Jokowi blusukan melahirkan kebijakan yang pro rakyat. Rumah deret dst.
RK blusukan merubah sungai terkotor menjadi lebih bersih.
RK blusukan melahirkan inovasi dan perubahan nyata. Penataan Kalimalang, penataan puluhan alun-alun dan tempat wisata dll, hanya dalam 1 tahun masa kerja efektif minus masa pandemi (2020-2021).
Ada juga orang blusukan yang tak melahirkan inovasi atau perbaikan kebijakan yang pro rakyat.
Nyatanya Jabar adalah provinsi pertama yang keluarin SK Guru Honorer, provinsi pertama yang keluarin perda pesantren, provinsi pertama yang beri dana untuk Badan Permusyawaratan Desa (BUMdes), provinsi pertama yang beri bansos saat pandemi, provinsi pertama yang punya program one pesantren one product (jas hijau), provinsi pertama yang buat team reaksi cepat (JQR), provinsi pertama yang punya digital centre, provinsi pertama yang inovasi buat mobil serbaguna untuk desa-desa terpilih (maskara), provinsi pertama yang buat bus wisata di daerah-daerah (bandros dll), provinsi pertama yang inovasi bus untuk karyawan, provinsi pertama yang buat team untuk bantu tenaga kerja migran, provinsi pertama yang buka gerai jualan produk daerah di luar negeri, provinsi pertama yang bisa inisiasi eksport produk umkm dari pesantren dll, provinsi pertama yang inovasi pembiayaan daerah I ke daerah II (distribusi dana PEN provinsi ke kabupaten dan kota), termasuk provinsi pertama yang buat inovasi kenaikan UMP untuk pekerja diatas satu tahun, provinsi pertama yang buat kredit mesra di rumah-rumah ibadah semua agama yang diakui negara, provinsi pertama yang beri kredit rumah untuk guru miskin (bataru), provinsi pertama yang inovasi pengangkatan pejabat pemprov berdasar penilaian sistem teknologi informasi (aplikasi digital), provinsi pertama yang buat program petani milenial, provinsi pertama yang buat program teknologi 4.0 untuk pertanian, perikanan/peternakan, provinsi pertama yang buat monumen untuk menghargai pahlawan kesehatan dalam memberantas covid corona (jas merah), provinsi juara dalam atasi pandemi 2020-2021 (korban meninggal di Jabar 14.700an, di Jateng 30.200an, Jatim 29.000a), provinsi pertama yang menggunakan mobil listrik untuk mobil dinas gubernur, wakil gubernur dan team patwal pemprov, gubernur pertama yang inovasi di pengembangan BUMD hingga BUMD-BUMD di Jabar semakin maju (Bjb Juara, Jasa Sarana dll), provinsi pertama yang punya komunitas pendukung pembangunan daerah (Jabar Bergerak, JQR, dll), inovasi team saber hoax (team pemberantas berita bohong), inovasi pikobar untuk efektifitas pebanganan pandemi, inovasi pembiayaan pembangunan rumah sakit dengan melibatkan investor luar negeri dll, optimalisasi CSR untuk fasilitas umum dll (pembangunan taman dari dana CSR, pembuatan bus wisata juga dari dana CSR, dll), juara optimalisasi prinsip pentaheliks dalam membangun daerah, provinsi pertama yang juara umum beruntun Pekan Olahraga Nasional sejak 1996, dan ratusan penghargaan tingkat daerah, nasional dan internasional sejak menjabat gubernur di akhir tahun 2018, dll.
Blusukan Doang vs Tak Blusukan to'.
Itulah perlu kita catat, sebagian pencapaian pemprov Jabar yang kita ketahui sebagai bentuk keterbukaan informasi dan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menuju bangsa intelek, bangsa maju, bangsa yang melek informasi (berwawasan), dst.
Salam Satu Indonesia
Membangun bangsa, memperbaiki nasib bangsa dst.
Good data good decision
Bad data bad decision
No data no decision
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar