seperti ini, juga
bisa membuat kita merasakan apa itu namanya demam, tenggorokan berdahak, sakit
persendian pada badan ini. Lengkap sudah penderitaan di hari yang sakit ini.
Berdiri dan berjalanpun kamu gak bisa tegap seperti
biasanya, miring-miring karena rasa sakit dari tulang belulang, terutama tulang
leher, punggung dan juga tulang belikat. Snut-snut terasa menyiksa.
Nah, pada saat yang sakit seperti itu barulah kita menyadari
bahwa sungguh kesehatan, masa sehat adalah berjuta anugerah yang tidak terkira
besarnya. Berapapun kamu punya mobil, punya moge, punya helikopter, punya villa
dan emas segunung, niscaya semua itu tak berarti apa-apa jika anda hanya bisa duduk,
berbaring, jalan miring dan gak tahan diterpa angin. Kamu hanya fokus kepada
kepala yang snut-senut, kamu hanya akan merasakan panasnya kepala, telinga dan
juga gigi-gigi dan gusi-gusi. Apalagi jika kita tak punya apa-apa, berobat pun
harus lihat dulu berapa jumlah uang yang ada di saku.
Kesehatan rupanya adalah sesuatu yang biasa kita dapatkan
sehari-hari sehingga masa sakit rasanya itu tak mungkin kita alami.
Keyakinan seperti itu adalah salah besar, kepercayaan
demikian itu adalah penipuan terbesar...
Sakit, kapan dan dimana pun bisa saja menimpa
dirimu...diriku, dan diri kita semuanya.
Kalau kamu sakit, mana bisa kamu makan apa yg ada di meja
makan. Buah-buahan terasa sulit untuk dikunyah, nasi juga serasa pahit dan
apa-apa saja seakan hanya menjadi hiasan yang hanya bisa dipandang mata.
Maka selagi kita sehat, perbanyak lah kita bersujud
kepadanya karena ketika sakit, kena air pun seperti satu derita tersendiri.
Maka ketika sehat, perbanyaklah berbuat baik. Karena ketika
sakit kita tak bisa berbuat apa-apa.
Dan, ketika masa sakit demikian itu datang, semua kegiatan
kita hampir terhenti kan dengan sendirinya. Pekerjaan terbengkalai, tugas-tugas
tak tersentuh. Kamu hanya bisa bersembunyi dibalik selimut, berbaring diatas
dipan-dipan dan meringkuk di kasur yg empuk.
Keindahan pagi hari tadi, seakan tiada berarti lagi di sore
yang berangin selatan seperti ini.
Sakit, bisa menimpa siapa saja. Bersyukur lah mana kala kita
lebih sering dianugerahi kesehatan. Alhamdulillah.
Kehidupan keluarga kecil sedang menghadapi ujian dan
cobaannya.
Alhamdulillah, istri dan anak kita sehat-sehat saja.
Alhamdulillah, itu adalah anugerah yang tiada terkira. Jangan sampai semua
sakit semuanya. Seperti ayah, seperti sakit yang sedang ayah alami. Sakit itu
bukan kaleng-kaleng, sakit itu adalah satu kenyataan yang boleh terjadi kepada
siapa saja.
Saatnya kita untuk mengingat begitu berlimpah karunia Allah
SWT kepada kita selama ini. Anugerah kesehatan, kedamaian bangsa, ketentraman
keluarga, ketertiban berkendara, kebersihan lingkungan, sinar mentari yang
tidak pernah bosan terbit dari timur. Semua adalah hanya karena kasih dan sayangNya
yang melimpah kepada kita.
Sebab dikala sakit, panas matahari membakar kulit kita,
angin yang berhembus menusuk tulang kita. Suara-suara para tetangga pun seperti
ledekan dan ujaran kebencian yang kita rasakan.
Ah...bukan maksud mengeluh....bukan...tapi ingin rasanya
kita berbagi informasi bahwa sakit itu adalah bukan hal yang mustahil terjadi.
Dan sehat ternyata adalah anugerah yang hampir tiada duanya setelah anugerah
keimanan dan ketaqwaan/kebaikan, kejujuran, kesopanan, kelembutan, keramahan,
persaudaraan dll.
Hari menjelang malam. Lembayung di Katulistiwa.
Memang benar, seharusnya manusia itu banyak-banyaklah
bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Betapa banyak nikmat dan
karuniaNya kepada kita, pemberian, pencegahan, pembimbingan, pemeliharaan
bahkan penolakan-penolakan...adalah semua demi kebaikan hidup dan kehidupan
kita semata.
