DON’T JUDGE CISEWU ONLY BY THE COVER


Don’t judge a book by the cover, don’t judge by the cover...!!
Kira-kira begitu.

Emang kau pikir Cisewu itu kecil banget ya...?. emang kau pikir Cisewu itu Cuma begitu-begitu aja ya...?.


Ya, kira-kira begitu juga cara kita menilai suatu tempat, beberapa keindahan seringkali tersembunyi adanya.

Cisewu juga.

Don’t Judge Cisewu by The Cover.


Keindahan-keindahan panorama Cisewu mengingatkan kita kepada suasana yang mungkin pernah ada dalam pikiran, atau bahkan mungkin tak pernah terlintas sebelumnya. Tetapi pada dasarnya itu adalah sesuatu yang indah, damai, aman, tentram dan sentosa kalau disingkat...idamants

Kampung Cilutung misalnya, suasana perdesaan yang sangat tepat disandingkan kepadanya. Dari kaki bukit yang melingkupi Cisewu menuju pemandangan lepas ke arah barat laut membuat itu seperti sebuah lukisan yang belum pernah dibuat orang. Indah dan sejuk yang membuat kepuasan kita bisa menghirup udaranya dengan sepuas-puasnya. Kalau bisa tentu ini akan kita kantongi saja untuk dibawa pulang nanti sebagai cadangan yang bisa dimanfaatkan nanti.

Dihidangkan dengan satu cup air jahe yang hangat adalah satu kesempurnaan yang tiada tara.
Juara diatas juara,
ahlinya ahli.



Apalagi kemarin baru saja melakukan satu pekerjaan yang menguras energi,
maka suasana yang penuh dengan cuaca yang mendukung begini adalah satu hadiah untuk seorang juara ke satu.

Ya juara No. 1.


Hati yang gelisah, hati yang tentram akan berbaur dengan segera dan menciptakan satu kebahagiaan diatas kebahagiaan lainnya. Mantap diatas mantap, oke di atas oke,
ya..ini memang juara.
Juaranya juara.




Warna yang putih diatas dari hamparan kabut dan kehijauan dari dedaunan, padi dan pepohonan dengan suara-suara alam yang mempesona adalah satu lingkup suasana yang baik. Seperti sebuah monopoli diorama alam yang sungguh tak sanggup di saingi oleh maestro setingkat dunia. Ini adalah 5 dimensi, 3 dimensi lahir dan dua dimensi bathin. Semua terangkum dalam 1 wahana, ialah ceruk Cisewu....

Untunglah ada saksi mata yang tak bisa berbohong,
Untung saja berbagi satu perasaan itu semakin mengkuadratkan hasil kali. Sehingga nilainya semakin mendekati angka sempurna. Ditambah dengan nominal yang sama yaitu kebahagiaan.
Plus dan minus kalau dikalikan maka akan menjadi negatif.
Tetapi jika plus dikali plus maka mau tak mau itu akan menjadi exactly plus.



Jalanan yang tadi kita lalui sejak semula memang membuat penasaran, penasaran yang ternyata tidak berakhir dengan penyesalan nun apalagi kekecewaan tingkat dewa. Tidak, dari satu langkah kepada satu langkah berikutnya semua terakumulasi menjadi jumlah total yang memuaskan sahaja.
Nilai akhir yang fantastis,
melebihi nilai dari satu kemenangan tender yang sudah pasti untungnya berlipat.
Juara memang hanya satu yakni kemenangan.
Itulah salah satu hikmah atau gunanya blusukan...


Atau dalam kata lain yang lebih netral,
inilah hasil dari sibocah petualang...yang sukanya apruk-aprukan.
Hadiahnya adalah tentu penemuannya penemuan.


Jika saja kamu sama seperti aku, maka kamu akan mendapati dunia yang beraneka ragam keindahannya. Bukan semata keindahan mainstream...
lebih dari itu adalah satu keindahan yang sebenarnya.
Keindahan yang asli, yang bukan hasil dari rekayasa genetika kah atau bahkan rekayasa estetika kah..?
Ini sungguh mantul, mantap betul...!


Tentu saja, keindahan itu terdiri dari berbagai rasa dan dimensi. Itu bagaikan indahnya diamond yang jika dipandangi dari sudut berbeda akan menghasilkan satu keindahan lainnya yang tadi tak ditemukan dari sisi lainnya. Multi keindahan itulah yang membuat kita berdecak kagum..
ini sungguh indah diatas keindahan.


