EDISI GARUT “the PROVINCE”
(PUNCAK DARAJAT) 11 Januari 2016
Inilah tempat wisata yang sudah sejak lama kami impikan. Sudah
berkali hendak kesana, selalu saja tak kesampaian. Kesorean lah, salah jalan
lah, akhirnya kembali pulang dengan tangan hampa.
Akhirnya rencana itu sudah “dipaheutkan”...eh salah, sudah di teguhkan. Sore ini rencananya
kami akan ke Puncak Darajat itu. Byur, lalu kamipun melaju bersama berdua
dengan berkendara motor melintasi dan melewati jalanan ibukota Jawa Barat.
Jalan yang kami pilih kali ini adalah via Gedebage, Sapan, Majalaya dan
Cijapati.
Jalannya memang sepi dan lancar, tetapi rutenya tentu lebih
jauh karena melingkar lingkar menuruti jalur-jalur sawah dan tegalan. Enaknya
adalah tangan gak pegal karena macet, tak enaknya adalah kadang jalannya buruk
rupa.
Namun semenjak meliwati jalur Majalaya ke arah Cijapati,
semua keluh itu nyaris berubah drastis menjadi rasa pesona. Jalannya menanjak
dan berkelok kelok, juga sepi sehingga sudah tak tahan lagi untuk membetot gas
sejadinya. Wus wus wus.....jalananpun dibanting ke kiri ke kanan. Mantap
sekali. Maaf kepada teman dan saudara lainnya, bukan kami merasa jago tetapi
itu adalah kenikmatan tersendiri, menikung dan membanting. Maaf sekali lagi
maaf. Kalau kalian pakai motor seperti ini dan suka dengan balapan atau sport,
niscaya kalian pun pasti gatal dan tak tahan.
Yeah....jalanan cijapati yang teduh disore ini begitu
memuaskan bagi adrenalin. Semua motor didepan aku lewati, nampaknya kali ini
gak ada lawan yang sepadan. Sehingga terasa rada hambar juga sih, tapi gak papa
yang penting tetap cornering.
Dan...indahnya pemandangan Cijapati disore ini, disaat
mendung dan dibeberapa tempat ada gerimis hujan. Dari puncak bukit di arah
depan sana yang tinggi menjulang seakan sebagai sesosok raksasa tepat diatas diri
kita. Itu adalah sesuatu yang amaging dengan panorama pelangi yang bberwarna
warni itu. Wuih...benar-benar indah banget, indah sekali. Namun sayang penulis
gak sempat mengabadikannya, terlalu asyik dalam motor dan entah bagaimana kok
kali ini begitu enggan untuk ambil kamera dan jepret...!, ah menyesal sekali.
Sesalnya adalah ketika pemandangan itu sudah hilang dari
pandangan mata, sesalnya adalah dikemudian kali. Ah sayang memang.
Rupanya perasaan demikian itu bukan hanya milik ku sendiri
saja, temanku kali ini juga merasakan hal sama. Menyesali tak mendapat moment
terbaik itu. Belum tentu itu akan ada lagi dilain kali. Ya, belum tentu.
Jalananpun terus kami lalui, disaat kami berhenti disebuah
mesjid di Kadungora, temanku itu mengatakan demikian penyesalannya. Ya, sayang
hari sudah gelap sekarang, saatnya untuk maghrib dulu. Dan hujan sudah mulai
turun lagi disini, maka kamipun bergegas lagi dengan motor dan hujan.
Perjalanan menuju malam menuju Garut yang indah.
Entah berapa lama perjalanan kami kali ini, sebab kalau
suasana hujan pandangan juga akan berbeda dan kurang leluasa. Seakan berada
dibalik aquarium, semua tak tampak dengan jelas. Hanya berusaha untuk fokus
pada jalur, jalan, dan sesama pengguna jalan lainnya. Hanya itu saja.
Entah jam berapa pula kamipun sampai di kota Garut, mungkin
jam tujuh, atau mungkin jam delapan. Entahlah benar-benar penulis gak
perhatikan itu. Lagipula jalan menuju Garut kadang masih membingungkan, salah
jalan adalah akibatnya. Dipersimpangan akhir itulah aku masih ragu jalannya,
merasa harus belok kanan, maka kamipun belok kekanan, padahal seharusnya itu
adalah lurus saja dan didepan tinggal masuk lagi ke kiri menuju ke arah rumah
teman kami, nanti disana ada pemakaman dikiri dan kanan jalan, lewat beberapa
meter disanalah rumahnya.