Allah SWT memang terlalu baik untuk di ceritakan. Kesehatan,
Kecerdasan, Persaudaraan antar Manusia, Pertemanan, Persamaan bahkan perbedaan
suku, ras dan agama semuanya adalah karunia hikmah yang Allah berikan diantara
manusia. Sehingga, manusia bisa saling kenal mengenal, saling jaga, saling
toleransi dll.
Begitu juga dengan diriku, pemberian Allah SWT itu sungguh
tidak terkirakan jumlahnya. Betapa besar kasih sayangnya selama ini sungguh
terkadang kita sering melupakannya. Dosa-dosa yang kita lakukan, pembangkangan
yang kita lakukan adalah sungguh memalukan sekali. Dan sementara kebaikan Allah
SWT tak pernah berhenti hingga saat ini.
Do’a kita, jadikanlah aku seorang yang selamanya bisa
menegakkan sholat, dan jadikanlah sebagai hamba yang mau mensucikan diri,
bartaubat dengan taubatan nasuha. Adalah do’a yang terkadang kita melupakannya.
Do’a itu sungguh sangat berguna, do’a itu sungguh sangat berarti agar kita
mendapat bimbingan dan pemeliharaan dariNya. Supaya kita menjadi orang yang
sholeh, yang sholatnya bisa mencegah dirinya dari perbuatan perbuatan buruk,
durhaka dan kemungkaran. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang manusiawi,
yang menolak segala perbuatan ingkar, nyinyir, ujaran kebencian, penipuan,
fitnah, mengada-ada cerita dst.
Jika saja kita bisa menjadi manusia kamil yang demikian itu,
sudah jelas segala kekacauan kehidupan manusia ini dapat dihindari. Bahwa ketaqwaan
itu adalah mengerem manusia untuk berlaku durjana, berbuat merugikan, berbuat
tidak senonoh, berbuat menyakitkan dst. Jadilah kehidupan kita menjadi
harmonis, tentram dan saling memaafkan.
Hilang kebencian kita kepada manusia, yang muncul kemudian
adalah kebijaksanaan. Yang kita benci adalah kemungkaran, pelanggaran hukum,
pelanggaran kesepakatan dst. Dan kebencian kamu kepada manusia tidak
mengakibatkan kamu berlaku dzalim kepada mereka. Tujuan baik harus dilakukan
dengan niat dan cara-cara yang baik dan benar. Menghentikan pelanggaran tidak
dengan cara perbuatan yang melanggar. Menghentikan kemungkaran tidak dengan
kemungkaran lainnya.
Kebaikan di sebarkan dengan kebaikan, bukan dengan
kemurkaan, kebringasan...dst. Orang baik harus berbuat baik. Tidak dikatakan baik
jika kamu tidak berbuat baik. Ya kurang lebih seperti itu.
Rasa syukur itu mencegah kita untuk bisa menghentikan
kerakusan. Rasa empati itu bisa menghentikan kita untuk tidak berlaku curang. Rasa-rasanya,
kita memang harus selalu berusaha untuk melihat orang dari sisi kita. Melihat orang
seperti diri kita. Kita mau memukul, apa mau kita juga dipukul..?!. Kita gak
mau dipukul, maka orang lainpun juga sama tidak mau dipukul orang bukan..?!?.
Anak kita, semakin hari semakin bertambah juga usianya. Dia semakin
besar, sebentar lagi masuk TK. Dua bulan lagi. Alangkah cepat waktu ini
berputar....tidak berasa seakan baru kemarin dua hari kita menikah. Ternyata anak
kita sudah beranjak lima tahun usianya...berarti kita menikah sudah 7 tahun
lebih.
Anak kita sudah meminta adik. Mungkin iya, sebaiknya kita
memang punya anak lagi. Semoga ilahi rabbi berkenan saja mengabulkan pinta
kita. Aku percaya, Allah SWT akan segera mengabulkan do’a kita itu ya
Bun...?1?.
“Bunda juga sudah pengen anak lagi pah, supaya si Ade punya
temannya bermain, dan mamah juga jadi tambah senang...banyak anak mungkin akan
lebih seru keluarga kita ya pah...?.”
“Iya mah...tentu saja”.....
Hari berangsut menuju malam....para tetangga sudah terasa
sepi tak ada lagi hilir mudik kendaraan di depan rumah....penjual sate
madura....penjual siomay, penjual mie tektek....apa saja biasanya lewat di
depan rumah kita. Malam ini terasa sepi sekali.
Besok, semoga hari akan cerah seperti tadi. Tidak seperti
malam ini, yang rupanya karunia air hujan telah membasahai Indonesia dan
sekitarnya.
Lembayung di katulistiwa, memang indah ada di balik bukit, gunung, sungai dan persawahan yang menawarkan sejuta citarasa dari panorama Indonesia kita. Negeri hibah ilahiyah...negeri penuh kehebatan. Negeri sejuta kebaikan membuat seluruh dunia begitu takjub terhadap negeri ini.