Bukan hanya kepuasan mata, ini juga adalah kepuasan indera perasa, yang mampu dirasakan hingga meresap ke lapisan kulit bagian dalam. Dan lalu terserap menjadi suplemen dan asupan nutrisi tambahan menjadi satu kesegaran sehingga itu meningkatkan mood dan kesucian keseluruhan anggota badan yang kemudian membentuk kristal-kristal yeng hexagonal mungkin yang paling murni dan bercampur dengan denyut dan aliran darah sehingga semua itu mampu menyebar keseluruh kujur daleman badan, menyelimutinya dengan satu tambahan energi positif. Ion-ion positif yang sanggup mengusir ion-ion negatif dari tubuh dan pikiran kita. Menjadi satu proses regenerasi sel-sel mati digantikan oleh sel-sel murni yang semuanya bermuara kepada aura positif dan juga peningkatan daya tahan tubuh yang sehat lahir dan bathin. Itu adalah kesehatan yang diberikan oleh alam, bukan kesehatan yang diperjuangkan oleh satu orang dokter dari ruang pengobatan.



Makanya kesehatan yang mahal itu, jangan ditunggu hingga kita harus masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Tetapi seyogyanya kesehatan itu kita jemput sendiri dari alam seperti ini. Alam yang sehat yang akan membuat semua kita menjadi tetap bugar dan segar. Aamiin.

Pemandangan dari terasering persawahan disini, kuyakini ini lebih murni dibanding terasering yang di Ubud Bali....terasering yang ini jauh lebih asli dan minim polusi.


Tentu saja akan menjadi satu perolehan yang bagus jika kita bisa menginap beberapa lama disini. Ketika nanti kembali pulang tenaga sudah sempurna kembali murni dan kuat. Tapi tentu satu kesempatan yang singkat ini, dua tiga hari ini disini sudah lebih dari lumayan untuk dibawanya kembali kepada kenangan yang terindah. Biarkan itu akan tertananm lama dalam memori yang tak terlupakan sepanjang zaman. Nanti akan menjadi cerita yang bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.


Waktu tentu tak bisa ditunggu-tunggu. Masa tentu tak bisa ditunda-tunda. Satu jam, dua jam adalah sudah cukup mengantarkan kita kepada temaram yang malam akan menjelang, siang akan datang. Pagi yang sejuk nan indah ini akan kembali menjadi sore nanti yang menjelang istirahat yang pulas dimalam nanti.


Selamat tinggal kawan, selamat sampai jumpa kembali kepada para ibu dan orang muda yang sedari tadi duduk duduk di teras dan bangku-bangku. Selamat menuju malam yang akan temaram. Sampai jumpa di lain hari.


Motorpun kulaju saja mengikuti alur jalan kecil dari setengah bahan beton kampung, berkelok naik dan turun mengikuti pinggiran kampung dan persawahan yang teduh. Kambing, kerbau maupun binatang-binatang kecil akan menjadi saksi perjalanan kali ini. say good by to you...!

Kembali meninjakkan kaki ke jalanan beraspal mulus adalah menjadi satu pemandangan indah lainnya di kota kecamatan Cisewu ini. Belok kanan menyusuri jalanan yang sangat sepi kendaraan, sepi orang. Adalah seperti engkau berada di Zaman pertengahan.


Maju saja terus dengan pelan, gak usah buru-buru, sebab dengan pelan maka udaranya semuanya bisa kita hirup dengan secara detail. Beberapa ratus meter didepan adalah tempat penginapan kita. Ini tak jauh dari kantor Koramil yang sempat viral dengan macan senyum. Sudah beberapa kali aku kesini, namun sayang aku tak sempat mengabadikan selfi dengannya. Itulah salah satu penyesalan terbesar di abad ini.




Malam akan lama sekali di Cisewu, tetapi senja dan sore yang tersisa adalah keindahan terakhir yang masih bisa kita nikmati di Cisewu ini. Kalau sudah terlalu malam, keindahan yang terbaik adalah hanyalah kasur, bantal guling dan selimut tebal. Nongkrong di minimarket yang langka disini adalah supaya perasaan antara perkotaan dan perkampungan itu berbaur disini. Membuat perasaan yang antara sepi, ramai dan setengah gelap dan setengah terang. Ramai yang tidak bising, terang yang diantara dominasi gelapnya hutan di sekeliling. Adalah satu kombinasi yang paripurna untuk merasa menjadi Juara.


Perasaan itu adalah perasaan yang aneh, yang tak pernah dirasakan di tempat kita biasanya. Itu adalah perasaan asing, yang membuat jiwa harus beradaptasi sedikit untuk menjadi merasa nyaman disini. Rasa dan jiwa yang baru itu telah menolong kita menjadi lebih kaya dengan aneka ragam pengalaman ruhaniah, pengalaman yang tak sadar telah memperkuat sensitivitas kejiwaan dan keragaan kita.


Selamat malam semuanya, selamat malam warga Cisewu, selamat malam kenangan tadi.
Malam yang semakin senyap saja bersama keheningan Cisewu dan gelapnya kamar yang tanpa aliran elektrikal...maklum nuju aliran..!
Penginapan kok aliran...?!




wassalam


Posting Komentar

0 Komentar