Ya, setelah kami melewati jalan yang salah dan cukup jauh
juga kami tempuh akhirnya kami memutar balik dan menuju ke jalan dan arah yang
benar. Para teman lainnya sudah lama menunggu disana, dan wuih...ada banyak
makanan terhampar didepan mata. Belum lapar sih, tapi karena harus makan ya
akhirnya makanlah juga dengan lahapnya. Alhamdulillah, dan nuhun.
Rencana malam ini adalah hendak ke pemandian air panas di
Cipanas. Nanti disana kami gabung dengan dua teman lainnya yang masih
diperjalanan. Tetapi santai saja dulu, biar suasana malam minggu ini berangsur
menuju malam dahulu karena disana masih terlalu ramai kendaraan.
Sekira jam sepuluh malampun akhirnya kami berangkat menuju
Cipanas, jalanan terlihat lengang gak terlalu berdesak-desak dijalanan. Cipanas
jadi jugjugan.
Namun sayang sobat, di semua pemandian yang ada tak satupun
yang nerima tamu baru, semua sudah penuh dan hanya ada satu tempat tetapi semua
teman tak meminatinya. Karena katanya itu terlalu ramai dan terlalu kotor.
Sehingga akhirnya kamipun kembali dengan tangan hampa.
Teman kami yang belakangan baru sampai di Garut ini,
akhirnya ketemu juga di Tarogong. Lalu kamipun melanjutkan perjalanan ke rumah
teman lainnya di sekitar jalan Pembangunan Garut. Disanalah kami hendak
bermalam.
Ya. Akhirnya sampailah dilokasi itu. Dan kamipun bisa
beristirahat dengan tenang dan semarak disana. Main kartu adalah rekreasi kami
selanjutnya. Yah, hampir setengah malam itu kami habiskan dalam permainan yang
mengocok perut. Awalnya diatas angin terus, namun akhirnya kena juga. Ya
begitulah permainan malam itu. Rame memang, seru memang, dan berkesan.
Tetapi tentu saja semua harus diakhiri pada akhirnya. Sebab
tubuh pun perlu untuk istirahatnya dan karena esok masih ada acara lainnya,
acara utama.
Kamipun tidurlah dengan semaksimal mungkin. Lelah itu, cape
itu, kantuk itu semua harus ada pengobatannya. Yah...akhirnya malampun kembali
menjadi senyap seperti sebelum-sebelumnya. Dua teman kami lainnya kelihatannya
masih belum siap untuk istirahat, ah mana aku peduli. Aku sih sudah rindu
bantal dan rindu kasur. Tidur dan tidurlah sayang...!., begitulah kepada mata
dan hatiku.
Tak terasa pagipun menjelang juga
apalagi hp ku sudah berbunyi dengan nyaringnya, dan itu membuat kesal kedua
temanku lainnya. Nampaknya mereka merasa terganggu dengan alarm dari hp ku yang
bunyinya memecah ruangan yang lagi sunyi senyap. Sudah berhenti namun tak lama,
jelang lima menit berbunyi lagi sama kencangnya, bahkan dirasa lebih kencang
lagi. Namun mereka belum menemukan dimana hp ku itu. Aku sih pura-pura lelap
saja, habis biarin saja mereka ketawa karena hp ku yang mengkagetkan mereka.
Aku tahu yang terjadi disana dan tersenyum saja penuh kepuasan...he he he...
Tak Cuma itu, selang satu jam
kemudian hp ku kembali berulah dan itu membuat ketawa berikutnya. Rupanya hpku
berbunyi lebih keras lagi dan benar-benar menjadi masalah buat mereka. Dalam
gelap dan kantuk, itu adalah gangguan kecil yang terasa besar sekali tentunya.
Tapi akupun tak sanggup beranjak, hanya kembali tersenyum simpul. Sampai
akhirnya kantuk telah hilang dariku dan akupun bangunlah.
Malam yang horor itu pun berlalu
dengan cepat sekarang. Kamipun bersiap untuk acara berikutnya, yaitu berendam
di Puncak Darajat.
Puncak Darajat.
