Pengklasifikasian Hadist contoh Bid'ah Hasanah

Nabi gak membagi bagi hadist kepada bermacam klasifikasi..hadist doif, hadist hasan, hadist soheh. Yang mengklasifikasikan hadist itu para ulama. Itulah bid'ah hasanah.

Pengklasifikasian hadist soheh yang ada saat ini itu adalah produk perbuatan bid'ah, tapi bid'ah hasanah.

Dalam memahami bahasa itu tak cukup makna tekstual semata, tapi harus dipahami juga maknanya dari gramatikalnya, semantiknya, dst.

Itulah kenapa dlm islam dipelajari ilmi mantik, balaghoh, nahwu shorof dst. Itu adalah ilmu untuk memahami makna kata kalimat bahasa. Jangan memahami dalil seperti orang tak mau tahu menahu, pokoknya pokoknya. Harus di analisa dengan seksama yaitu secara gramatikal,  dll.

Para ulama membagi bid'ah kepada dua. Yaitu hasanah atau mahmudah dan sayyiah yang dolalah.

Contoh bid'ah hasanah misalnya dilakukan para sahabat khulaafaurrasyidin (yang dijamin ahli surga) yaitu tarawih 23 rakaat, adzan jum'at 2x, pembukuan Qur'an dll.

Contoh bid'ah hasanah yang dilakukan salafus sholeh al. Pengklasifikasian tingkatan hadist, pembuatan madzhab dll.

Karenanya ajaran Islam saat ini tak akan bisa kita fahami tanpa adanya bid'ah hasanah. Bid'ah hasanah ini mutlak dan wajib adanya sebab tanpa bid'ah hasanah kita tak akan bisa baca qur'an, kita tak akan kenal status hadist soheh, doif dll.

Tanpa bid'ah hasanah kita juga gak akan kenal madzhab. Padahal memahami Islam musti ikuti madzhab, musti tahu klasifikasi hadist, dst.

Jadi adalah bohong orang mengatakan tak ada bid'ah hasanah. Sebab pembukuan al-qur'an dan pengklasifikasian hadist itupun adalah produk bid'ah hasanah.

Tanpa bid'ah hasanah you gak akan kenal apa itu hadist hasan, hadis soheh hadist maudu, doif, hasan, soheh lighoirih, dll.

Omong kosong irang mengatakan tak ada bid'ah hasanah. Dia sendiri pun pemanfaat dari bid'ah hasanah itu.

Jadi memahami Islam itu harus kaaffah, harus dari A sampai Z. Gak bisa sepotong2. Definisi bid'ah menurut ulama dan menurut sahabat itu apa. Itu harus dipelajari sungguh2.

Jangan bandingkan sahabat atau ulama dengan Nabi. Bandingkanlah para sahabat atau para ulama itu dengan kita yang menolak ilmu mereka. Bandingkan siapa lebih benar kita atau para sahabat dalam mengikuti dan memahami ajaran Nabi.

Apakah kita lebih pintar dan lebih benar pemahamannya dibanding sahabat Umar ..?. Beliau adalah pembuat bid'ah hasanah. Beliau menambah rakaat tarawih plus witir menjadi 23 padahal Nabi hanya 11.

Siapakah yang sudah dijamin pasti masuk surga tanpa masuk neraka dulu, apakah kita ataukah sahabat Utsman...?!. Sahabat Utsman juga pembuat bid'ah hasanah. Sejak zaman beliau para sahabat waktu itu semuanya melakukan adzan jum'at menjadi 2x, termasuk sahabat Ali, semuanya ikut tarawih 23 rakaat, adzan jum'at 2x dll karena mereka taati kepemimpinan Umar, Utsman, Ali, dst.

Bid'ah hasanah ini kemudian diikuti pula oleh salafussholeh, para imam madzhab dst.

Barulah 6 abad setelah itu muncul ibnu Taimiyah muda yang mengatakan bahwa semua bid'ah itu dolalah.

