Membaca Logika
Membaca Alasan.
Alasan seseorang adalah titik tolak seseorang dalam membuat
satu kesimpulan. Jika orang makan dengan alasan lapar misalnya. Jika orang
minum dengan alasan haus misalnya. Jika orang merantau dengan alasan
memperbaiki strata ekonomi misalnya.
Jadi, kita akan berusaha memahami tentang alasan kenapa
orang menentukan pilihan-pilihannya itu. Orang beriman misalnya, kenapa dia
jadi beriman. Orang kufur misalnya, kenapa dia menjadi kufur. Nah jika kita
sudah dapat mengetahui alasan-alasan yang menjadi sebab buat mereka menentukaan
pilihannya maka akan lebih mudah bagi kita untuk membantu kalau perlu kiranya
untuk dibantu. Dengan cara demikian maka boleh jadi orang akan dengan
kesadarannya sendiri merubah pilihan-pilihannya yang di anggap tidak tepat.
Sebagai manusia yang belajar, hendaknya bisa menerapkan
strategi-strategi yang terukur. Dengan cara membaca logika dan menerapkan analisa
yang ilmiah maka sesuatu akan lebih mudah, efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan atau harapan-harapan.
Penguraian Latar
Belakang Masalah
Latar belakang yang menjadi sebab musabab, alasan dan acuan
bagi seseorang dalam menentukan keputusannya. Uraian yang terperinci mengenai alasan-alasan
apa yang menjadi latar belakang, itu adalah kunci utama yang menjadi dasar bagi
penguraian masalah dan pemecahannya. Jika latar belakang belum diketahui maka
masalah belum bisa diuraikan.
Dalam hal alasan apa yang membuat orang memilih si A atau si
B dalam pilpres tahun 2019 ini misalnya. Perlu untuk diketahui agar kita bisa
memahami sisi pandang mereka. Dengan cara memasuki pola pikir yang ada di benak
mereka maka kita bisa lebih mudah memasuki alam pemikiran mereka dan
selanjutnya lebih mudah untuk melakukan koreksi-koreksi secara sistematis,
terstruktur dan masif.
Itulah gunanya kita diajarkan metodologi penelitian. Yaitu mengurai
masalah untuk dapat ditemukan solusi penyelesaiannya atau setidaknya
mempermudah tata cara, tata kelola dan proses-proses yang lebih menguntungkan
(mudah, efektif, cepat dan efisien).
Penerapan
Alasan apa yang membuat orang menetapkan memilih si A :
1. Alasan Keagamaan dan Idiologi
Alasan keagamaan adalah selalu
menjadi salah satu alasan terpenting yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
menentukan pilihannya. Tentu saja itu adalah baik, benar dan gak bisa
disalahkan. Jadi alasan keagamaan ini tak bisa kita persalahkan.
Hanya saja adalah, apakah mereka
mendapatkan informasi yang benar, akurat dan pasti...?. itu masalahnya. Sebab sebagaimana
kita ketahui bahwa berbagai informasi dapat tersebar dengan bebas, mudah diakses,
luar biasa cepat, dan berlangsung secara terus-menerus sebagai sebuah arus
informasi yang tak terbendungkan lagi.
Arus informasi yang demikian itu
menjadikan masyarakat dapat menerima berita secara serempak, cepat, mudah dan
murah.
Namun sayangnya, keterbukaan
informasi yang demikian itu mengakibatkan tercampurnya berbagai kepentingan
para pembuat atau penyebar informasi tersebut. Yang tidak saja terdiri dari
kelompok kanan yang bertanggung jawab, melainkan juga dari kelompok kiri yang
sangat tidak bertanggung jawab.
Tersebarnya berbagai aliran atau
faham di ruang-ruang informasi masyarakat demikian itu mengakibatkan sulitnya
masyarakat untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang
tidak benar. Atau bahkan mana informasi yang menipu dan mana informasi yang mendidik. Semua terlihat
sama, semua sama-sama dapat di akses dengan mudah.