Puncak Darajat atau Darajat Pass
itu adalah tujuan utama kami ke Garut kali ini. Lagian itu adalah keinginan
yang sudah cukup lama tersimpan dalam rencana kami. Sehingga jika kali ini itu
menjadi kenyataan maka itu adalah sebagaimana kita mendapatkan undian lotre.
Horeeee.....!!..
Jalanan yang ramai dan macet di
minggu pagi ini, sungguh cukup melelahkan juga terutama untuk lengan dan untuk
punggung. Tetapi itu adalah sudah biasa sebenarnya, akan tetapi bagusnya adalah
jika jalanan itu adalah lancar dan lengang, terus aspalnya mulus hitam dan juga
berkelok naik dan turun. Tentu pas buat cornering lagi.
Untunglah tak semua jalur jalan
adalah macet, selepas pertigaan menuju Darajat Pass, jalanan menjadi lebih sepi
dan kamipun bisa bermain dengan motor lagi. Wus wus...apalagi kali ini aku
mendapat tantangan dari ninja dua tax. Ya sudah itu adalah baik buat menghitung
kemampuan diri.
Lalu akupun meladeni tantangan itu. Wus wus, motorpun aku betot
sebisanya. Untuk sprint pendek aku kalah, tapi untuk marathon akhirnya aku bisa
mendahuluinya. Itu adalah satu kepuasan juga akhirnya. Maka akupun sudah
leading ada jauh didepan, sementara para temanku tak mau meladeni orang itu.
Kalau aku sih itu adalah untuk menyalurkan adrenalin saja. Sepakbola sudah tak
mampu, futsal sudah tak pernah, lalu corneringlah berikutnya.
Jangan protes ya...?
Sembilan duapuluhpun kami telah
tiba di parkiran Darajat Pass. Ternyata cukup jauh juga ya lokasi Darajat
ini...?.
Suasana di Darajat itu sudah
sangat ramai dan penuh pengunjung. Mobil terparkir puluhan, ratusan, motor juga.
Lautan manusia sudah memenuhi semua tempat arena permainan yang ada. Dikolam,
disaung-saung bahkan di mana-mana tak ada yang kosong lagi. Tetapi tentu
masihlah ada tempat walau bukan tempat strategis. Ya syukurin saja itu.
Main air setelah begitu jauh
jarak yang ditempuh adalah keharusan. Apalagi airnya juga gak dingin, bahkan
hangat dan panas. Itu adalah bagus buat otot-otot yang sudah lama membutuhkan
relaksasi. Enak sekali memang kolamnya, ada beberapa tingkatan kolam, ada yang
selutut, sepinggang sampai seleher pun ada.
Wahana lainnya adalah “ember bahe”, itu adalah tempat kita
merasakan diguyur oleh air dari tumpahan ember raksasa dari atas kepala. Kau
tunggu saja embernya penuh lalu kau tunggu sampai dia tumpah, dan yah air nya
itu membasuhmu dalam kolam dalam keramaian. Bah...itu bagaikan air bah....!,
airnya juga pas buat badan, hangat dan menyegarkan...!.
Selagi itu belum penuh kita pun
bisa bermain dari pancuran-pancuran yang ada atau malah bermain seluncuran dari
yang pendek sampai yang cukup tinggi dan berkelok-kelok itu. Ini adalah tempat
orang bermain air sesuka hati, dan sepuas hati. Yang tua serasa muda, yang muda
“boh kitu deui”, yang muda sudah
barang tentu.
Entah sejam, entah dua jam. Itu
belum lah cukup karena walaupun udara dari bukit itu adalah dingin tetapi hawa
dari air adalah menghangatkan tubuh ini. Jika sebentar saja kau lepas dari
kolam, bisa kau rasa betapa dinginnya tempat di Darajat ini, maka itu membuatmu
akan betah berlama-lama didalam kolam didalam air yang hangat.
Tetapi waktu gak bisa berbohong,
tetapi perut juga gak bisa dusta. Semua itu memaksa kami harus mengakhiri juga
permainan air ini.
Makan lalu mandi, atau mandi lalu
makan. Dan pulanglah kami semuanya.
Sayonara, sayonara, indah dan
berkesan disana.
Sampai jumpa dikesempatan lain
kawan...!
Daaaah....!
0 Komentar