Waktu Adalah Kesempatan Tak Berulang

Waktu adalah modal yang paling berharga. Waktu adalah kesempatan yang tidak terulang lagi. Jika waktu sudah berlalu maka dia hilang untuk selama-lamanya. Kemarin tak akan pernah kembali lagi. 

Kesempatan waktu tak boleh disia-siakan. 

Pun juga dalam pemilihan presiden kita tak boleh buang kesempatan berharga untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik yang bisa memimpin Indonesia menjadi lebih baik, lebih sejahtera merata, lebih maju, dan on the track menuju Indonesia 3 atau 4 besar dunia di 2045. Jangan sampai memilih presiden pajangan yang hanya jadi pemimpin rutinitas tanpa kreatifitas, tanpa perubahan. Tak mampu membawa kemajuan.

Maka pilihlah presiden terbaik berdasarkan alasan yang objektif, bardasarkan rekam jejak prestasinya. Dilihat kemampuan kerjanya, dst. 

Indonesia hanya akan maju bersama presiden yang juara.


#Logis
#NKRI
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKita1ndonesia
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
#IndonesiaJuara

RK
Reputasi
Kapabel dan kredibel

Mahi
Mahir serta modern
Agamis tur amanah
Humanis sedikit humoris
Intelek, ilmiah dan ber-integritas.


Baca Juga:

1. InsyaAllah ada yang lebih baik dari pak Jokowi untuk Pilpres 2024

2. Optimis yang berujung Juara (the power of Motivator)

3. Indonesia Jujur, Indonesia Juara

4. PON saja kalah dari Bali. Berat mau jadi Pleciden

5. Perpres 87. Percepatan Rebana dan Jabar Selatan

6. Beberapa Kerja kang Emil 2020-2021

7. Kapabilitas Seorang Capres RKR1

8. West Java Investment Summit

9. Selamat Hari Santri 22 Oktober 2021

10. Hubbul Wathan Minal Iman. Bela Pancasila

11. Kode Alam

12. Kang Emil dibawa Pakde Jokowi ke KTT G-20 2021

13. Seorang Arsitek Seorang Kreatif Inovatif


Note:
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.

Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.


Posting Komentar

0 Komentar