Kemudian ibnu Taimiyah dikatakan insyaf. Ajarannyapun kemudian tenggelam.

6 abad kemudiaan setelah ibnu Taimiyah muncul lagi ibnu wahhab yang mengatakan semua bidah itu dolalah.

Jadi dalam mengikuti suatu faham itu harus tahu sejarahnya. Siapa yang membuatnya dst.

Ingat sabda Nabi Muhammad SAW. "Jika kalian ingin selamat, maka ikutilah jumhur umatku karena jumhur umatku tak akan bersepakat dalam kesesatan".

Itu perkataan atau sabda Nabi. Sabda Nabi sudah pasti benar. Nabi menjamin benar ucapannya bahwa jumhur tak akan berbuat sesat. Artinya adalah siapa yang berlawanan dengan jumhur, mereka itulah yang sesat. Jumhur umat Nabi (yaitu jumhur ulama dan para pengikutnya/umat) gak boleh dilawan karena yang jumhur itu dijamin selamat oleh Nabi. Yang sok soan merasa lebih benar dari jamaah jumhur mereka itulah yang tidak selamat. Itu kata Nabi.

Struktur bagunan agama Islam yang ada saat ini adalah produk dari bid'ah hasanah. Nabi mewariskan agama ini kepada para Sahabat, kemudian kepada para ulama. Para sahabat artinya jumhur sahabat. Para ulama artinya jumhur ulama.

Ilmu fiqh pun adalah produk bid'ah. Tanpa bid'ah hasanah umat tak akan bisa beragama dengan baik dan benar. 

Nabi itu hanya membuat garis besar. Nah penjelasan dan penafsirannya dibuat oleh para sahabat dan para ulama.

Nabi mengatakan "kullu bid'atin dolalah".. dst.

Dijelaskan oleh para sahabat bahwa bid'ah itu ada bid'ah hasanah ada bid'ah sayyiah. Sahabat Umar mengatakan...sholat tarawih 23 rakaat ini adalah bid'ah yang paling baik. Perkataan itu diamini, diikuti oleh semua para sahabat pada waktu itu, diikuti sahabat Utsman, diikuti Sahabat Ali, dan semua sahabat lainnya.

Tak ada sahabat yang menolak bid'ah hasanah.

Mereka adalah umat terbaik. Umat terbaik adalah pembuat bid'ah hasanah.

Sekarang di akhir zaman ada orang merasa lebih baik dari para sahabat. Itu adalah tak tau diri. Gak bisa ngaca. Gak bisa ngukur siapa dirinya.

Ini penting saya tulis karena saya cinta saudara saya sesama umat Islam. Saya cinta saudara saya se Indonesia bahkan se dunia. Cinta kebaikan, cinta kebenaran.

Minimal saya tak mau kesesatan merajalela. Minimal saya tak mau saudara saya banyak yang tertipu ajaran "sesat". Dst.

Islam adalah ilmu. Memahami Islam harus dengan ilmu. Tahu seluk beluk, tahu sejarah penyebaran Islam dari zaman ke zaman. Dst.

Tanpa ilmu kita bisa buta. Jumud, dst.

Tolabul ilmi faridhotun...menuntut ilmu itu wajib. Adanya ilmu itu wajib. Memahami ilmu itu harus dilakukan. Mencari ilmu artinya harus mendapatkan ilmu.

Jangan pula orang mengatakan cukup sami'na wa atho'na. Tanpa ilmu ibarat kebo, nurut saja kemana orang membawa walaupun hendak disembelih dll.

Ilmu fiqh itu wajib
Ilmu bahasa itu wajib
Ilmu sejarah itu wajib

Ilmu adalah wajib. Wajib diketahui agar kita tahu jalan keselamatan.

Semoga berguna. Kurang dan salahnya mohon dimaafkan.

Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bandung, 24 Juni 2023


Posting Komentar

0 Komentar