Bukan Musuh Walaupun Kita Tak Sama.

Musuh kita hanyalah mereka yang tak menghendaki perdamaian. Musuh kita adalah mereka yang ingin menang sendiri. "Musuh" yang harus kita ingatkan....musuh yang semoga tak diberi kesempatan menjalankan misinya. Musuh yang harus kita jauhi. 

Kita galang kebaikan secara bersama-sama. Melawan kebodohan, melawan keburukan bersama, melawan kemiskinan bersama. dst.


Hubungan Politik dll

Politik itu memang tak tentu. Tak seperti Matematika atau Fisika. Bukan jika 1+2 adalah 3. Tak selalu begitu. Bisa saja 2+1 adalah tak sama dengan 1+2. Memang begitu. 

Seperti kontestasi politik, seperti kongsi-kongsi politik. Itu belum tentu suatu penggabungan, bisa juga itu adalah sebenarnya pengurangan. Bukan berarti jika partai A ditambah partai B maka hasilnya menjadi 2 partai A dan B. Tak selalu berbanding lurus. Bisa berbanding lurus pada kasus tertentu tapi pada kasus kesempatan lainnya malah bisa berbanding terbalik. Hasilnya tak bisa dipastikan selalu sama.

Mau ngomong apa ini muter-muter kesana kemari...?!

Kita hanya ingin menggambarkan bahwa hubungan perpolitikan itu adalah dinamis. Berubah-ubah dan tidak kekal. Suatu persekutuan antar partai di satu pilkada misalnya, tiba-tiba menjadi lawan di perhelatan yang sama di daerah lainnya. Di sana mereka bersekutu, tapi di sini mereka berlawanan karena beda tempat beda pula dinamika politiknya. Jadi sesungguhnya semua partai itu adalah sekutu dan lawan satu sama lain. Tak ada musuh abadi, dan tak ada kawan selamanya. Semua bersaing demi kepentingan partainya sendiri. Bukan berarti buruk. Tapi begitulah tuntutannya. 

Jadi kepada kita sebagai konstituen, sebagai rakyat atau sebagai pendukung suatu partai. Tidak usah terlalu FANATIK BUTA. Berjuang sesuai idelismenya masing-masing. Akan tetapi tujuan utama kita pada dasarnya satu.....memajukan bangsa Indonesia. Mengejar cita-cita kemerdekaan bangsa, menjadikan bangsa yang adil makmur sejahtera. Bahagia damai seluruh anak bangsa. Berdasarkan UUD 45 dan Pancasila. Sehingga harus menjadi patokan seluruh elemen anak bangsa dalam menjalankan segala perjuangannya. Tak ada yang dituju selain terwujudnya cita-cita tersebut. 

Oleh karena itu, dalam prosesnya, dalam setiap langkah kita harus selalu ingat kepada benang merahnya. Apa sih yang kita kejar...?!!. 

Proses yang dinamis itu memang bukan selalu proses yang matematis. Bukan selalu merupakan hubungan fungsi eksakta. Ia adalah fungsi sosial, ekonomi, budaya, politik dan hankamnas. 

Fungsi sosial...............adalah....
Fungsi Ekonomi .....adalah.....
Fungsi Budaya adalah.......
Fungsi Politik adalah....
Fungsi Hankamnas adalah....dan satu lagi fungsi penjagaan keagamaan yang majemuk.

Fungsi-fungsi tersebut harus dipelihara, dibina, diperbaiki, dikembangkan sehingga tercapai tujuan kita bersama....menuju Bangsa Indonesia yang Bahagia Dunia Akhirat. 

Dalam proses perjuangan tersebut itu, maka kita harus mengedepankan saling pengertian satu sama lain, saling tenggang rasa, saling hormat menghormati dan juga saling bekerja sama, saling menopang dan saling menguatkan. BUKAN SEBALIKNYA.

SETUJU....?!
Harus Setuju. 

Tentu saja pasti akan ada perbedaan-perbedaan. Tentu saja pasti akan ada konflik kepentingan. Itulah Bhineka Tunggal Ika. Walaupun ada perbedaan kepentingan, harus kembali ingat terhadap PERSAMAAN yang kita miliki. Harus kembali tanya kedalam diri.........APASIH TUJUAN KITA....???. Ingat ke PANCASILA dan UUD 45. Itu kuncinya. 

Berbeda-beda baju, tetapi Satu Tujuan Kita. Membangun Rakyat, Bangsa dan Negara Indonesia. 