2. Faktor Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Informasi salah yang diterima
orang berilmu tentu akan berbeda reaksinya dibandingkan dengan jika diterima
oleh orang yang tidak berilmu, baik itu ilmu umum maupun itu ilmu agama. Sebab bagi
orang berilmu penambahan informasi adalah merupakan konfirmasi dari
informasi-informasi yang sudah dimilikinya. Sementara bagi orang tak berilmu
suatu informasi baru adalah benar-benar satu-satunya pegetahuan yang dia terima
dan atau dia pahami. Sehingga tak cukup baginya untuk dapat membandingkannya
dengan pengetahuan-pengetahuan, teori-teori, definisi-definisi atau pemahaman
yang ada dalam dirinya.
Akibatnya adalah berita salah menjadi
dianggap benar dan bahkan kemudian menuduh pihak lainnya yang salah dan keliru.
Contoh anak kecil, tentu akan
lebih mudah diarahkan dibanding anak ABG. Anak ABG akan lebih mudah
terinfiltrasi dibandingkan orang dewasa. Begitu pula dalam hal tingkat
pendidikan, maka orang yang hanya lulus SD misalnya, tentu gak akan mengerti
apa yang di pelajari di bangku SMA atau apa yang di tanya dalam ujian akhir
semester atau sidang skripsi di bangku perkuliahan, disertasi, tesis dll.
Nah keterbatasan pengetahuan dan
ilmu yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat kita itu, menjadi sebab
mengapa mereka begitu mudah terpapar oleh berita salah, berita bohong dan
bahkan fitnah dan ujaran kebencian misalnya.
Menjadi tugas besar bagi bangsa
ini untuk bisa mengangkat tingkat intelegensia dan juga tingkat atau kualitas
dari manusia Indonesia itu sendiri, terutama dalam hal pendidikan dan
keterdidikan.
3. Budaya Literasi
Bagaimanapun suatu bangsa yang
maju adalah sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat pendidikan
masyarakatnya. Indek Pembangunan Manusia nya yang meliputi kualitas kesehatan,
kualitas pendidikan dan juga tingkat kesejahteraannya. Menjadi tugas kita bersama,
bukan hanya tugas pemerintahan melainkan juga harusnya menjadi tanggung jawab
kita semua sebagai satu kesatuan anak bangsa.
Peningkatan minat membaca,
peningkatan minat sekolah, peningkatan pola hidup sehat dan juga meningkatkan
tarap ekonomi dari masyarakat kita secara keseluruhan adalah tugas yang
walaupun berat tetapi harus di kerjakan. Peran sekecil apapun juga, jika dirasa
berguna maka harus dilakukan. Perimbangan informasi yang bertanggung jawab
misalnya, meluruskan informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab misalnya.
Logika demikian itu harus
diterima oleh sebanyak mungkin masyarakat kita sehingga kita bisa segera
mencapai kemajuan bersama, pinter bersama, sehat bersama dan sejahtera bersama,
semuanya.
Karena tentu saja alasan apapun
yang menjadi ungkapan mereka pada intinya adalah semuanya demi perbaikan nasib
mereka atau bangsa ini. Niat yang tentu baik, harapan yang tentu positif itu menjadi
tidak dapat dicapai oleh karena terdapat gap pemahaman yang diterima oleh masing-masing
kita semua. Ada yang mendapat ilmu yang lurus dan ada juga yang mendapatkan
ilmu yang tidak lurus, tergantung darimana, dari siapa dan mengapa informasi
itu diperoleh.
4. Faktor Kepentingan Pribadi
Mengapa informasi itu diterima
juga merupakan satu faktor yang bisa merubah ketetapan hati seseorang. Informasi
dianggap benar hanya karena adanya kepentingan-kepentingan pribadi atau
golongan misalnya. Betapapun mereka sadar itu informasi yang tidak benar, menjadi
akan dianggap benar oleh karena ada hal lain yang ingin diperolehnya seperti
mendapatkan bayaran/uang, harta atau kedudukan-kedudukan yang dijanjikan,
popularitas dll.
Itu saja yang bisa kita tulis
kali ini. Semoga bermanfaat.
Bandung, 08 Februari 2019
0 Komentar