Pancasila dan Hubungan antar negara
Dialog lintas Negara dan lintas ideology diperlukan untuk memungkinkan terjadinya kerjasama dibidang kemanusiaan, ekonomi dll dan saling menghargai dalam hal perbedaan prinsip atau pandangan hidup karena perbedaan adalah sesuatu yang niscaya ada dan tak bisa dihindari hanya bisa untuk saling menghargai satu sama lain supaya terjadi harmoni dan kedamaian bersama.
Dengan dasar tersebut maka sepantasnya bagi kita untuk terus berusaha menghindari pertentangan baik secara narasi apalagi pertentangan secara kekuatan militer dst.
Itu dalam hubungan internasional. Sementara untuk hubungan di dalam negeri beda lagi karena Negara kita sudah sepakat dengan satu idiologi yang sama yaitu PANCASILA. Pancasila inilah yang mempersatukan bangsa kita dan mengokohkan Negara kita.
Dalam pergumulan politik di antara sesama anak bangsa ini kita sudah memiliki dasar pedoman dan aturan-aturan sehingga apabila terjadi perbedaan maka segera dikembalikan kepada semangat PANCASILA itu….
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sila ini sudah cukup sebagai pedoman kita dalam bermasyarakat, bernegara dan maupun dalam berpolitik, ekonomi dst.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara kita. Berbeda-beda tetapi satu jua. Politiknya mungkin beda, agamanya mungkin beda, suku daerahnya mungkin berbeda dst. Akan tetapi kita semua sama sebagai BANGSA INDONESIA yang memiliki kedudukan yang sederajat, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tidak boleh satu sama lain saling merendahkan apalagi saling menghancurkan atau saling menyakiti dst, karena tidak sesuai denan sila ke-3 Pancasila, tidak sesuai dengan sila ke-2, dan maupun sila ke-5.
Ketuhanan yang maha esa juga menjadi patokan kita bernegara dan berbangsa Indonesia. Maka bangsa Indonesia jelas akan menolak faham ideology yang bertentangan dengan Pancasila tersebut disebarkan dinegara kita Indonesia. Komunis misalnya, dll.
Kemanusiaan yang adil dan beradab artinya bahwa bangsa kita menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang beradab, berperangai baik dst. Menolak kebiadaban, menolak kesewenang-wenangan, menolak ketidak adilan dst.
Persatuan Indonesia adalah semangat kita sesuai dengan semangat sumpah pemuda, berbangsa satu, berbahasa satu, bernegara satu yaitu Indonesia. Persatuan Indonesia diatas segala-galanya. Segala perbedaan harus diselesaikan secara arif dan bijak demi tetap utuhnya NKRI, demi terciptanya bangsa yang bersatu. Susah senang dipikul bersama, saling tolong-menolong, saling tepo seliro dst. Simpatik dan empatik ada dalam sila ke-2 dan ke-3 ini.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Ini penting agar segala persoalan dan atau masalah yang dihadapi oleh bangsa ini dapat diselesaikan secara azas musyawarah mupakat. Tidak memaksakan kehendak akan tetapi semua kita hendaknya memiliki semangat saling melengkapi dan saling bijak. Kalau menurut pepatah sunda..”keusik naek batu turun” (Pasir Naik Batu Turun). Ada kemampuan untuk sama-sama mengalah demi kebaikan bersama untuk mencari titik temu dst.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini menjadi satu hal yang kita cita-citakan, kesejahteraan, keadilan sosial dst adalah harapan kita semua yang harus terus diupayakan untuk dapat kita capai bersama-sama. Tak boleh lagi ada keserakahan dst.
Bandung, 5 November 2021
Good data good decision
Bad data bad decision
No data no decision
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar