Bung Karno Bukan Milik Satu Golongan

Bung Karno bukan milik satu partai. Bung Karno juga bukan tokoh partai tertentu. Bung Karno adalah tokoh bangsa, tokoh pendiri negara kita. Ia adalah tokoh bhinneka tunggal ika, tokoh Pancasila, tokoh UUD 45, tokoh persatuan Indonesia, tokoh yang dekat ke ulama, dekat ke pesantren dan dekat ke rakyat umum.


Beliau terpaksa harus bersiasat bermain politik di era perang idiologi dengan nasakom dll. Keterpaksaan yang bukan dari hati nuraninya. 


Penggagas perumus penggali Pancasila tak mungkin kemudian tiba-tiba menjadi pengkhianat dari Pancasila itu sendiri. Mengkhianati pondasi bangsa yang susah payah sudah didirikannya, melawan penjajah, dipenjara, diasingkan. 


Kecuali siasat, kecuali taktik strategi. Dengan begitu, ada alasan kuat untuk dapat membumi hanguskan mereka yang berbuat makar dan kejahatan. Dalam hal ini kejahatan komunis, dll. 


Ada alasan kuat bagi aparat dan bangsa ini untuk bertindak secara tegas dan tuntas. 


Itulah hikmah dari politik, dan strategi bung Karno.


Kemudian kaitannya dengan era sekarang ini adalah apa...?!?


Untuk itu, perlu analisa dan pemahaman yang utuh. 


1. Jangan ikuti langkah bung Karno jika tanpa bisa memahami stretegi dan taktik politiknya bung Karno. Harus melihat perjalanan politik bung Karno secara utuh sejak era pergerakan kemerdekaan hingga supersemar dan bubarnya PKI.


2. Jangan melegitimasi secara sepihak sehingga salah kaprah dan salah tafsir dalam mengikuti idiologi bung Karno. Idiologi kebangsaan bung Karno hanyalah Pancasila dan UUD 45. Selain itu pasti salah. 


Dengan demikian bisa kita tarik benang merahnya, sbb:


1. Bung Karno pendiri negara yang berazas Pancasila dan UUD 45.


2. Bung Karno menolak sistem khilafah 


3. Bung Karno menolak idiologi komunisme karena bertentangan dengan sila pertama daripada Pancasila.


4. Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia, sehingga beliau menempatkan dirinya berdiri di tengah dalam kebhinekaan tunggal ika, satu nusa satu bangsa Indonesia. Tak mungkin beliau akan berdiri di satu golongan saja. Soal pilihan partai ke PNI, bukan berarti beliau anti kepada partai-partai lainnya. Beliau harus memilih satu, karena tak mungkin untuk memilih semuanya. Dan beliau sadar, bahwa banyak partai adalah cermin demokrasi bhinneka tunggal ika. Berbeda warna tapi untuk satu merah putih. 


Itu harus dipahami sehingga orang tidak mengklaim menjadi paling Sukarnois dengan hanya satu cara pandang mereka yang mendasarkan pandangannya dari satu bagian saja dari perjalanan panjang  politiknya bung Karno. 


Photo bung Karno seolah menjadi milik dan ciri khas partai tertentu, itu sama arti merendahkan posisi bung Karno sebagai bapaknya bangsa Indonesia. Milik keanekaragaman bangsa ini.


Sehingga kita berharap kedepan, jangan sampai ada partai yang memonopoli menjadikan ketokohan bung Karno untuk keuntungan dirinya sendiri. 


Bung Karno adalah simbol dari persatuan Indonesia dan bukan simbol dari golonganisme, kubuisme.


Menuju Indonesia maju bersama rakyat cerdas dan pemimpin berkualitas.


#ridwankamil solusi bangsa
#rk capres berkualitas
#rk pemimpin sebenarnya

Posting Komentar

0 Komentar