Kami memang tak cuma satu suku bangsa, tapi kami merasa senang hidup bersama. Kami memang berbeda, tapi karena perbedaan yang ada itu kami menjadi bisa saling bijaksana....saling cinta, saling jaga, saling rangkul, saling bina, saling memberi. Itulah dunia yang kami bina, sehingga kebahagiaan adalah milik kami se bumi Nusantara.
Lembayung di katulistiwa, memang indah ada di balik bukit, gunung, sungai dan persawahan yang menawarkan sejuta citarasa dari panorama Indonesia kita. Negeri hibah ilahiyah...negeri penuh kehebatan. Negeri sejuta kebaikan membuat seluruh dunia begitu takjub terhadap negeri ini.
Kami memang tak cuma satu suku bangsa, tapi kami merasa senang hidup bersama. Kami memang berbeda, tapi karena perbedaan yang ada itu kami menjadi bisa saling bijaksana....saling cinta, saling jaga, saling rangkul, saling bina, saling memberi. Itulah dunia yang kami bina, sehingga kebahagiaan adalah milik kami se bumi Nusantara.
Kamu punya satu negara satu suku bangsa...maka kami punya
satu bangsa 1340 suku bangsa.
Kamu punya satu negara satu daratan...kami punya satu negara
ada 17 ribu daratan plus lautan yang dalam, luas, kaya raya segala ada. Maka,
tak ada satu pun yang boleh mengganggu persaudaraan kami....yang ada adalah
rasa persaudaraan diantara kami akan semakin menguat. Cinta, senasib
seperjuangan kami adalah warisan para leluhur kami.
Memang diantara kami mungkin pernah ada perselisihan, tapi sebagaimana antara adik dan kakak, sebagaimana antara piring dan sendok pun tak selamanya tanpa ada gesekan. Tapi kami percaya, kedewasaan dan otak kami lebih jernih dan lebih cerdas untuk tidak tenggelam dalam kebencian diantara kami.
Bagi kami, orang Papua adalah saudara terbaik kami, bagi kami, orang Aceh adalah saudara yang banyak pengorbanannya untuk negeri ini, bagi kami orang sulawesi adalah saudara yang baik sekali, bagi kami orang Bengkulu adalah saudara yang terlalu baik buat kami. Bagi kami, orang Jawa adalah saudara besar kami, bagi kami orang Sunda adalah saudara seperjuangan untuk negeri. Bagi kami, orang kalimantan, nusa tenggara, maluku, bali dan semuanya adalah keluarga besar bagi Republik Indonesia.
Memang diantara kami mungkin pernah ada perselisihan, tapi sebagaimana antara adik dan kakak, sebagaimana antara piring dan sendok pun tak selamanya tanpa ada gesekan. Tapi kami percaya, kedewasaan dan otak kami lebih jernih dan lebih cerdas untuk tidak tenggelam dalam kebencian diantara kami.
Bagi kami, orang Papua adalah saudara terbaik kami, bagi kami, orang Aceh adalah saudara yang banyak pengorbanannya untuk negeri ini, bagi kami orang sulawesi adalah saudara yang baik sekali, bagi kami orang Bengkulu adalah saudara yang terlalu baik buat kami. Bagi kami, orang Jawa adalah saudara besar kami, bagi kami orang Sunda adalah saudara seperjuangan untuk negeri. Bagi kami, orang kalimantan, nusa tenggara, maluku, bali dan semuanya adalah keluarga besar bagi Republik Indonesia.
Jiwa kami, dipenuhi kebaikan para leluhur kami. Jiwa kami
dipancari kebijakan dan kedewasaan para tokoh tetua kami. Betapa indahnya
kehidupan kami dalam negeri yang bernama Indonesia ini.
Jong Java, Jong Bali, Jong Ambon, satu nusa satu bangsa. Satu
bahasa, bahasa Indonesia....
Kami, putra-putri Indonesia, mengaku satu bangsa satu
bahasa. Bangsa dan bahasa Indonesia. Negeri terindah yang kami miliki, negeri
terbesar yang kami miliki. Hendak ke Aceh, hendak ke Papua, hendak ke Jawa,
hendak ke Kalimantan....semua itu adalah tanah kami semua. Tempat hidup kami,
itulah Indonesia.
Lembayung di bumi Katulistiwa itu indah dalam kehidupan
kami.
Bersambung.....
Note :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama dan jalan cerita, itu mungkin hanya kebetulan saja...
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama dan jalan cerita, itu mungkin hanya kebetulan saja...
1 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus