Pernah didekati Orang NII

Dulu ada yg intens deketin saya. Tapi saya perhatikan banyak kejanggalan. 


Mereka tahu ayat2 untuk mendogma. Buka ayat sekian surat A, B, C. Kita disuruh buka qur'an sendiri yg ada terjemahannya. Nah dia suruh kita baca sendiri. Dari sanalah mereka menanankan dogma-dogma. Pemaknaan ayat secara tekstual. Tentu seorang muslim mau tak mau harus patuhi firman Tuhan tanpa boleh menolaknya. Tentang jihad, tentang khilafah biasanya, dll. 

Pemaknaan ayat versi mereka sendiri tanpa dilanjutkan membaca tafsirnya, keterangan ulama (ahli agama). Dan juga tanpa membaca ayat2 sebelum dan atau sesudahnya. Tanpa mengcros cek dengan dalil lain. Dipilih ayat per ayat sesuai yg mereka pilih.

Tapi saya balik tantang saat itu. Kalau para ulama besar sudah ikut ajakan mereka maka saya akan ikut. Ma'af saya bilang saya hanya mau ikuti mayoritas ulama kyai pesantren. Saya hanya umat biasa.


Saya bukan ahli agama. Saya gak boleh sembarang ikut pemahaman orang. Saya bilang gitu.


Saya gak percaya dia karena untuk urusan fiqh saja dia masih terlalu dangkal. Wudlu misalnya, keluar rumah gak pakai sandal kan kotor lagi, terus dia sholat di atas kasur. Itu kan gak syah sujud di tempat yg terlalu empuk karena dahi harus sujud di tempat yang keras (gak ngambang). Alhamdulillah saya sdh pelajari dasar2 agama sehingga saya bisa ngukur ilmu agama orang apa diatas kita atau dibawah kita.

Dia ngajak ikuti imamah. Dgn alasan dikubur ditanya siapa imam kamu. Nah kalau gak ada imamnya berarti bingung jawabnya.

Padahal belakangan kita tahu, bahwa imam dalam Islam maksudnya bukan tentang imamah/khalifah/pemimpin agama.

Maka wajar kalau orang yang belum mesantren bakal mudah terbawa dogma seperti itu. Saya juga kaget kalau caranya ditodong seperti itu. Waktu itu saya belum siap dengan jawabannya. Kita yang pernah mesantren kan kiblatnya ke kyai pesantren.

Kita ikut kyai pesantren. Ada role model, tuntunan kita. Dan minimal tahu dasar2 agama jadi ketika ada yg menyimpang bisa langsung dicurigai.


Tak mempan dibujuk rayu NII KW.11. Dan akhirnya dia menyerah tak mau dekati saya lagi.

Ini kisah pribadi. Waktu masih masa kuliah dulu. Semoga menjadi ibroh buat kita semua. Hati-hati menerima pelajaran, dll. Ikuti jumhur ulama karena itu perintah Nabi.

Ahlusunnah waljamaah artinya jamaah pengikut Nabi yang jumlahnya mayoritas.

Yang kecil-kecil itu muncul karena mereka tak mau ikut jamaah. Merasa ekslusif merasa lebih benar sehingga memisahkan diri dan membuat kelompok sendiri.

Tapi alhamdulillaah. Setiap yang namanya pecahan dalam Islam terutama jumlahnya selalu minoritas. 

Kaum-kaum pecahan artinya keluar dari jamaah utama. Gak puas dengan jumhur umat jumhur ulama. Dan biasanya itu karena ilmunya belum memenuhi standar faham secara utuh. Tahu sebagian ayat seperti itu, langsung merasa jadi super hero. Paling nyunnah bahkan melebihi para ulama dan para sahabat...itu kan kesalahan fatal.

Kita jaga keluarga, saudara, tetangga kita dari aliran-aliran yang sok suci sok beda sendiri dst.

Kita ikuti jumhur ulama kyai pesantren karena dari sanalah sumbernya para ahli agama yang terjaga silsilahnya hingga ke Nabi. Bukan tiba-tiba jadi guru agama, bergurunya dari sumber yang salah. Gak terjaga sanadnya.

Ada 73 golongan semuanya masuk neraka kecuali satu yaitu ahlusunnah waljamaah.

Aswaja dilindungi dengan ilmunya para ulama kyai yang turun temurun menjadi kawah candradimuka, pendidikan Islam dari zaman ke zaman. Estafet tak terputus dari ulama ke ulama yang berbeda zaman, hingga ke para ulama madzhab, ulama terdahulu, hingga ke sahabat, hingga ke Nabi Muhammad SAW.

Firqoh muncul cirinya adalah menyelisihi keumuman umat, menyelisihi keumuman ulama.

Nabi membanggakan jumlah umatnya yang terbanyak dibanding para Nabi manapun. Jumlahnya buanyak, sangat banyak. Kalau jumlahnya sedikit alias minoritas, maka Nabi tak mungkin membanggakan jumlah umatnya itu seperti itu.


Nabi juga bersabda. Jika kalian ingin selamat, maka ikutilah jumhur umatku, karena jumhur umatku tak akan bersepakat dalam kesesatan. 


KIta jaga kejumhuran kita. Kita wariskan kepada generasi selanjutnya. Amiin


#Walisongo

#NahdlotulUlama

#KyaiMamaAjenganPesantren

#Santri

#Guru kampung


Bandung, 12 Juli 2023


.

Posting Komentar

0 Komentar