Saat ini kita mungkin berbeda baju politiknya, bersaing dalam kontestasi pemilu misalnya. Tapi satu waktu mungkin kita akan berkoalisi. Karena kita tak mungkin bekerja sendiri dan karena sesungguhnya tujuan kita sama (harusnya sama). Yaitu Memajukan Indonesia. Bukan menghancurkan Indonesia, bukan memecah belah bangsa, bukan memiskinkan rakyat dan negara, bukan berperang antar anak bangsa, bukan bermusuhan, bukan bunuh membunuh. Tapi....KOLABORASI.

Kata Kolaborasi itu yang sering didengungkan pak Gubernur kita. Bapak Ridwan Kamil. Bukan jaman lagi saling bersaing antar daerah atau antar partai dll. Saatnya kita saling membantu, saling mendukung dan saling bekerjasama karena kita satu Indonesia. 

Bahkan dalam kaitan hubungan Luar Negeri pun haruslah berdasar kepentingan bersama. Perdamaian dan Kesejahtaraan antar bangsa. Karena kita tak mau menghancurkan bumi kita ini. Kita ingin mensejahterakan penduduk bumi demi kebaikan bersama. Bangsa kita boleh beda, tapi kepentingan kita semua adalah sama. Mencari kesejahteraan, kebahagiaan, kedamaian dan kemajuan bersama. Jangan ada sebagian dari sebagian lainnya itu bertujuan ingin maju sendiri. 

Walaupun kita tak akan pernah sama. Akan tetapi, kita juga tak boleh membuat rugi bersama. Kita maju, orang lain juga maju. Kita bahagia, orang lainpun bahagia. Kita untung, orang lainpun tidak buntung. Itulah sejatinya hidup kita. Untuk saling KOLABORASI.

Musuh kita hanyalah...mereka yang menghalangi dan merintangi tujuan kita itu. Selebihnya kita adalah teman. Soal perjuangan menjaga agama masing-masing misalnya, itu adalah sama untuk setiap pemeluk agama. Semua umat tentu akan cenderung melindungi agama yang dianutnya. Karena itulah agama yang mereka cintai. Di dunia ini tak akan mungkin semuanya dalam satu keyakinan agama yang sama. Tuhan sudah menciptakan segala sesuatunya berbeda-beda.**

Firman Tuhan....

"Inna ja'alnaakum syu'uuban waqabaa'ilan, lita'arrafuu.."

Kurang lebih artinya....:
"Sesungguhnya kami menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tiada lain adalah untuk supaya kalian saling kenal-mengenal (saling kolaborasi)".

Dalam ayat lain Tuhan juga berfirman...

"Lakum diinukum waliyadiin.."

"Untukmu agamamu, untukku agamaku...". Jalan masing-masing saja dan jangan saling mengganggu.

Kita dilarang menghujat agama yang lain. Kita dilarang meruksak tempat ibadah orang lain. Karena tak ada paksaan dalam beragama...

"Laa ikrahaa fiddiin"...begitu firman Tuhan. 

Jadi tak ada alasan untuk kita saling memusuhi. Kita jalin persaudaraan sesama bangsa di dunia. Cari persamaan diantara adanya perbedaan-perbedaan. Kita bukan ingin hidup sendiri. Kita semua pada dasarnya sama sedang di uji dalam kehidupan di alam dunia ini. Siapakah yang terbaik amal perbuatannya (peran kehidupannya), bukan siapa yang paling pintar memaksakan pendirian dll. Bukan pula untuk saling menghina. 

Jika Tuhan berkehendak maka niscaya hanya akan ada satu umat saja di muka bumi ini. Tapi Tuhan menghendaki keberagamaan, agar Tuhan mengetahui siapa diantara manusia yang paling berprestasi.


Wallahu a'lam bishawaab.
Salam Pencerahan 

Bandung, 27 November 2020




Catatan Kaki.

**Kita lawan oknum yang ingin membenturkan antar agama (dan juga antar Suku, Ras, dan Agama dll). Kita lawan juga penyakit-penyakit dalam agama masing masing, kita lawan sekte-sekte yang meruksak tujuan beragama itu, yang meruksak agama masing-masing. Karena tentu nyatanya, memang selalu saja ada peruksak dan pengganggu agama dll itu. Dalam agama dan bangsa manapun juga. Misal ada yang ingin meruksak ajaran Islam dari dalam seperti sekte ahmadiyyah, wahabi dll, maka kita wajib melawannya, untuk melindungi agama itu sendiri. Dengan cara-cara yang sesuai, yang benar, yang adil, dan yang baik.

Posting Komentar

0 Komentar